"udah deh nyerah. kayanya tanganku musuhan sama bola basket."
felix rebahan di lapangan dengan nafas ngos ngosan. ia lempar bolanya ke sembarang arah. sudah satu jam berlalu dan ia belum sekalipun berhasil menembakkan bola.
"semangat.. felix.." kata jeongin kasihan dengan lelaki mungil tersebut.
"udah!! aku udah berusaha keras nih! kamu nggak liat apa keringetku ampe basah kuyup begini?!" felix duduk dengan cepat menunjukkan kerah kaos dan punggungnya yang terlihat basah.
"aku nggak akan bisa bikin daddy chan dan kak minho bangga.."
felix menunduk dan memeluk lututnya. jeongin menatap felix yang terdiam, ia tahu felix sangat kecewa dengan dirinya sendiri sampai terdengar suara sesenggukan tangis dari sana.
"kak fel.." jeongin menepuk punggung felix sambil tersenyum lembut, "ayo naik."
jeongin menyiapkan punggung di depan felix. menyuruh cowok itu naik di kedua pundaknya.
"cepat naik sambil bawa bola basket. aku akan bantu felix nembakkan bola bahkan sampe larut malem sekalipun!"
felix terdiam tak menyangka kalimat itu akan keluar dari yang lebih muda. ia tertawa sambil mengusap sisa air mata. ucapan jeongin terdengar bodoh memang tapi sangat tulus dan jujur.
jeongin mengangkat tubuh felix dengan mudah di kedua pundaknya. jeongin berdiri tak jauh dari arah ring basket. felix menatap fokus ke arah sasarannya sambil menelan ludah dengan gugup.
"felix. satu tembakan dan kita makan es krim bareng." kata jeongin dengan tenang.
felix mengambil napas dalam dalam. sejujurnya ia tak peduli lagi dengan semua itu. persetan dengan es krim. felix hanya ingin merasakan perasaan bahagia itu saat berhasil menembakkan bola untuk pertama kalinya. sehingga, mulailah felix melempar bola basket di tangannya.
Duk!
felix tak berkedip tanpa bisa percaya. jeongin melongo.
"jeongiiiin! aku berhasil!!" seru felix tertawa riang memeluk yang lebih muda. jeongin tersenyum ikut bahagia meski ia sendiri tak tahu kenapa. itu hanya tembakan biasa bukan sesuatu yang hebat.
tapi felix berhasil melakukannya.
keduanya melakukan selebrasi untuk beberapa saat sebelum felix berhenti tertawa dan memeluk jeongin dengan lembut.
felix sandarkan kepala di pundak bidang yang menjadi tonggaknya saat ia berhasil melakukan tembakan bola. ia diam sebentar membiarkan rambutnya terbang terkena angin.
"jeongin.. terima kasih karena hari itu kau berani untuk menyapa. aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang sebaik kamu." ucap felix lirih.
jeongin menggigit bibirnya merasakan orang yang dia sukai memeluk sebegini erat. ia menelan ludah kemudian melepas pelukan tersebut. jeongin menatap felix tajam menggenggam kedua bahunya dengan sangat erat.
◆◇◆◇◆
"felix! maaf, aku... suka sama kamu." kata jeongin dengan tegas.
felix tersenyum, "aku juga suka jeongin. kenapa harus minta maaf?"
"karena.. karena suka yang aku maksud beda dari suka yang dimaksud felix. a-apa felix mengerti?" tanya jeongin meremas bahu felix semakin erat untuk memberinya keberanian.
"hari itu.. aku ngejar felix.. nyapa felix.. bukan untuk bisa berteman dengan kamu. alasan aku masih disini bersama felix adalah karena pengen felix jadi kekasihku!"
"aku suka felix. sangat sangat suka felix. apa felix mau jadi pacarku?"
felix menutup mulut dengan kedua tangannya tidak percaya. mukanya semerah kepiting rebus. felix malu luar biasa dan alangkah pengennya felix untuk menghilang dari dunia sekarang juga.
"... felix, setelah semua ini. apa jawabanmu?" tanya jeongin.
felix terdiam menunduk, "maaf."
jeongin melepas genggaman di kedua bahu felix. ia mundur perlahan tanpa berkata apapun. hatinya sakit sampai ia tak mampu mengucapkan kata apapun.
"a-apa felix sudah suka sama orang lain?"
felix lagi lagi menunduk tidak berani menatap wajah jeongin. ia tak sanggup melihat wajah lelaki yang lebih muda itu yang matanya berlinang seolah akan menangis sekarang juga.
"tidak. aku tidak punya orang yang aku suka."
jeongin menatap felix dengan kesal, "lalu kenapa—"
"apa jeongin masih mau berjuang sedikit lagi? aku masih ragu dengan semua ini. kalau jeongin memang suka aku sebegitu besarnya apa jeongin bisa bersabar dan nunggu aku sedikit lagi?" felix memotong ucapan jeongin dengan cepat.
jeongin bergumam, "turnamen basket antarsekolah."
"a-apa?"
"turnamen basket. kalau tim basketku menang di turnamen nanti, apa felix bisa nerima aku jadi pacarnya felix?"
felix tersenyum kecil, "baiklah. kalau itu bisa bikin jeongin semangat."
keduanya tersenyum menatap satu sama lain.
© RAMEN, 150721
yahh ditolak guis :(
ESTÁS LEYENDO
❪ 恋 ❫ RAMEN • jeonglix ✔
Fanfiction🎠 ꒰ jeongin x felix ꒱ ━━━ ❝ kak felix lucu banget deh ❞ ❝ lu udah bilang tiga kali hari ini ❞ ••• [ desc.] jeongin naksir cowok cantik sekolah seberang waktu ketemu di bus sekolah. dapetin si kakak kelas manis itu gak semudah yang jeongin kira. ➜ b...
