01 : Friends & Girlfriend

88 15 40
                                    

"Jimin-ah!"

Merasa terpanggil, lelaki dengan nama Jimin itu membalikkan badannya kemudian mengedarkan pandangannya berusaha mencari orang yang meneriaki namanya.

Mata Jimin menyipit tatkala melihat anak lelaki seusianya yang tengah berlari menghampiri dirinya dengan ransel biru yang sudah menempel pada punggung tegaknya.

"Kenapa dengan si alien itu?" Gumam Jimin saat ia yakini orang itu adalah Kim Taehyung, sahabatnya.

Nafas Taehyung terengah-engah di depan Jimin, ia memegangi kedua lututnya dengan posisi tubuh yang menekuk. Perlahan ia juga mulai mengembalikan nafasnya menjadi teratur.

"Yak, kenapa berlari?"

"Kau berangkat sekolah sendiri? Kenapa tidak menungguku?" Taehyung menegakkan kembali tubuhnya lalu menatap Jimin.

"Aku berangkat bersama Yuri, memangnya kenapa?" Taehyung memukul pundak Jimin sesaat setelah mendengar jawaban dari Jimin, Jimin yang menjadi korban pun hanya bisa meringis sakit.

"Yak sialan! Ini sakit!" Ringis Jimin saat tangan besar milik Taehyung mendarat di pundaknya.

"Kau berangkat naik bus? Atau diantar supirmu? Atau kau membawa kendaraan pribadi?" Tanya Taehyung bertubi-tubi. Memang Taehyung ini tipe manusia yang sangat menyebalkan, Jimin terkadang jengah dengan tingkah laku Taehyung.

Malas meladeni Taehyung membuat Jimin membalikkan badannya kemudian pergi berlalu begitu saja, pagi-pagi seperti ini kenapa juga Taehyung harus menunjukkan tingkah menyebalkannya itu? Tidak bisakah lain kali? Setidaknya saat jam istirahat.

---oOo---

Tangan yang menekuk di meja, dengan tatapan yang tengah terarah pada sosok gadis yang tak jauh di depannya membuat Jimin seakan-akan nyaman berada di posisi seperti itu. Ia sepertinya lupa kalau sekarang ini ia tengah berada dalam jam pelajaran.

Guru yang mengajar pun merasa sangat terganggu karena Jimin tidak memperhatikan pelajaran, membuat guru itu harus menegur anak muridnya yang satu ini. Walaupun Jimin memang tidak menyukai pelajaran yang tengah berlangsung, tetapi tetap saja Jimin harus memperhatikan guru di depan. Itu juga sebagai bentuk bahwa kita menghormati guru yang sedang mengajar.

"Park Jimin!" Panggilan guru di depan dengan nada tegas membuat Jimin tersadar, pada akhirnya juga seisi kelas beralih memandang kearah dirinya.

"Ah iya Pak, ada apa?"

"Kenapa kamu tidak memperhatikan pelajaran saya?! Kenapa juga kamu malah memperhatikan Yuri?" Memang benar laki-laki itu sejak tadi sibuk memperhatikan seorang gadis yang duduk tak jauh di depannya, dan juga jangan lupakan gadis yang membuat ia tidak fokus pada pelajarannya itu adalah kekasihnya sendiri.

"Ah bukan apa-apa Pak,"

"Lalu? Kenapa tidak memperhatikan pelajaran? Kamu ini mau saya keluarkan dari jam pelajaran saya?!" Guru mana yang tidak kesal saat ada murid yang seperti Park Jimin ini? Semua guru pasti ingin dihargai muridnya, dan di akui kehadirannya.

"Maaf Pak," Hanya kata maaf yang bisa Jimin lontarkan, pasalnya ia benar-benar tidak ingin sampai harus di keluarkan dari jam pelajaran hanya karena masalah sepele seperti itu.

Helaan nafas di lakukan oleh guru yang mengajar, beruntung saja stok kesabarannya masih banyak jadi sepertinya Jimin aman. "Baiklah untuk kali ini saya maafkan, awas kalau kamu mengulanginya lagi!"

My Sunshine EuphoriaWhere stories live. Discover now