- ', [part. 017] ꒱ ↷🖇

766 154 51
                                        

character #6:  seo changbin

[ 18 tahun • SMA Gods Menu • 12 IPS • basketball ace • teman wooyoung dan san • BUCIN FELIX • kinda rude • merasa jeongin adalah dinding titan penghalang dapetin felix ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[ 18 tahun • SMA Gods Menu • 12 IPS • basketball ace • teman wooyoung dan san • BUCIN FELIX • kinda rude • merasa jeongin adalah dinding titan penghalang dapetin felix ]

jeongin dan hyunjin baru pulang sekitar jam lima sore. mereka keluar dari gerbang sekolah dan langsung berpisah menuju rumah masing masing.

jeongin menyusuri trotoar yang sepi dan halte bus yang tidak banyak berisi orang. hanya ada beberapa pegawai kantoran yang baru saja pulang kerja.

ia tersenyum mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan felix. halte bus itu menyimpan banyak kenangan indah kisah cintanya.

"lah.. felix?" jeongin memicingkan mata melihat sosok yang familiar sedang tertidur bersandar dibangku. ia mengenakan seragam SMA Gods Menu dan jeongin sangat hapal dengan rambut pirangnya itu.

"felix.. felix..?" jeongin melambaikan tangan di depan muka felix dan sesekali mencolek pipi lembutnya.

felix nampak terganggu dan ia membuka mata secara perlahan, "hm, jeongin?"

"kamu ngapain tidur disini? haha ketinggalan bus ya?" jeongin terkekeh memandangi felix yang ucek2 mata dengan kedua tangannya.

felix kelihatan masih setengah sadar kemudan menggeleng, "nggak. aku nungguin jeongin. hari ini aku lagi pengen pulang jalan kaki jadi sengaja nggak naik bus"

ya ampun. jeongin mau terbang ke bulan sekarang. felix sampai rela nungguin dua jam buat jeongin. teman teman, kalau jeongin nikahin felix sekarang boleh nggak sih?!

jeongin mengulurkan tangannya, "ya sudah. ayo pulang bareng."

felix tersenyum meraih tangan jeongin. mereka berjalan beriringan ditemani langit jingga yang teduh.

waktu itu felix hanya terdiam bersenandung ria sampai kemudian teringat sesuatu.

"jeongin! aku mau jualan bronis"

wahhh kesambet apa anak ini gumam jeongin, "hm. emangnya kamu bisa?"

"hei jangan remehin koki five star michelin ini ya! lagipula aku sudah punya salesman jadi tinggal bikin aja nanti dia yang jualan~"

jeongin terbahak, "soobin?"

"soobin juga. nanti dia nugas di wilayah Back Door. selain itu aku juga punya seorang lagi buat di wilayah Gods Menu"

jeongin menelan ludah, plis jangan gue.. males banget disuruh jualan.. "s-siapa?"

felix tersenyum lebar, "jisung!"

"ha?" jeongin berhenti berjalan berusaha memroses kata kata felix.

"iya jisung! kakaknya jihoon yang waktu itu loh!" kata felix dengan semangat.

jeongin akhirnya berburuk sangka, "jangan bilang jualan segala macem ini juga ide jisung..."

"iya!" capek deh.. ada ada saja cowok itu. tapi terserah felix sajalah. yang penting kalau dia mau beli bronis nanti harus dapet bonus harga teman. kalau boleh juga bonus harga pacar.

"omong omong jeongin...." felix berbalik ke arah jeongin yang berhenti berjalan.

felix terus mendekati jeongin. matanya fokus menghadap wajah jeongin sambil tak berhenti terus mendekati lelaki yang kebih tinggi darinya tersebut, "f-felix?"

jeongin melangkah mundur. ia semakin gugup dengan felix yang terus mengikis jarak di antara mereka.

anjerlah.. felix.. apa kamu mau ciuman sekarang? kamu terbawa suasana senja ini ya? astaga astaga gue belom siap plis..

jeongin memejamkan mata ketika wajahnya sudah benar benar di depan wajah felix.

"jeongin. jidat kamu kenapa diplester?" gedubrak.

"aaah felix!!! jangan ngagetin gitu dong!" protes jeongin yang wajahnya sudah memerah.

"apa?! aku gak letusin balon hijau loh?!" seru felix ikutan protes sama jeongin yang tiba tiba marah.

jeongin cuman bisa ngehela napas berat sambil nepok jidatnya yang pusing.

"ini tadi kena bola waktu main basket"

tampang felix berubah cemas, "he? sakit nggak?"

"sedikit. tapi sekarang udah nggak papa kok"

"sini jidatmu. aku tau cara buat ilangin rasa sakitnya."

jeongin menunduk sedikit membiarkan felix melakukan apapun yang dia inginkan. felix seolah mengambil sesuatu dari plester jeongin kemudian membuat gerakan dilempar jauh jauh beberapa kali.

"pergilah rasa sakit! jangan datang kembali!!" seru felix serius.

jeongin diam memerhatikan kelakuan felix. tiba tiba ada burung gagak terbang melintas di atas mereka. muncullah keheningan yang canggung.

"humphh—hahaha!"

"jangan ketawa! kita semua ngelakuin ini waktu masih kecil kan?!" seru felix dengan wajah merah karena malu.

"ahaha! felix lucu ya kaya anak kecil! anak kecil gemes polos imut!!" jeongin tertawa sambil mengusak rambut felix membuat pemiliknya kesal.

"huhuhu nyesel aku ngajak jeongin pulang bareng" keluh felix sedih.

"ehehe jangan ngambek dong calon pacar~ daripada yang tadi itu emak ku ngajarin cara yang berbeda waktu aku masih kecil"

felix menoleh penasaran segera lupa dengan rasa kesalnya.

"dicium. lukanya dicium." jeongin menyeringai melihat muka felix yang berangsur memerah.

"felix sini dong~ ciumin luka jeongin biar rasa sakitnya ilang~~"

felix terlihat ragu ragu namun jeongin sudah diam menunduk nunjukin jidatnya yang diplester. dengan langkah canggung felix menangkupkan wajah jeongin lalu mengecup jidat jeongin.

chu!

"felix.."

"j-jeongin..."

dalam posisi itu seseorang terlihat berjalan melalui mereka. ia mengeluarkan ponsel kemudian terdengar suara jepretan kamera. ia diam saja terus berjalan melalui jeongin dan felix yang mematung di tempat seolah tidak terjadi apapun.

"ahhhh malu banget hueee!" seru felix menutupi wajah dengan kedua tangan.

jeongin tertawa. ia berakhir gendong piggy back felix ke apartemennya karena felix masih malu gak mau liatin wajah.

satu pelajaran buat jeongin, jangan bikin felix malu kebangetan kalau gak mau repot. walau gemes sih sebenernya...

© RAMEN, 220721

sorry for typo(s) gak di edit karena cringey :v

❪ 恋 ❫ RAMEN • jeonglix ✔Where stories live. Discover now