8. PERTEMUAN DAN AKHIR

363 97 133
                                    

Chapter 8: Pertemuan dan Akhir

Haiii haiii ini udah masuk Chapter 8. Gimana perasaan kalian?

Vote sama komennya jangan lupa yaa! Oh ya, Cerita ini pasti masih banyak kekurangannya, maka dari itu aku menerima kritik dan saran dari kalian. Kalian boleh langsung komentar atau DM aku. Thank you! Selamat membaca,semoga sukaaa..

Kalau mau dengerin lagu, link nya ada di bio🌷💗

๑๑๑๑๑๑

Hangat dan tentram

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hangat dan tentram. Itulah dua kata yang bisa mendeskripsikan situasi saat ini. Banyak sekali pembicaraan dari hal-hal kecil yang membuat perempuan itu mudah menyesuaikan diri di tempat baru ini. Salah besar jika dirinya berfikir bahwa situasi ini akan penuh dengan kecanggungan, nyatanya tidak sama sekali.

Zeyn Saputra. Dia adalah orang teraneh menurut Selena. Even though they had only met for a few hours, sepupunya ini berhasil membuat Selena kembali tersenyum.

Di tengah keasikan mereka, suara panggilan dari salah satu pembantu di rumah itu telah mengalihkan perhatian mereka.

"Maaf, tadi ada tamu yang ingin menemui Non Selena."

Kini Perempuan itu sudah berada di depan pintu. Ia berhati-hati saat membukakan pintu walaupun dalam hatinya sangat penasaran siapa yang menemuinya ke tempat ini. Lelaki yang berada di belakangnya pun ikut penasaran dengan tamu tersebut. Ia berwaspada takutnya ada orang jahat yang menyelusup rumah ini.

"Lo ada janjian sama orang?"

Ia menggeleng menjawab pertanyaan itu.

Perlahan pintu sudah terbuka dengan lebar, menampakkan sesosok laki-laki yang sangat ia rindukan. Seseorang yang selalu terbayang dalam pikirannya bahkan selalu singgah di hatinya. Kedatangan lelaki itu membuat dirinya merasa gagal, gagal dengan rencananya sendiri.

"Lo ke dalam aja, gue mau ngomong sama dia." Sebelumnya perempuan itu menyuruh kepada orang yang berada di belakangnya agar ia bisa berbincang berdua dengan lelaki yang ada di depannya tanpa ada orang yang mencampuri urusan mereka.

Keduanya sama-sama terdiam dengan jarak tiga meter. Pandangan mereka saling bertemu dengan sorot mata keduanya yang sedang bergelut satu sama lain. Jika di antara keduanya tidak ada yang memulai, mungkin sampai besok pun tak akan selesai.

Lelaki itu terus melangkah dengan hati yang ingin berteriak. Sampai pada akhirnya jatuh ke dalam pelukan perempuan itu di penuhi rasa marah yang ia kubur dalam-dalam.

"Kenapa harus begini?" Suara parau dari lelaki itu telah menyentuh hatinya sakit.

"Tahu dari mana aku di sini?"

"Nggak penting Selena."

"Ini jauh Kak. Ngapain kesini? Udah malam. Aku baik-baik aja di sini."

Seolah tak terjadi apa-apa, perempuan itu tetap santai meskipun mengetahui bagaimana keadaan lelaki yang ada di hadapannya.

SelvinDonde viven las historias. Descúbrelo ahora