18

2.6K 289 27
                                    

Malam harinya mereka pulang ke resort dengan pakaian yang setengah basah akibat bermain air.

"Rin, lo mandi duluan aja." ucap Giselle sesampainya mereka di kamar resort.

Karina mengangguk lalu segera masuk ke dalam kamar mandi.

Giselle memastikan Karina benar-benar masuk kamar mandi, kemudian ia berjalan ke arah pintu kamar dan menemukan Jeno disana.

"Abis gue simpen paper bag nya, gue pergi apa engga?" tanya Giselle.

"Iya pergi. Lo mandi di kamar Kaning Winter aja ya. Biar Karina gak tanya macem-macem." ucap Jeno.

"Oke siap." ucap Giselle.

"Jangan lupa access cardnya dibawa."

"Siap-siap Pak Bos."

Jeno mengangguk, "Thanks ya."

Giselle tertawa, "Santai kali. Semangat ya Pak Arzen."

Jeno tertawa, "Jeno aja sih manggilnya."

"Hahaha oke deh." ucap Giselle.

Akhirnya Jeno pergi dan Giselle kembali menutup pintu, kemudian ia menaruh paper bag pemberian Jeno di kasur.

Giselle mengambil pakaian dan alat mandinya lalu keluar dari kamar, tak lupa ia juga membawa serta access cardnya sehingga Karina terkunci di dalam.

Selang beberapa menit kemudian, Karina keluar dari kamar mandi.

"Giselle lo mau mandi gak?"

Tidak ada sahutan.

Karina mengerutkan dahinya saat tidak menemukan Giselle di dalam kamar mereka.

Ia berjalan menuju kasur dan menemukan dua paper bag besar berisikan masing-masing kotak di dalamnya.

Karina semakin mengerutkan dahinya lalu berjalan menuju pintu kamarnya dan terkunci.

"Hah? Apa sih?" gumamnya lalu kembali berjalan menghampiri paper bag tersebut.

Karina mengambil sebuah kartu di dalamnya.

I know this dress and heels can't beat your beauty. But, please wear this to make it more beautiful if worn by you. See you sweetheart.

Your sweetheart

Karina tersenyum.

"Jeno ngapain sih," gumamnya.

Akhirnya Karina memakai gaun yang diberikan oleh Jeno, tak lupa ia juga menggunakan high heels-nya.

Karina juga memoles wajahnya dengan make up tipis, juga menata rambutnya dan membiarkannya tergerai begitu saja.

Tok tok tok.

klik.

Pintunya terbuka sedikit.

Karina menoleh saat mendengar ketukan di pintu kamarnya lalu segera berjalan dengan hati-hati.

Karina memasang senyum manisnya lalu membuka pintu kamarnya.

"Selamat malam."

Senyumannya luntur saat tidak menemukan Jeno disana.

Karina mengerutkan dahinya lalu tersenyum tipis.

"Iya, selamat malam."

"Saya supir yang ditugaskan mengantar Bu Karina."

"K-kemana? Jenonya mana?"

"Pak Arzen sudah menunggu disana, Bu. Mari."

Karina menganggukan kepalanya

Querencia | Jeno KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang