CHAPTER - 32

6K 787 98
                                    

"Zal gue titip ya." Ujar Gio sebelum naik bis khusus. Tepat hari ini Gio dan tim nya akan mengikuti lomba basket.

Rizal dengan malas mengangguk, "Iya, serahin aja ke gue. Tapi gue gak janji bakal selalu siap siaga." Ujar Rizal serius.

Gio mengangguk mengerti, "Seenggak  nya lo bisa jaga dia."

Salah satu teman se tim Gio yang kebetulan belum naik bis, menghampiri kedua nya.
"Bro. Lo gak ikut tanding?" Tanya Agam menepuk bahu Rizal.

Rizal mengangguk, "Iya."

"Lah bukan nya lo ikut basket ya?"

"Gue ikut eskul nya tapi gak kepilih buat tim ke dua." Jelas Rizal.

"Jiaahkk gak ke pilih." Ledek yang bernama Tion dengan puas. Kepala nya menyembul di pintu bis. Lantas Rizal menatap Tion tajam. "Gue doain lo gak menang mampus lo." Runtuk Rizal.

"Yeh si monyet doa lo gak di kabul," Balas Tion tak mau kalah.

"Diem bisa?" Ucap Sekar pada Tion  yang duduk dekat Pintu. Tion menoleh dan menatap Sekar canggung, dia berbalik dan masuk setelah mengarahkan jari tengah nya pada Rizal. Bagaimana pun juga tim mereka dengan Tim Nevan adalah Rival!

"Temen lo gak ada adab yo." Sinis Rizal.

Gio menatap Rizal canggung, "Yah pokok nya gitu lah. Sekali lagi gue titip."

"Udah sono masuk lo, dari tadi ngomong itu mulu noh udah di tungguin." Rizal mendorong Gio.

"TITIP ZAL!!" Teriak Gio sebelum bis itu melaju. Rizal menggeleng kepala nya, segitu nya Gio pada Hana.

Rizal berjalan santai di koridor. Mata nya menyapu hal disekitar nya, sambil bersiul. Namun ketika sudah di kelas, Rizal melihat Nevan dan Dion. Tentu Rizal menyerngit, seingat nya Nevan terpilih menjadi tim yang kedua, lalu mengapa Nevan masih disini?

Rizal melempar tas nya asal dan mendekat pada Nevan dan Dion, mereka sekelas.

"Lah bos napa masih disini?" Heran Rizal.

Dion menampol kepala Rizal dan menatap nya sambil melotot, "Lo gak liat badan si bos hah?!" Ucap Dion nge gas.

Rizal balik menampol kepala Dion,
"Lo gak usah ngegas ya nying."

"Lagian lo buta hah?! Noh liat kaki si bos." Sinis Dion.

Rizal mencibir, Dion kenapa sih? Minta di tampol lagi. Tapi Rizal menatap Kaki Nevan dan beberapa detik kemudian mata nya melotot. Kaki Nevan di perban? Meskipun tertutup sepatu, namun bisa di lihat ada sebuah perban putih yang membelit kaki Nevan

"Bos itu kaki lo kenapa?"

Nevan diam tak menjawab. Pikiran nya masih melambung pada hal kemarin.

"Kata nya jatoh dari motor." Jelas Dion dengan ogah.

"Lah bukan nya lo dah kebal ya? Nape bisa gini?"

"Banyak tanya lo nyet."

"Gue nanya bos ya bukan elu!"

"Kemarin hujan. Jalan nya licin." Jawab Nevan sebelum terjadi keributan yang berasal dari sahabat nya.

"Oh." Respon Rizal.

"Oh doang lo?"

"Lo napa sih?"

"Biasa Zal, dia asal nya di pilih buat pertandingan. Eh ternyata salah, padahal yang dipilih si Barra." Jelas Vayo yang baru saja datang lalu melempar tas nya dan bergabung dengan mereka.

Rizal mengangguk-anggukan kepala nya. Tak lama pandangan nya terarah pada Dion sambil menahan tawa.

"Kasian banget lo nyet." Tawa Rizal puas. Vayo ikut tertawa dengan Rizal.

Hello AutumnWhere stories live. Discover now