2

2.3K 319 20
                                    

Karina berjalan memasuki kantor barunya. Karina menarik napasnya berulang-ulang karena ia sedikit gugup menghadapi hari pertamanya sebagai karyawan kantoran.

Karina melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawanya ke lantai 15, dimana divisi keuangan berada.

Karina menunggu lift bersama seorang laki-laki yang keliatannya juga bekerja disana.

Setelah lift terbuka keduanya masuk.

Karina menekan angka 15. Semua gerak-gerik Karina tidak terlepas dari perhatian laki-laki tersebut.

Sesampainya di lantai 15, Karina keluar diikuti laki-laki tersebut di belakangnya.

Semua karyawan yang ada disana berdiri dari menyambut kedatangan laki-laki di belakang Karina.

"Selamat pagi Pak Arzen."

Karina menoleh lalu menatap sekitar, ia sedang membaca situasi.

Karina membulatkan matanya, buru-buru ia ikut menunduk menyapa Arzeno, yang dugannya adalah Bosnya.

Jeno menahan senyumnya menyadari ekspresi terkejut dari gadis yang baru ia temui.

"Pagi. Pak Dirga udah datang?" tanya Jeno pada salah satu karyawannya.

"Sudah Pak, beliau ada di ruangannya."

"Oke." ucap Jeno lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan Dirga.

📍Di ruangan Dirga.

"Pagi ma brooo," sapa Jeno.

Dirga yang sedang melihat ke arah tab nya pun menoleh.

"Biasain formal, Jen."

"Males ah bang kalo sama lo." ucap Jeno tertawa.

"Gue pukul ya lo lama-lama." ucap Dirga.

"Mana berani, mau turun jabatan lo?"

"Cih, beraninya main kekuasaan."

Jeno tertawa.

"Btw gue udah ketemu dia."

"Hah? Dia siapa?"

"Karyawan baru lo."

"Ooh Karina."

"Namanya Karina?"

Dirga mengangguk.

"Kok lo tau dia yang mana?"

"Dia gak nyapa gue di lift, ya gue asumsiin dia gak tau siapa gue karena dia karyawan baru."

Dirga mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lucunya pas gue ikut keluar di belakang dia, semua karyawan disini kan berdiri nyapa gue dia tiba-tiba berbalik gitu terus mukanya kaget dan mungkin dia pinter baca situasi abis itu dia langsung ikut nunduk nyapa gue." ucap Jeno diakhiri tawa di belakangnya.

"Gimana menurut lo?"

Jeno mengangguk, "Kualitas dari seorang model gak mungkin bisa diraguin lagi."

"Pas dia jalan juga semua mata liatnya ke dia, berasa dia yang punya aura disini." lanjutnya.

Dirga tertawa, "Ngerasa terancam?"

"Ya enggalah, siapa yang bisa ngalahin gue."

Dirga mendecih, "Terserah bos aja deh."

Jeno tertawa, "Panggil dong."

"Hah?"

"Panggil Karina suruh kesini."

"Ngapain?"

Querencia | Jeno KarinaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin