7.🐈🐈🐈

6K 712 141
                                    

Melewati beberapa hari bersama Jimin membuat Jungkook mulai mengubah kebiasaan lamanya, jika dulu dia terbiasa tinggal sendiri di apartemennya maka sekarang dia sudah terbiasa melihat Jimin berada di sekitarnya.

Pertama membuka mata, Jungkook akan melihat tubuh gembul Jimin dengan bulu abu-abunya yang lembut, kemudian saat akan tidur dia melihat Jimin yang nemplok di atas tubuhnya dan terlelap damai. Itu kebiasan baru, dan Jungkook mulai membiasakan dirinya akan kehadiran Jimin.

Jungkook juga sudah tidak kebingungan lagi saat hendak memandikan atau memberi Jimin makan, dia banyak belajar dari profesor di laboratorium Jackson dan akhirnya bisa mengurus Jimin sendiri. Yeah, tidak mudah, apalagi Jimin ini sangat rewel dan mudah sekali menangis.

Jujur saja, kadang Jungkook ingin ikut menangis jika Jimin sudah dalam mode cengengnya yang luar biasa. Itu memusingkan di tambah dia harus bekerja, akan tetapi meskipun Jimin mudah menangis, kucing gembul itu juga mudah dibujuk dengan hal-hal sederhana. Benar-benar persis bayi, jadi bisa dibilang tidak terlalu merepotkan memiliki Jimin dalam hidupnya.

Omong-omong Jungkook sekarang sedang di kantor, duduk di balik meja kebesarannya sementara kedua manik bulatnya menatap tubuh kucing yang berubah menjadi manusia dalam beberapa detik. Oh, ini tidak terlalu mengejutkan karena Jungkook mulai terbiasa melihat Jimin melakukan shift jika sudah sore.

"Kookie?" Panggil jimin dari seberang. Dia duduk di sofa dengan kedua kaki menekuk di depan dada, mungkin dingin karena tubuhnya diterpa udara dingin dari AC.

Jungkook mengulum senyum sebelum berjalan ke arah sudut ruangan dan mengambil pakaian yang selalu disiapkan di sana, lalu menghampiri Jimin dan duduk di dekatnya. "Pake baju dulu, ya?"

Jimin tersenyum lebar, "peluk!" Pekiknya sambil melemparkan diri pada pelukan sang pemilik.

Salah satu yang disukai Jungkook jika Jimin sudah melakukan shift adalah dia bisa mendengar suara merdunya, dan juga pelukan yang selalu wajib dilakukan. Jangan tanya apakah jantung pria Jeon ini baik-baik saja atau tidak, karena dia sudah rela jika harus meledak sebab tidak sanggup menahan gemas.

"Ya ampun, gemesnya .."

Jimin malah terkikik lucu sekali, lalu mengurai pelukan dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Kode untuk segera pakai baju. Jungkook terkekeh sebentar dan mulai memakaikan Jimin kemeja berwarna merah pekat. Jimin menurut saja saat dipakaikan kemeja, dia hanya diam mengamati bagaimana jemari Jungkook memasang setiap kancing kemejanya. "Mau coba, Kookie!"

Gerakan Jungkook saat hendak memasang kancing terakhir jadi berhenti, "Hm? Coba apa?"

Jimin mendongak, "ini, coba ini!" Serunya sambil menunjuk kancing terakhir.

Jungkook mengerti, jadi dia biarkan Jimin memasang kancing terakhirnya sendiri. Awalnya sulit karena ini pertama kalinya Jimin ingin mengancingkan pakaiannya sendiri, wajahnya sampai berkerut serius sekali. Jungkook jadi tertawa sendiri.

"Udaaah, hehe~"

Jimin melonjak senang setelah susah payah mengancingkan kancing terakhir, cengiran lebarnya menular pada Jungkook juga. "Pinter banget, sini cium."

Chu~

Jimin mendusal senang setelah mendapatkan ciuman di bibir tembamnya. Jungkook sendiri malah hampir membenturkan kepalanya sebab tanpa sengaja membiarkan bibirnya asal sosor dan hampir jadi kebiasan barunya juga.

Mesum, sial.

"Celana engga pake ya Kookie .."

Kening Jungkook sontak berkerut, "loh, masa gak pake celana? Sekarang kan Jimin ikut Kookie ke studio Taehyung, pake ya?"

The MeowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang