Chapter 18 : 初め

148 38 4
                                    

"Kau lega telah mengirimkan mimpi buruk pada adikmu?"

Itachi bungkam. Pertanyaan Tobi tidak memerlukan jawaban apa pun. Lelaki itu hanya sedang menyarkasinya saja. Lagipula, ia punya alasan, mengapa sampai harus mengambil langkah sejauh itu.

Jika bukan karena ingin melindungi Sasuke, mana mau ia mengirimkan mimpi buruk pada adiknya sendiri?

"Aku tidak mengerti, kenapa kau tiba-tiba ingin Sasuke membencimu."

Itachi menghela napas samar. Ekor matanya jatuh pada lelaki bertopeng yang masih betah berdiri di sampingnya.

Tobi… lelaki yang tengah memerhatikan hamparan danau di ujung jembatan bersamanya kini, tidak akan berhenti bicara sebelum mendapatkan apa yang dia mau.

"Aku ragu masih bisa berada di sisi Sasuke dalam waktu yang lama. Tidak ada yang tahu, kapan kematian itu datang. Aku hanya berjaga-jaga. Dia harus tumbuh lebih kuat."

"Tapi, sharingan-nya sudah bangkit." Tobi mengalihkan atensi, menatapnya tanpa ekspresi.

"Masih belum sempurna."

Setahu Itachi, sampai sekarang pun iris sharingan Sasuke baru memiliki dua titik tomou. Adiknya itu masih harus ditempa lebih keras.

"Jadi, apa rencanamu selanjutnya?"

Meluruskan pandangan, netra kelamnya menajam. Kali ini, mau tidak mau, suka tidak suka, ia harus mengeraskan hatinya. Keputusannya tidak boleh goyah.

Salah tindakan sedikit saja, mungkin bisa membuat ia gagal dalam menjaga Sasuke. Lagipula, ia harus mencari jalan keluar agar secepatnya bisa menemukan Shisui dan Izumi yang entah tersesat di dimensi mana.

"Mengawasinya dari jauh. Jika waktunya tepat, aku akan datang."

Netra jelaga Tobi menyipit penuh makna. "Aku hampir tidak percaya, seorang kakak yang penyayang sepertimu bisa mengambil keputusan sejauh ini. Aku yakin, kemunculanmu suatu saat nanti bukan hanya untuk bertemu dengannya."

"Tobi, kau pun tahu jika iris sharingan yang kita punya tidak akan bisa bangkit sempurna, tanpa rasa sakit. Semakin besar rasa sakit dan benci yang kita terima, semakin kuat pula iris sharingan yang kita miliki."

"Ucapanmu terdengar, kita sangat menyedihkan."

Beku di wajah Itachi yang bersih dari ekspresi, tidak berubah sama sekali saat ekor matanya jatuh pada Tobi yang telah meluruskan pandangannya kembali.

Lelaki itu sempat membuang muka. Mungkin saja tersinggung dengan ucapannya barusan, Itachi tidak peduli.

"Hn. Bukankah itu benar? Lagipula, sudah tugasku sebagai seorang kakak untuk melindungi Sasuke, dengan cara terbaik ataupun terburuk."

Maafkan aku, Sasuke. Aku harus membuatmu menempuh jalan yang sulit setelah ini.

🌌

"Aku masih tidak menyangka, rupaku bisa semirip itu dengan Itachi."

Matt meletakkan secangkir cokelat panas yang baru saja disesapnya. Menatap intens dua manusia beda gender yang tengah duduk santai di sofa panjang ruang tamunya. Izumi hanya melirik sekilas, melanjutkan acara minum cokelat panasnya tanpa memberi atensi lebih banyak.

Shisui mendengkus pelan, memilih ikut meletakkan secangkir cokelat panasnya, mengikuti Matthew. Membalas tatapan penuh rasa penasaran milik lelaki yang akan menampungnya mulai malam ini.

"Ya, dan kau beruntung untuk itu."

"Beruntung apa maksudmu?" Alis Matt bertaut, ekspresinya terlihat kurang suka.

𝐵𝑙𝑜𝑜𝑑𝑦 𝐴𝑛𝑖𝑚𝑜𝑠𝑖𝑡𝑦Where stories live. Discover now