CHAPTER - 12

14K 1.8K 19
                                    

Selamat membaca🍁

Selamat membaca🍁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

"Bar! Barra tunggu!!"Teriak Hana dengan berlari mengikuti Barra. Dan tak memperdulikan orang-orang yang menatapnya aneh atau risih.

Sayang nya Barra tak mendengar teriakannya karena jarak Barra sudah jauh. Hana menumpu tangannya di dinding, mencoba mengatur nafasnya yang memburu. Ia menatap kepergian Barra dan Zara dari kejauhan, tak lama ia mendecih.

Shit, dirinya di tinggal! Hana pun kembali ke restoran tadi untuk beristirahat sejenak. Ia meminum minuman pesanan nya yang sudah tersedia di meja nya. Mulut nya tak berhenti mencibir kesal, saking kesalnya Hana menggerogoti sedotan plastik itu dengan gemas.

Setelah minuman nya habis tak tersisa, Hana bangkit dari duduknya dan membawa barang belanjaan nya lalu pergi, Setelah membayar tentunya. Ia menunggu taksi di sebrang jalan, setelah mencegat taksi ia segera masuk dan meninggalkan mall besar itu.

.

"Makasih ya, Barra. Jadi gak enak udah ngerepotin."ucap Zara tulus setelah diantar oleh Barra.

Barra menyunggingkan senyum tipis, ia pun mengangguk,"Iya sama-sama, santai aja. Ya udah sana masuk udah malem."ujar Barra.

"Sekali lagi makasih buat Yang ini yah."ucap Zara sambil mengangkat dua kantung barang belanjaan.

Barra mengangguk lagi, ia menatap Zara yang sudah hampir masuk. Ia harus memastikan Zara selamat sampai kedalam rumahnya yang kecil itu.

Sebelum Barra meninggalkan halaman rumah Zara, ia dapat mendengar teriakan Zara,"Hati-hati di jalan ya Barra!"Teriak Zara dari kejauhan.

Barra melirik spion mobil nya dengan senyum tipis, ia sangat gemas dengan teriakan Zara yang sangat lucu. Tak lama ia menggeleng pelan, menyadarkan bahwa Zara adalah kekasih teman nya.

Setelah sampai di halaman rumah nya yang luas, Barra memasukkan mobilnya ke bagasi. Namun ketika tangannya hendak meraih pegangan pintu, tiba-tiba Barra mematung di tempat. Ada hal yang dia lupakan! Dengan tergesa ia membalikan badannya dan buru-buru berlari menuju bagasi. Dirinya lupa menunggu Hana! Demi apapun ia lupa! Tidak ada unsur kesengajaan.

Ketika hendak menyalakan mobilnya, Barra mendengar suara pagar yang dibuka. Lantas ia pun menatap kearah pagar yang menjulang tinggi itu. Ia langsung tertegun, melihat Hana yang sudah memasuki halaman dengan banyak barang-barang belanjaan di tangannya.

Barra berdiri di depan pintu guna menghalangi Hana yang hendak masuk. "Han, sorry."ucap Barra singkat dan pelan.

Dapat Barra lihat, Hana menatapnya tanpa minat dan datar. Tangan Hana terlambai ke kanan- ke kiri, seolah mengusir Barra dari hadapan nya.

"T-tadi gue lupa."ujar Barra kekeuh menghalangi jalan Hana.

"Ya lah, orang ketemu si Zara."ketus Hana.

"Udah ahh Minggir, Capek."ucap Hana, tanpa memperdulikan lagi ia pun mendorong Barra ke samping agar tak menghalangi Jalanya.

Sedangkan Barra masih terdiam di tempat, jadi Hana mengetahui bahwa dirinya pulang bersama Zara? Bagaimana bisa Hana mengetahui nya?

.

Hana menutup pintu kamarnya dengan keras, bibirnya sudah maju beberapa senti karena terus menggerutu.

"Ngeselin banget sih."gerutunya tak henti-hentinya, ia melempar sembarangan kantung-kantung yang di tangannya. Lalu melempar tubuhnya ke kasur.

Lama memejamkan matanya, dia segera bangkit dan berjalan menuju lemari untuk berganti baju pakaian.

Ia pun mengambil ponselnya dan memainkannya. Hana sibuk memainkan ponselnya. Tak lama ia berdiri dengan raut wajahnya yang tak elit. Hana pun mondar-mandir di di kasurnya.

Dirinya bertanya-tanya, Bagaimana Zara bisa ada di mall tadi? Bukan nya merendahkan tapi kenyataan nya Zara adalah keluarga miskin, bahkan di Novel di ceritakan bahwa Zara tak mampu membeli pakaian baru untuk dirinya sendiri. Dan di Novel di jelaskan bahwa semua anggota keluarga Zara sudah tiada. Lalu yang menjadi pertanyaan Hana adalah mengapa Zara bisa masuk ke dalam pusat perbelanjaan? Sedang kan di Novel saja dia tak mampu membeli pakaian.

Apakah Zara Hanya melihat-lihat saja? Atau mencari pekerjaan mungkin? Tapi setau Hana, di Novel Zara sudah tak berkerja di pusat perbelanjaan, karena mengalami trauma gara-gara di siksa oleh rekan kerjanya.

Hana mendudukan dirinya, ia melipat kaki nya. Tangannya mengusap-usap dagu nya mencoba memecahkan pertanyaan yang ada dalam pikiran nya.

Mungkinkah Zara kembali bekerja di pusat perbelanjaan lagi? Oke, Hana berusaha berfikir positif. Tapi tidak bisa! Ulah Zara beberapa hari terakhir membuatnya sulit berfikir positif tentang Zara.

Sedang fokus-fokus nya berpikir tiba-tiba saja perutnya berbunyi keras. Menandakan bahwa dirinya sedang lapar.

Hana mengusap-usap perutnya yang terasa lapar, ini semua karena Barra! Ia tak jadi makan saat di restoran tadi. Ia pun melangkah menuju pintu.

Walaupun harus bertemu dengannya, aku tak peduli! Sekarang aku harus makan sesuatu! Batin Hana.

- Hello Autumn -

Hello AutumnWhere stories live. Discover now