Selamat membaca🍁
Hana Aderson
Maaf klo gk sesuai ekspektasi kalian, soalnya gambar ini vibes nya dapet.
***
Hana melewati Barra dengan wajah judesnya, ia melengos pergi dan mulai sarapan bersama ibu dan ayahnya.Setelah sarapa buru-buru Hana berpamitan dengan ayah ibunya."Kenapa buru-buru? Masih pagi ini."ucap Mia.
Hana hanya tersenyum tipis, ia pun menyalami kedua orang tuanya. Hana menatap tangannya tak percaya, kemudian ia menatap Danu yang tersenyum menatap nya. Seketika mood nya meningkat, ia mengacungkan jempol nya dan mengucapkan terima kasih pada ayahnya.
"Ayah emang the best."ucap Hana berseri-seri.
Danu mengusap-ngusap kepala Hana, kemudian pandangannya teralih pada Barra, ia pun memberi uang saku untuk Barra,"Makasih yah."ucap Barra.
"Kalau gitu Hana berangkat yah, bu. Assalamualaikum."ucap Hana riang.
Namun Danu menghentikan langkahnya,"Kamu gak bareng Barra?"tanya Danu.
Hana melirik tak sudi kearah Barra,"Gak usah, Hana bisa pesen ojek!"jawab Hana lalu melengos pergi.
Hana menatap handphone nya sembari celingak-celinguk. Hana melirik sekilas Barra yang sudah siap berangkat dengan motor sport nya. Hana buru-buru mengalihkan pandangannya, ketika ia terciduk oleh Barra.
Tak berapa lama ojek pesanan nya pun tiba. Setelah beberapa saat, Hana sudah sampai di depan sekolah. Baru ia melangkah kan kakinya, suara bisik-bisik yang membicarakan nya terdengar olehnya. Berusaha bersikap biasa, Hana melangkah kaki nya menuju kelas, selama menuju kelas, tak henti-hentinya siswi-siswi membicarakan nya.
Saat Hana memasuki kelas nya, pandangan sinis ia dapatkan, lalu pandangan mereka berubah dan menatap Zara kasihan. Oke, sekarang Hana mengerti, Pasti ada orang yang menyebar kan fitnah tentang nya.
Dan lagi, untuk apa Nevan dan teman-teman nya ada disini? Mengganggu pemandangan saja! Seketika mood Hana menurun, ia pun berjalan menuju bangkunya.
Namun, seseorang sengaja menyenggol Hana, hingga Hana hampir saja terjungkal kedepan.
"Yahhh gak jatohh."ucap Rizal mendesah kecewa. Tangannya menepuk-nepuk bahu Dion,"Lain kali, lo harus lebih keras nyenggol nya."ucap nya memberi saran.
Dion memberi senyum pongah nya,"Sans, lain kali gue dorong lebih keras lagi."
Dih, Hana mendecih dalam hati, ternyata ada cowok yang pendendam juga, kaya cewek aja cih! Ia mendelik,"Banci."ucap nya lalu melengos.
Dion melotot tak terima,"A-apa? Lo bilang gue banci?!"
"Ekhem."
Semua orang menoleh ke depan kelas, dan menemukan guru yang sedang berdiri dengan berlipat tangan."Ngapain teriak-teriak di kelas saya? Keluar kalian."ucap guru itu mengusir.
Hana tersenyum penuh kemenangan, ia memeletkan lidah pada mereka. Vayo yang melihat itu melotot pada Hana, namun Vayo malah dijewer oleh guru dan ditarik keluar. Murid yang lain pun ikut tertawa diam-diam.
Merasa diperhatikan, Hana mengalihkan pandangannya dan melihat Zara yang sedang menatap nya. Hana memutar matanya malas, ia melewati Zara begitu saja. Jujur, ia muak dengan Zara!
Jam pelajaran pun berlangsung.
Hana celingak-celinguk mencari seseorang di kantin. Ia sedikit berjinjit, guna menatap kedalam katin yang penuh oleh siswa-siswi.
Lalu ia melihat tangan yang melambai ke arahnya. Dengan tubuh mungil nya ia bisa masuk lewat celah-celah kecil.Hana mengambil nafas dalam lalu menghembuskan nya. Ia harus menahan nafas ketika melewati siswa-siswi yang bau keringat.
"Napa lo?"tanya Gio sambil menyuapkan nasi goreng kedalam mulutnya.
Hana memesan makanan nya terlebih dahulu. Sambil menunggu ia pun menatap Gio yang sibuk dengan makanan nya.
"Kamu tau gak?"
"Gak!"
Hana mencibir, bibirnya turun cemberut.
"Gio, kalo misalnya nih ya, aku udah ngebantuin orang lain nih, tapi orang yang aku bantu itu malah diem waktu aku dituduh. Menurut kamu gimana?"jelas Hana diakhiri pertanyaan. Hana menatap Gio dengan serius.
"Dah gak waras tuh orang, gak ada terimakasih terimakasih nya."ucap Gio ikut kesal.
"Harusnya kebaikan itu dibalas kebaikan bukan dibalas melalui ucapan doang."ucap Gio bijak.
Hana mengangguk-anggukan kepalanya setuju. Ia menatap Gio takjub,"Tumben kamu bijak."ujar Hana.
Gio langsung memang raut bangga nya, namun ia langsung menatap Hana dengan lekat,"Eh, tumben lo cerita kayak gini. Jangan-jangan lo yang digituin ya?"ucap Gio memprovokasi Hana.
Hana menampilkan deretan giginya,"Hehehe iya, tapi serius deh aku kesel banget."ucap Hana cemberut.
Gio langsung menegakkan tubuhnya,"Siapa? Siapa yang berani ngelakuin itu ke lo? Bilang sama gue!"ucap Gio memasang wajah galak nya.
"Kamu pasti bisa nebak sendiri."
"Si Zara? Serius tuh cewek? Emang sih keliatan banget wajah-wajah jahanam nya."ujar Gio dengan menumpu dagu nya dengan kedua tangannya, Menatap Hana sedang memakan pesanan nya.
"Hushh gak boleh gitu! Sesama manusia harus saling menghargai."ucap Hana sambil mengunyah makanan nya.
Gio menggeleng kepalanya tak percaya, tangannya terulur memegangi dahi Hana."Lo sehat kan? Gila lo jadi baik kayak gini."tanya nya masih tak percaya.
Hana menepis tangan Gio,"Kan aku amnesia."jawab nya asal.
Gio menggeleng kepalanya, tak percaya akan jawaban Hana yang asal itu."Tapi serius lo gak marah gitu sama si Zara?"Tanya Gio.
"Bukan marah lebih tepatnya kecewa."ralat Hana.
Keduanya terus mengobrol. Tanpa tau seorang Barra yang memperhatikan tkan dari kejauhan.
- Hello Autumn -
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Autumn
Teen FictionHana sangat menyukai Novel. Terutama Novel yang berjudul Hello Autumn. Novel tersebut bercerita tentang kisah cinta yang bertemu di musim gugur. Hana sangat menyukai pemeran utama nya dan ia tak menyukai pemeran sampingan yang mengganggu kisah cinta...