telat up yang sangat lama (。ŏ_ŏ)
sorry..
"Oh ya. Daripada lo mengumpat, mending lo gunain mulut lo buat jawab pertanyaan dari gue," lanjut Samuel.
Aldo bergerak cepat membalikkan posisi, duduk di atas perut Samuel yang terbaring di lantai. "Gak semudah itu lo dapetin jawaban dari gue!"
Samuel mendengkul punggung Aldo dan memukul keras tengkuknya, hingga posisi kembali seperti semula.
'Kalau gue buang-buang waktu buat basa-basi, si sialan ini bakal terus mengelak,' batin Samuel.
"Sebegitu dendam'kah lo sama keluarga Lea?"
"Bukan urusan lo." Aldo terus berontak.
"Gue bilang itu urusan gue! Makannya gue tanya!" geram Samuel.
Sambil menahan sakit dipangkal lengan, Aldo dengan otak cerdiknya berpikir untuk bisa membalikkan keadaan.
'Gue harus cepet bunuh si sok pahlawan ini!' batin Aldo geram.
"Apa karena aksi pembunuhan lo pada Tiara terpergok Larissa?" Samuel menekan kepala Aldo ke lantai.
"Apa karena aksi pembunuhan lo pada pacar Larissa, terpergok sama dia?" Samuel menyayat leher belakang Aldo, membuat aliran kecil dari darah yang menetes ke lantai.
Dada Aldo bergemuruh. Bayangan masa-masa Sd, saat ia bermain dihalaman belakang rumah Larissa bersama Tiara kembali muncul dipikirannya.
Flashback 8 tahun yang lalu.
Seorang bocah lelaki, yang masih mengenakan seragam putih-merah dengan rompi berwarna merah. Mengayun pelan tali ayunan yang tengah diduduki seorang bocah perempuan yang menggunakan seragam sama sepertinya.
Beberapa menit yang lalu, tawa keduanya terdengar begitu renyah dan menyenangkan. Hingga suara pecutan dan tangis kesakitan dari dalam rumah membuat keduanya terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.
"Aldo?"
"Hem?"
"Om Lea kenapa menyiksa Ica terus ya? Kasian tau, Icanya..."
"Tiara mau pulang? Aldo anterin deh."
"Enggak, Tiara mau nungguin Ica. Nanti pasti Ica bakal dateng kesini sambil nangis, Tiara mau meluk Ica."
Aldo kecil tersenyum simpul. Keheningan kembali terjadi, suasana siang yang teduh karena gumpalan awan membentang menutupi sinar matahari yang ingin memberikan panasnya pada bumi.
Aldo menatap kaca lebar dihadapannya dengan tatapan kosong, sembari terus mengayun ayunan Tiara. Jeritan serta rintihan dari Larissa kecil yang tengah disiksa, membuat otaknya tak nyaman. Ia memfantasi diri tengah menyiksa seseorang dan jeritan korbannya begitu menenangkan baginya. Ia tertawa kegirangan melihat tubuh korbannya dipenuhi sayatan yang menghasilkan tetesan darah dari luka.
"Aldo, hei?"
"Aldo!" pekik Tiara saat Aldo malah asik terbengong.
"Eh iya?" tanya Aldo gelagapan.
"Aldo dari tadi Tiara panggil gak nyaut. Kamu kenapa? Khawatir ya sama Ica? Aldo tenang ya, Tiara juga khawatir kok sama Ica. Kita berdoa aja, semoga Ica baik-baik aja. Aldo tau kan, kalau Ica itu anak yang kuat!" tutur Tiara antusias.
Aldo menatap dalam pada Tiara yang masih membelakanginya. "Tiara," panggil Aldo.
"Hem, kenapa Al?" Tiara menoleh.
YOU ARE READING
ARSALESA [END]
Teen FictionArsalesa. Cinta tiga pemuda yang tak bisa menggapai seorang wanita yang sama-sama mereka cinta. Panggil saja wanita itu dengan nama, Larissa. Takdir telah mempertemukan mereka untuk bertemu dan menaruh hati pada Larissa. Namun dengan teganya takdir...