4. KEJUTAN DARINYA

45 25 26
                                    

Chapter 4: Kejutan darinya

Emm tahu lah judul chapter nya apa, intinya happy reading!!

Bintang nya pencet dulu biar enak, hehee

Bintang nya pencet dulu biar enak, hehee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari lomba

Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu. Hari dimana Selena harus melakukan lomba yang sudah ia siapkan beberapa hari kebelakang.

Perempuan itu sudah siap, ia sudah menyiapkan beberapa keperluan untuk lombanya. Namun ia masih duduk di atas tempat tidurnya, sesekali menatap handphone yang sedari tadi tak ada sama sekali notifikasi.

Ia mengetahui dan memaklumi bahwa Alfad sedang sibuk dengan program kerja di kampusnya. Namun ada saja sedikit ingin di kabari olehnya. Terakhir Alfad memberikan pesan padanya adalah dua hari kebelakang setelah video call itu.

Pikirannya tak sengaja dibuyarkan oleh suara anak kecil yang memanggil namanya dengan keras. Siapa lagi kalau bukan Berry. Anak kecil itu tak masuk ke dalam kamar, ia berdiri di depan pintu dengan mendekatkan bibirnya ke lubang kecil pintu, agar Selena dapat mendengarkan suaranya.

"kak Selena, kata mama cepet ke bawah, yang lain udah mau sarapan," teriak Berry yang terdengar jelas oleh Selena.

Berry berteriak hanya sekali, tumben sekali anak itu melakukannya padahal biasanya kalau Selena tidak menjawab, pasti Berry terus-terusan bersuara. Namun kali ini berbeda.

Selena langsung beranjak, ia mengambil tas nya agar nanti ketika berangkat, ia tidak balik lagi kesini.

Saat pintu terbuka, disana ada Berry yang berdiri dengan kedua tangan yang berada di belakang. Tak lupa, wajahnya terlukis bahagia, sebab hari ini juga adalah hari yang spesial menurut anak itu.

"Kak, Berry punya sesuatu," ujar anak kecil itu dengan memperlihatkan senyum lebarnya.

Selena mengangkat kedua alisnya, menandakan ia bertanya.

Perlahan, kedua tangan Berry berpindah posisi menjadi kedepan. Sesuatu yang di berikan Berry itu belum nampak sama sekali. Sengaja, Berry menyembunyikannya di belakang telapak tangannya.

"Kakak terima ya? Berry udah susah payah bikinnya," ucap Berry. "Eh nggak deh, Berry buat ini dengan semangat!" lanjutnya tak luntur senyum di bibirnya.

Senyuman itu, tatapan itu, sangat bermakna bagi Selena. Selena rasa, walaupun ia selalu memarahi adiknya itu ataupun menjahili, Berry tetap saja selalu berbuat sesuatu yang tak terduga-duga bagi Selena.

"Apa?"

Berry mengambil tangan kanan Selena, kemudian ia berikan sesuatu tepat di atas telapak tangannya.

"Jangan di buka, ini rahasia. Kakak simpen aja dulu, nanti kalau udah balik lomba, kakak boleh buka ini."

"Kenapa nggak Sekarang aja?"

SelvinWhere stories live. Discover now