Chapter 10 : 戦场

270 54 13
                                    

Dua pasang iris sharingan sama-sama menyorot tajam.

Sepasang yang lain fokus pada dua sosok Anbu di hadapannya. Hingga Anbu pertama maju, disusul serangan Anbu kedua beberapa saat kemudian.

Sasuke berkelit cepat. Menghindar seefektif mungkin dari lidah pedang yang ingin menghunusnya. Kendati pedang yang lain justru sudah menantinya. Langkahnya spontan terseret beberapa sentimeter ke belakang, berusaha menghalau serangan dengan kedua kunai di tangan.

Namun, celah lain terbuka lebar.

Satu Anbu menyerangnya dari belakang. Hingga beberapa detik berlalu, keheningan terjadi. Cairan merah kental luruh dari ujung pedang.

Kepala Sasuke terlepas.

Menggelinding beberapa meter dari raganya yang seketika itu ambruk. Sepasang sharingannya membelalak terkejut.

Kedua Anbu itu masih tak bergeming di tempat. Hingga sesuatu yang mengejutkan terjadi. Raga dan kepala Sasuke lenyap, menguap sepersekian detik serupa asap tipis yang membumbung rendah ke udara.

Sosok asli Sasuke berdiam diri di kejauhan. Memandang datar kedua Anbu pria yang masih belum menyadari keberadaannya di atas bebatuan dekat sungai. Sepasang sharingan-nya bersinar kelam di bawah cahaya senja yang mulai meredup. Kedua tangannya sudah bersiap melempar kunai yang telah dia pasangi kertas peledak.

Sebelum Anbu itu menoleh, kunai di tangannya melesat cepat lebih dulu. Nyaris mengenai kedua sosok Anbu itu, jika saja tidak dihalau oleh pedang mereka.

Bodoh sekali. Sasuke menahan seringai tipisnya, melihat bagaimana kedua Anbu itu justru meledakkan kertasnya tanpa disengaja. Suara ledakan seketika menggaung, mengiringi langit senja yang kian tenggelam ke dalam peraduannya.

Shisui, di sisi yang lain mulai terlihat kelelahan.

Satu Anbu sukses menabrak batang pohong, saat lelaki itu balas memberinya serangan telak. Tiga yang lainnya masih bertahan.

Shisui kembali menyerang. Jari-jemarinya bergerak cepat dan saling bertautan, sementara mulutnya sibuk bergumam gokakyu no jutsu. Bola api serupa komet berukuran besar yang muncul dari mulutnya sesaat kemudian, berhasil memukul mundur ketiga Anbu yang tersisa.

Napasnya kian terengah. Shisui tidak tahu, berapa lama lagi dia bisa bertahan. Berapa lama lagi ini semua akan berakhir.

Shisui, kau dengar aku?

Shisui mengernyit. Suara Itachi menggema pelan di dalam kepalanya. Ada apa? Kau masih baik-baik saja, kan?

Hm. Hanya saja, Izumi tertangkap.

Sepasang mata Shisui membeliak tak percaya. Suara Itachi kelewat santai untuk ukuran orang yang seharusnya merasa panik. Bagaimana bisa?

Kau tenang saja. Selesaikan pertarunganmu dulu, setelah itu kita akan menyelamatkan Izumi.

Bagaimana jika Danzo berbuat sesuatu padanya?!

Shisui setengah tidak fokus saat ketiga Anbu itu kembali menyerangnya. Rasa khawatirnya bukanlah tidak berdasar. Ia tahu betul, Danzo itu sosok yang seperti apa.

Kendalikan emosimu, aku tahu dia seperti apa. Kau pasti tidak lupa, kan, jika aku sudah terhubung dengan Izumi?

𝐵𝑙𝑜𝑜𝑑𝑦 𝐴𝑛𝑖𝑚𝑜𝑠𝑖𝑡𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang