- ', [part. 015] ꒱ ↷🖇

684 143 39
                                    


jeongin berlarian menuju alamat yang dikirimkan hyunjin. syukurlah ia masih bisa mengejarnya karena rumah itu tak terlalu jauh dari komplek apartemen felix.

"kak jisung.. hah.. hah.. selamat.. ulang tahun."

jisung menoleh ke arah pintu masuk, dimana berdiri jeongin yang letih berlarian dengan keringat mengucur di dahinya. senyumnya sedikit luntur melihat jeongin.

"kamu habis dari mana?" tanya jisung berjalan mendekat ke arah jeongin.

"maaf.. gue kelupa—" kata jeongin menunduk minta maaf.

jisung menyambar jawaban jeongin, "bukan itu yang aku tanyakan. aku tanya kamu habis darimana?"

jeongin terdiam sebentar. kalau ia jawab baru saja menghabiskan seharian dengan felix apa jisung akan marah? terakhir kali mereka bertemu jisung terlihat tak begitu baik dengan cowok yang ia sukai itu.

"habis dari rumah felix?"

jisung mendelik menatap jeongin. dalam hati jisung terus berdoa ini tidak seperti yang dia pikirkan. 

tetapi dengan fakta rumahnya dan felix lumayan dekat dan jeongin yang datang dengan berlarian membuat jisung pesimis.

jeongin mengerutkan alis, "k-kak jisung tau darimana?"

jisung menunduk lalu menghela napas pasrah.

"ternyata benar.. aku tidak punya kesempatan ya, jeongin?" ujar jisung tersenyum getir.

◆◇◆◇◆

ini enam bulan yang lalu.

aku bukan anak OSIS tapi diseret sunwoo untuk membantu OSIS yang kekurangan personel untuk menjadi panitia masa orientasi siswa baru.

sepanjang hari kerjaanku hanya mengeluh. aku capek bertemu anak2 baru kelas sepuluh yang sama sekali nggak kukenali. mending di kelas, jamkos sambil nonton anime.

sunwoo bilang aku disuruh jadi panitia. panitia apanya! aku hanya disuruh menjaga anak2 baru yang dihukum. dasar, apa OSIS memang suka membuat peraturan seribet ini? peraturan sekolah saja tidak ada yang seperti itu.

memang benar. masa orientasi hanya jadi ajang OSIS buat balas dendam sama adek kelas...

"hei kenapa? ada barang yang hilang?" aku tanya sama si anak kelas sepuluh yang keliatan ribet sendiri itu.

ck. makanya aku benci adik kelas. padahal aku lebih tua tapi kenapa mereka bisa setinggi ini?!

"maaf kak. kelihatannya pulpen ku jatuh waktu lari tadi..."

ck. tinggi doang dapet. ternyata goblok gak ketulungan.

"apa hukumanmu?" aku tanya males2 an.

"nulis permintaan maaf tiga lembar hvs kak.."

"ck. sini aku pinjami pulpen." aku kasih pulpen ke anak itu.

sebenernya ini nggak boleh, harusnya aku marahin dia. nyuruh lari muter sekolah ke koperasi siswa. beli pulpen sendiri. tapi gak tau deh, kayanya aku kasian sama anak polos ini.

"makasih kak! makasih banyak!" dia nunduk hormat beberapa kali.

sejam kemudian dia balik buat ngumpulin tiga lembar permintaan maaf ke aku. yang tidak aku sangka adalah, dia balik dengan dua buah pulpen persis sama seperti punya aku yang tadi.

"maaf kak, tintanya habis setengah. aku lari ke kopsis beliin yang baru buat kakak."

sialan banget. aku kaya dihantam sama adik kelas ini. padahal dia gak disuruh sama sekali buat gantiin tinta tapi ternyata dia punya hati setulus itu. 

❪ 恋 ❫ RAMEN • jeonglix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang