Chapter 04 : 反逆 - 救世主, 舞台裏

424 62 6
                                    

I warn u for some explicit bloody scenes in this chapter, Darl. Enjoy!

* * *

"Aku tidak melupakanmu, Madara Uchiha."

Nama yang sudah lama tak dia dengar. Nama yang yang begitu disegani kemunculannya. Nama yang tak pernah diinginkan untuk kembali. Nama yang sudah masuk ke dalam list terkuat dari anggota Uchiha. Dia adalah musuh terkuat dari Hashirama Senju sang Hokage Pertama.

"Ma–Madara?"

Terlihat Shisui kembali mengepalkan kedua tangannya erat dan memberikan tatapan tajam saat pandangannya bertemu dengan onyx mata dari sosok Madara. Izumi masih mematung. Belum sepenuhnya mempercayai kenyataan yang baru saja dia dengar.

Kenapa? Kenapa harus semua ini? Permainan macam apa ini?

"Benarkah? Hm, mungkin aku percaya. Tapi, aku senang bisa membantumu malam itu. Pem—"

"DIAM KAU!"

SYUUT!

Shisui spontan mengeluarkan kunai yang dibawanya, melempar asal ke arah sosok itu.

HSSHH!

Izumi masih bergeming menyaksikan kunai yang berhasil menembus raga 'Madara'. Ekspresinya datar, sama sekali tidak menunjukkan seraut terkejut. Bahkan, ketika sosok Madara memperlihatkan dengan jelas mata sharingan-nya.

Pikirannya kosong, menolak berada di tempat.

"Aku datang hanya ingin memberitahu kalian sesuatu. Kalian akan … hancur! Aku akan menyaksikan semua itu tidak lama lagi. Perang Dunia Ninja akan berlanjut dan kalian akan ikut di dalamnya—" Madara sengaja melakukan teleportasi sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya.

Disusul sosok rekannya yang mengikuti dalam diam. Meninggalkan mereka berdua yang telah termanipulasi, atau lebih tepatnya hanya Izumi yang kini tengah kalut akan penuturan Madara.

"Aku membencimu." Kalimat lirihnya berhasil membuat Shisui tertohok.

Lelaki itu menatapnya muram. "Maaf."

"Aku ingin sekali membunuhmu," Izumi balas memandangnya lekat. "Selama ini, aku bahkan tidak pernah melihatmu. Kenapa kau tega sekali melakukan kejahatan itu pada klanmu sendiri, Shisui?"

"Karena aku terikat. Jika ini tidak kulakukan, mungkin sesuatu yang lebih buruk akan terjadi."

"APA YANG LEBIH BURUK DARI SEMUA INI?! KAU TIDAK MEMIKIRKAN KAMI?!! APA KAU SUDAH MERASA HEBAT DENGAN PEMBANTAIANMU ITU, hah?!" Izumi terdiam sejenak, napasnya terengah, ia kembali berujar dengan nada rendahnya. "Kau … memang pengkhianat!"

Jantung Shisui serasa merosot ke kaki. Ucapan Izumi yang sarat akan putus asa itu benar-benar mampu mencubit sudut hatinya. Terlebih, saat tanpa peringatan Izumi justru menyerangnya. Melempar tubuhnya dengan benang chakra hingga punggungnya terpelanting menabrak pohon. Erangannya mengudara, sesaat setelah rasa sakit itu datang merambatkan ngilu yang luar biasa.

Izumi tidak iba, justru mendekat dengan ekspresi muaknya. "Bangun, brengsek! Kau merasa hebat, kan?"

"Mereka pemberontak, Izumi! Kau tidak tahu, mereka berusaha menguasai desa dengan kekuatan yang kita semua miliki."

𝐵𝑙𝑜𝑜𝑑𝑦 𝐴𝑛𝑖𝑚𝑜𝑠𝑖𝑡𝑦Where stories live. Discover now