- ', [part. 019] ꒱ ↷🖇

791 150 75
                                        


SMA Back Door bermain dengan bagus di paruh pertama. di babak kedua, perlahan mereka mulai kehabisan tenaga dan kewalahan menghadapi serangan musuh.

bisa jadi karena ini pengalama pertama mereka mengikuti babak turnamen final. bisa jadi juga karena segitiga bermuda yang menggila di paruh kedua itu. ya, changbin, san, dan wooyoung.

mereka bertiga seperti monster saja. seolah tidak ada rasa lelah di kamus mereka. ketiga orang itu terus bekerja sama merebut bola, berkali kali mencetak poin di ring Back Door.

tim Back Door sampai berganti strategi secara mendadak. mereka tak lagi mengejar poin di ring lawan namun lebih melindungi kandang sendiri agar si segitiga bermuda kesulitan memasukkan bola.

"TIGA POIN!!!!!" seru sang wasit terhadap SMA Gods Menu.

jeongin menyeka dahi yang basah bagai bermandi keringat. ia gagal menghentikan tembakan tiga poin dari changbin. sial sekali, harusnya ia lebih cepat sedetik saat berlari menuju ring bola.

felix menggigit bibirnya. ia tidak kuat lagi, "YANG JEONGIN!"

ruangan yang ramai itu sedikit menghening karena teriakan felix. sebenarnya sudah biasa orang meneriakkan nama pemain tapi akan sangat aneh jika ada supporter yang memanggil nama pemain dari tim lawan.

"JANGAN MENYERAH!!" seru felix sekali lagi.

soobin menyemburkan air dari mulutnya kaget. ia segera lepas jaket yang ia pakai kemudian menundukkan felix dibawah jaketnya. menyembunyikan si manis.

"h-hei! kamu ini sedang apa?" seru soobin yang masih menyembunyikan felix dibalik jaket dan tubuh raksasanya.

permainan kembali berlangsung saat peluit dibunyikan dan bola dimainkan oleh tim Gods Menu. sorak sorai kembali mengudara langsung lupa dengan teriakan felix barusan.

"kamu nggak malu dijulid anak satu sekolah? apalagi kak changbin. kamu tahu kan kak changbin kalau marah kayak gimana?!" seru soobin khawatir.

ia menyentil dahi felix memberinya sedikit hukuman. pemilik dahi meringis kesakitan memegangi dahinya yang memerah.

"kalau mau mendukung jeongin tidak perlu sampai berteriak seperti itu felix. kamu kenapa?" kata soobin menggeleng gelengkan kepala sama kelakuan bodoh felix.

felix menutup wajah dengan jaket yang berada di kepalanya. felix frustasi sekali. ia sebenarnya sangat ingin bangga dengan sekolahnya sendiri dengan menang turnamen basket.

tapi hatinya juga tidak mau jeongin kalah. ia teringat janji sore itu waktu menolak pernyataan cinta dari jeongin. astaga kalau begini terus...

"hiks.. aku yang salah soobin.. hue!!"

"haduh. kok malah nangis sih?" soobin dengan pasrah memeluk sahabat kecilnya itu. membiarkan felix menangis di dadanya.


◆◇◆◇◆


peluit panjang dibunyikan. permainan berakhir.

42 – 40

SMA Gods Menu pemenangnya. jeongin berdecih kesal, selisih satu tembakan saja. ia abai terhadap seringai puas dari changbin. membiarkan teriakan selebrasi dari SMA Gods Menu memenuhi ruangan

ia juga tidak peduli dengan lagu penyemangat yang dinyanyikan oleh supporter dari tribun untuk tim Back Door. tidak peduli sekeras apa, jeongin tetap ingin menangis saja rasanya.

"sudah tidak apa apa. kita sudah sangat bagus bisa masuk babak final. tahun depan ayo kita balas dengan epik!" ucap pak minhyuk pelatih.

jeongin dan teman temannya kembali ke ruang ganti. mereka membilas badan sebentar sambil berganti baju. hyunjin memandangi jeongin yang terlihat sangat murung.

"hei, pak minhyuk mau traktiran es krim. lu mau rasa apa? ntar gue bilangin ke yang lain" kata hyunjin berusaha menghibur.

"ngga usah. gue langsung pulang." kata jeongin pelan. hyunjin hanya bisa mengangguk mengamati kepergian jeongin begitu saja.

di perjalanan menuju tempat parkir, ia melihat felix berdiri di gerbang masuk. jeongin menunduk tak tahu harus bicara apa.

"em.. jeongin.."

jeongin berhenti berjalan tepat di depan felix. ia rebahkan kepala yang terasa berat di pundak felix. air mata sudah menggenang di sudut matanya. ahh, kenapa gue selemah ini ya?

"maaf felix. aku gagal menangin turnamen basketnya. a-aku bakal berjuang lebih keras lagi biar bisa pacaran sama felix..." kata jeongin sambil menelan ludah dengan kasar.

felix mengangkat kepala jeongin dari pundaknya, "sudah itu tidak penting."

felix majukan bibir untuk mencium jeongin. ia pejamkan mata menikmati sensasi saat kedua bibir mereka bersatu dengan serasi.

"tidak usah sedih karena kalah. kamu sudah menangin hati aku." kata felix tersenyum lembut.

© RAMEN, 250721

ehehehe besok udah chap terakhir aja :)

❪ 恋 ❫ RAMEN • jeonglix ✔Where stories live. Discover now