11. Diktair Chapter Sebelas : Tentang Agas

20K 2K 13
                                    

"Gue bukannya mau nyetir kehidupan lo, tapi itu tanggung jawab gue. Ngejagain lo itu udah jadi keharusan buat gue, karena lo sahabat gue, Ca."
-Radikta Prayoga-

****

Sebelum pulang ke rumahnya, seperti biasa Dikta mengantar Airsya pulang terlebih dahulu. Ini sudah seperti rutinas bagi Dikta, tetapi ini tidak menjadi masalah bagi Dikta, baginya Airsya itu prioritas utama setelah ibunya. Karena, Sahabat sepenting itu bagi Dikta.

"Janji ya, jangan nongkrong kalau gue gak ikut?" tanya Dikta, setelah sampai di depan rumah Airsya.

"Iya, gue langsung tidur." Dengan terpaksa Airsya tersenyum.

Dikta tertawa, "Kalau senyum jangan lebar-lebar."

"Kenapa?"

"Seharunya yang dilebarin itu badan, bukan senyum."

Dengan reflek Airsya langsung melihat bentuk tubuhnya, lalu Kembali melihat Dikta.

"Kayak yang gak kurus aja lo, Dik! Badan mirip tiang listrik aja, sosoan ngehina gue."

"Masih mending gue tiang listrik, tinggi. Coba lo?"

"Iya gue gue, pendek, kurus, puas lo?"

"Enaknya gue manggil lo apa ya?" Dikta berpura-pura berfikir, "Gimana kalau bocil?" lanjutnya sambil tertawa.

"Udah sana lo pulang," usir Airsya, sambil menunjukan wajah kesalnya terhadap Dikta.

Dikta tertawa, "Kayaknya yang baperan lo deh, bukan gue?"

"Pulang gak?!"

"Iya gue pulang, inget jangan nongkrong."

"Sekali lagi lo ngomong, gue lempar pakai sendal nenek gue."

"Iya ini gue pulang." Dikta terkekeh lalu menyalakan motornya dan pulang.

Airsya langsung masuk ke dalam rumahnya, tetapi belum juga lima menit Airsya sudah keluar rumah lagi. Airsya hanya mengganti pakaian sekolahnya saja, setelah itu ia langsung beranjak pergi, entah mau kemana. Airsya menggunakan celana jeans dan kaos putih yang dibaluti oleh jaket jeansnya dan rambut yang sengaja ia urai.

Airsya duduk di depan gang rumahnya, kebetulan disana ada kursi menganggur. Sedari tadi, Airsya terus saja bulak-balik mengecek ponselnya. Sepertinya Airsya tengah menunggu seseorang, benar saja seorang laki-laki yang membawa motor ninja berwarna biru menghampirinya.

Laki-laki itu langsung membuka helmnya, ternyata itu Agas.

"Lo beneran mau ikut gue?" tanya Agas memastikan.

Aisrya mengangguk, "Iya, Gas. Kalau gue gak mau ikut sama lo, gue gak mungkin ada disini nugguin lo."

"Yaudah ayo naik," ujar Agas sambil tersenyum.

Airsya melingkarka kedua tangannya di pinggang Agas, lalu dengan perlahan menjatuhkan kepalanya di Pundak Agas. Ini pertama kalinya Airsya naik motor bukan Bersama Dikta, karena Airsya kemana-mana hanya Bersama Dikta.

"Lo sama Dikta pacarana?" tanya Agas.

Airsya yang kaget mendapatkan pertanyaan dari Agas langsung menjawab, "Engga. Dikta sahabat gue, bukan pacar gue."

"Tapi, gue perhatiin lo deket banget sama Dikta."

Airsya tertawa pelan, "Namanya juga kita sahabatan udah lama, dari kecil. Jadi, mungkin kebanyakan orang nyangkanya gue sama Dikta pacarana. Padahal, engga sama sekali."

"Jadi, gue juga ketipu dong ya?" tanya Agas.

"Ya, bisa dibilang iya." Airsya tertawa lagi.

Agas mengangguk, "Jadi, lo belum punya pacar?"

DIKTAIR Where stories live. Discover now