13

2.3K 326 26
                                    

Setelah kejadian beberapa hari lalu, Jeno dan Karina kembali bersama. Kembali bersama dalam artian tidak menghindar satu sama lain lagi.

Seperti saat ini, Karina sudah berada di apartemen Jeno. Seperti dahulu, Karina akan membuatkan sarapan untuk Jeno di setiap paginya.

Karina masuk ke dalam apartemen Jeno, karena Jeno sudah memberitahukan password apartemennya.

"Jen?"

Tidak ada sahutan.

"Masa belum bangun sih?" gumam Karina sambil berjalan ke arah kamar Jeno.

Karina mengetuk pintu kamar Jeno. Tetapi, tidak ada sahutan.

"Jen aku masuk ya?" ucapnya lalu membuka pintu kamar Jeno.

Karina menghela napas, ternyata Jeno masih tertidur.

Karina menghampiri Jeno yang masih terbaring di tempat tidurnya lengkap dengan selimut yang masih menutupi tubuhnya.

"Jen, ayo bangun." ucap Karina sambil menepuk-nepuk pipi Jeno.

"Eung~" Jeno hanya menggeliat pelan.

"Ayo bangun, gak ke kantor emangnya?"

Jeno membuka matanya perlahan lalu kembali menutup matanya sambil tersenyum.

"Ish malah senyum-senyum, ayo bangun."

Jeno masih tersenyum sambil menutup matanya.

"Jen ayo ah bangun." ucap Karina lalu mengusap-usap kepala Jeno.

"Aku makin ngantuk Rin kalo kamu usap-usap gitu." ucap Jeno.

"Ih bangun dong, ini udah setengah 7 loh." ucap Karina.

"5 menit lagi ya." ucap Jeno yang kini malah beralih memeluk Karina dengan posisi wajahnya menghadap perut Karina.

Karina menghela napas, "Aku belum nyiapin sarapan kamu loh."

Jeno tak menjawab.

Karina mengusap-ngusap rambut Jeno yang benar-benar hitam dan tebal.

Lima menit berlalu.

"Ayo udah 5 menit nih." ucap Karina.

Jeno menggeliat pelan.

"Ngantuk banget,Rin."

"Kamu tidur jam berapa semalem?"

"Gak tau, abis main game sama Naren semalem."

Karina mendengus.

"Pantesan, ayo mandi cepet." ucap Karina lalu menarik lengan Jeno agar bangun dari posisinya.

Jeno pun bangun dari posisinya dan duduk menghadap Karina lalu merentangkan tangannya.

"Apa nih maksudnya?"

"Peluk."

Karina mendengus, "Gak ada. Ayo nanti telat."

"Yaudah peluk dulu makanya."

"Manja banget, anak siapa sih." ucap Karina lalu memeluk Jeno.

Jeno tersenyum lalu mengusel-uselkan wajahnya di ceruk leher Karina.

"Anaknya Pak Damara." ucap Jeno.

Karina tertawa.

"Ayo ini kapan mandinya kamu."

"Kamu wangi banget sih, Rin."

"Ya kan udah mandi."

"Suka banget wangi kamu."

Querencia | Jeno KarinaWhere stories live. Discover now