Haikyuu!! [Oneshoot!!]

*Don't Be Happier

Don't be happier

Haikyuu!! © Furudate Haruichi

Warning : OOC, typo, genderbend, dan lain sebagainya. Kalau bingung, ini semacam sedikit lanjutan dari part its Hurt.

Happy Reading~

Iwaizumi tersenyum sembari menatap layar ponselnya, tangannya sesekali mengklik tombol suka yang ada disana.

“Hee, Iwa-chan.. Kau kenapa? Tumben sekali senyam-senyum begini. Kesurupan ya?” ucap Oikawa yang tentunya langsung terkena lemparan buku.

“Ouch galak bener, kalau begini terus tidak akan ada cewek yang suka loh.”

“Terserah.” sahut Iwaizumi kembali memperhatikan layar ponselnya.

“Lagi lihat apasih?” ucap Oikawa lagi, penasaran.

Ia bahkan mencoba melihat layar ponsel Iwaizumi. Namun Iwaizumi dengan cepat memasukkan ponselnya pada saku celananya.

“Kepo banget sih, sana urus saja urusanmu.” ucap Iwaizumi membuat Oikawa cemberut.

“Kitakan sahabat dari kecil, masa soal beginian saja dirahasiain.”

“Memangnya kalau aku bilang, kau mau apa?”

“Tentu saja membantumu!” Iwaizumi menatap lama wajah sahabatnya itu.

“Kau yakin akan membantuku?”

“Tentu saja! Maka dari itu bilang dulu siapa gadis yang kau sukai!”

“Mantanmu, Hinata Shoyo.”

***

Oikawa terus-menerus memikirkan apa yang dikatakan oleh sahabatnya tadi siang.

“Shoyo... Ya?” gumamnya pelan, kemudian membuka layar ponselnya.

Menatap wallpaper gadis bersurai jingga yang tersenyum cerah dengan dirinya disamping sang gadis.

“Bantu.. Atau tidak?”

***

Hinata baru saja keluar dari rumahnya, sebelah tangannya memegang ponsel sembari berbicara pada seseorang.

“Maaf ya, Papa tidak bisa mengantarmu ke kampus hari ini. Ada yang perlu papa urus. Tapi tadi, papa sudah ada menyuruh orang untuk mengantarmu.”

“Em.. Baiklah pa.” ucap Hinata menatap kearah luar pagar rumahnya.

“Oh sepertinya orang suruhan papa sudah datang. Kalau begitu Shoyo pergi kekampus dulu ya pa.”

“Iya, semangat ya. Nanti kalau pekerjaan papa sudah selesai papa jemput.”

“Oke pa! Papa juga semangat ya.” ucap Hinata kemudian mematikan panggilan telfon.

Tangan putihnya perlahan membuka kunci pagar, kepalanya menengok keluar menatap orang yang anteng duduk diatas motornya.

“M-maaf saya ingin menanyakan sesuatu, emm.. Apa anda suruhan papa saya untuk mengantar saya ke kampus?” tanya Hinata sopan, Ia tidak ingin nantinya malah salah orang.

Orang yang diajak bicara perlahan membuka helmnya.

“Bukan.” sahutnya.

“Loh?” kaget Hinata.

“Hm?”

“K-kamukan temannya Oikawa waktu itu, e-em.. Mau apa didepan rumahku? Tersesat ya?”