Chapter 19 : 変の

129 40 9
                                    

Tujuh purnama berlalu, Sasuke sadar dirinya telah banyak berubah. Sikapnya jauh dari kata ramah. Dingin, bermulut pedas, bahkan enggan untuk sekadar basa-basi dengan anak-anak lain.

Sasuke tidak peduli, meski banyak yang mulai segan dan menjauh demi menghindari sakit hati.

Mereka semua sama saja.

Membuat muak.

Datang, hanya untuk meninggalkannya dalam sepi. Seperti Itachi dan kedua orang tuanya.

"Dasar menyebalkan." Berdesis samar, tatapan tanpa emosi dari iris jelaganya memandang lurus-lurus ke depan.

Berubah menjadi pribadi yang arogan dan ambisius.

Keadaan memaksa ia untuk membangun tembok setinggi mungkin.

Membuatnya perlahan tumbuh dengan hati sekeras batu.

Membatasi ruang gerak bagi orang-orang yang masih bersikeras ingin membangun pertemanan dengannya. Membuat siapa pun yang kagum, hanya bisa menyimpan binar mereka dari kejauhan.

Kecuali, dua sosok pengganggu yang seolah kebal dengan segala mulut pedasnya beberapa bulan terakhir ini.

"Ayolah, Sasuke! Aku ingin kita makan ramen bersama. Ya, ya? Sakura tidak akan mau ikut jika kau tidak ikut!"

Sasuke memandang jengah. Bocah di sampingnya ini tidak mau berhenti merengek, bahkan matanya ikut memelas meski juga memancarkan sinyal ancaman yang total gagal mengintimidasinya.

"Bukan urusanku! Enyahlah, dattebayo!"

"Ayolah, Sasuke. Aku tidak akan berhenti merengek kalo kau tidak mau mengatakan, iya!"

"Jangan membuatku kesal, Naruto!"

"Sekalipun aku harus memaksamu dengan pukulan, aku akan tetap melakukannya!"

Sasuke melirik tidak peduli, tetap berjalan dengan sosok yang juga tak mau berhenti mengikutinya sejak tadi. "Coba saja, setelah itu kau akan menyesal."

"Sasuke ~ aku mohon," Merengek lebih, sesosok anak bersurai kuning keemasan itu berhenti tepat di depannya, memaksanya menahan langkah.

Kedua iris biru dari bocah menyebalkan itu kian memancarkan binar penuh harap.

Membuat ia memalingkan muka dengan dengusan kasar. "Dasar menyebalkan. Aku akan menurutimu, tapi tidak untuk makan ramen di tempat yang terlalu jauh dari sini."

"YANG BENAR?! BAIKLAH, KALAU BEGITU AKU AKAN SEGERA MEMBERITAHU SAKURA! TUNGGU KAMI DI SINI YA, SASUKE!"

Sasuke hanya memandang tanpa ekspresi bocah yang dengan cepat berlalu setelah memekik riang. Kenapa juga ia tidak menolak saja permintaan konyol bocah itu?

"Dasar menyebalkan."

🌌

DORR!!

"Wow, kau hebat, Izumi. Dapat buruan, secepat biasanya."

Izumi berdecih, sebelum menatap sinis sosok di sampingnya. Benar-benar pujian yang tidak berguna.

"Memangnya, kau?! Dasar Shisui, dattebayo!"

Belum sempat mantan ketua Anbu itu membalas, ia lebih dulu beranjak dengan membawa senapan laras panjangnya.

𝐵𝑙𝑜𝑜𝑑𝑦 𝐴𝑛𝑖𝑚𝑜𝑠𝑖𝑡𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang