12.🐈🐈🐈🐈

3K 491 90
                                    

"Baby, where are you?"

"I'm here, dad ..."

Seokjin menjawab dengan suara serak pelan, lalu melambaikan tangannya lemas. Namjoon yang melihat keadaan Seokjin di kolong meja kerjanya terkejut, dia bergegas menghampiri dan berjongkok di hadapan.

"Kenapa di situ? Dingin, lho. Ayo, sinii!" Kedua tangan Namjoon terulur untuk meraih Seokjin, kemudian mengeluarkannya hati-hati dan memastikan kepalanya tidak terantuk atap meja.

Seokjin terlalu lemas untuk merespon, jadi dia hanya memeluk leher Namjoon dan pasrah ketika diangkat dan dibawa duduk di kursi.

Sebelah pipi Seokjin diusap, dan Namjoon tertegun ketika telapak tangannya merasa hangat. Tidak, tidak, itu lebih dari hangat! "Kamu demam?!" pekiknya kaget.

Dia pindahkan telapak tangan ke arah kening Seokjin, lalu melebarkan mata bulat-bulat ketika merasa suhu tubuh Seokjin tinggi. Buru-buru dia gendong dan bawa ke arah kamar, menidurkan pelan-pelan dan menyelimutinya dengan selimut tebal.

"Dad, kenapa rasanya aneh di sini?" Seokjin memegang kepalanya sambil mengernyit bingung.

Namjoon mengusap kepalanya lembut, "Itu namanya pusing, kamu lagi sakit. Tunggu di sini bentar ya, biar aku ambilin obat dulu."

Oh, ini sakit, gumam Seokjin dalam hati. Dia mengingat baik-baik sensasi tidak enak ketikan 'sakit'.

Terpaksa Seokjin di tinggal sebentar untuk mencari obat penurun demam, untungnya Seokjin memang tidak pernah rewel, jadi dia menurut saja ketika disuruh tunggu. Lagipula kepalanya pusing, dan rasanya Seokjin seperti melihat semua benda tiba-tiba menjadi ganda.

Namjoon kembali dengan sebotol obat, air minum dan juga plester penurun demam. Dia meletakkan semua itu di nakas, kemudian mulai membantu Seokjin untuk duduk dulu. "Minum obat dulu, ya?"

Seokjin duduk tenang, lalu mengangguk sampai kedua telinga kucing yang loyo di atas kepalanya ikut bergerak. Namjoon memberinya satu kapsul penurun demam dan juga segelas air.

Seokjin langsung meminumnya dan hanya mencebik ketika mulutnya pahit. "Dad~ gak suka ..."

Namjoon tersenyum, "Emang gak ada yang suka obat, tapi tetep harus minum biar sembuh. Biar sakit kepalanya ilang. Sekarang bobo aja, ya?"

Bahu Seokjin di dorong lembut agar kembali berbaring, dan Namjoon sempatkan untuk memasang plester penurun demam di kening Seokjin sebelum ikut berbaring di sisinya. Seokjin langsung menghadap dada Namjoon dan bersandar nyaman di sana.

"Cepet sembuh, jangan sakit begini ..." gumam Namjoon sambil mengelus punggung Seokjin pelan-pelan.

Namjoon ingat jika para meow setelah suntik hormon memang rentan sakit. Apalagi Seokjin ini sering tidur di tempat sembarangan seperti tempat-tempat tersembunyi yang dingin seperti kolong meja atau sudut lemari.

Mudah sekali terserang masuk angin sampai demam seperti saat ini.

"Kayaknya semua tempat favorit Seokjin ngumpet harus disediain alas tidur yang anget ..." Namjoon berencana untuk membeli beberapa karpet dan juga selimut hangat.

" Namjoon berencana untuk membeli beberapa karpet dan juga selimut hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The MeowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang