CHAPTER - 7

15.5K 2K 111
                                    

Selamat membaca🍁

Ada yang mau ditanyain? Silahkan.

Ada yang mau ditanyain? Silahkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Barra Anderson

Barra Anderson

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Hana sesekali mencuri pandangan kearah jendela kelas Gio. Ia sedang menunggu Gio, untuk pulang bersama. Hana tak mau tersesat seperti kemarin lagi!

Karena pegal terus berdiri, Hana pun memutuskan untuk berjongkok di depan kelas Gio. Ia menundukan kepala nya sambil memainkan ponselnya.

Plung.

Hana spontan memegangi kepalanya yang dilempar oleh sesuatu, ia pun mendongakkan kepalanya guna melihat apa yang terjadi. Detik itu juga ia baru sadar jika, kakak kelasnya sedang berdiri di hadapannya dengan gaya angkuh.

Salah satu dari kakak kelas itu melempari Hana dengan pilus yang sedang di makan olehnya. Hana yang tak mengerti keadaan itu hanya berusaha menghindar.

"I-ini ada apa ya kak?"dengan mengenyampingkan rasa takutnya, Hana pun bertanya.

Namun, yang Hana dapatkan adalah senyuman sinis."Lo nanya ada apa? Lo gak inget pernah bikin kita malu?"tanya salah satu dari mereka dengan melipat kedua tangannya angkuh.

"M-maksud kakak?"tanya Hana heran.

"Tumben lo ngomong sopan, pasti lo bikin rencana busuk lagi kan?"tuduh salah satu dari mereka.

Hana menatap ketiga kakak kelasnya dengan Bingung. Hana memejamkan matanya ketika air itu menyembur ke arah muka nya. Suara tawa puas dapat Hana dengar.

"Nah ini balesan dari gue."ucap nya dengan tersenyum pongah.

"Sebenarnya ini masih belum cukup. Tapi lo selamat untuk kali ini."Salah satu dari mereka mendekatkan wajahnya ke telinga Hana dan berbisik.

Ke-tiga nya berjalan meninggalkan Hana yang masih berjongkok di depan kelas dengan air mata yang ia tahan. Ia bukan Hana yang sebenarnya! Dirinya adalah Hana yang memiliki hati yang mudah tersakiti! Ia bukan Hana yang asli!

Hana mengelap air mata dengan kasar ketika melihat satu persatu murid kelas Gio mulai keluar.

Ia pun melihat Gio yang sudah keluar dari kelas nya. Dengan susah payah, Hana tersenyum paksa ketika Gio menghampiri nya.

"Lama ya?"tanya Gio dengan menyugar rambutnya, membuat wanita di sekitarnya berteriak dalam hati.

Hana menggeleng dengan tangan yang ia kibas kan."Ayo, takut keburu hujan."ajak Hana.

Gio menatap Hana aneh, Namun tak urung ia mengangguk kemudian mereka berjalan beriringan menuju parkiran.

"Makasih ya yo."ucap Hana setelah turun dari motor.

"Santuy, besok mau gue jemput ga?"tanya Gio sembari melepaskan helm nya.

"Gak usah, takut ngerepotin."

"Ah lebay lo, kita kan mantan. Jadi santai aja."ucap Gio tersenyum jenaka.

Satu pukulan mendarat di lengan Gio, Gio pun memegangi tangan nya sebari meringis. Hana memutar matanya malas, melihat respon Gio yang berlebihan, padahal ia hanya memukul nya pelan.

"Berlebihan kamu."ucap Hana malas.

Gio tersenyum memamerkan deretan giginya,"Bercanda atuh, fiks gue jemput besok."

"Bye, mantan."

Hana ikut melambaikan tangannya pada Gio. Mood Hana mulai membaik ketika bersama Gio.

Hana melangkah menuju rumahnya, ia menyerengit melihat banyak motor di halaman. Dengan penasaran ia sedikit berlari menuju pintu. Betapa terkejutnya Hana melihat Barra, Nevan dan rombongan yang lainnya sedang berkumpul di rumahnya.

Yang membuat Hana lebih terkejut adalah kehadiran Zara. Mereka semua ikut mengalihkan pandangan nya pada Hana yang berdiri di depan pintu.

"Mau ngapain kalian disini?"tanya Hana sembari melipat kedua tangannya.

"Emang nya kenapa? Masalah buat lo?"tanya balik Nevan.

Hana mengepalkan tangannya.

"Lagian kita di undang Barra."sahut Rizal yang sedang bermain catur bersama Vayo.

"Situ sewot banget sih, lagian ini bukan rumah lo doang."serobot Dion mendelik pada Hana.

Hana mendesis, ia pun memilih meninggalkan mereka dan menuju ke kamarnya.

Setelah kepergian Hana, mereka semua menatap punggung Hana dengan pandangan tajam dan dingin. Lain halnya dengan Zara yang menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Kayaknya Hana, gak suka ada aku."suara Zara yang kecil membuat mereka semua mengalihkan perhatian nya kearah Zara.

"Gak usah dihirauin Zara, biarin aja dia emang kayak gitu."ucap Nevan yang disamping Zara, Nevan menepuk-nepuk kepala Zara penuh sayang.

Zara menggeleng,"Aku gak mau nanti Barra berantem lagi sama Hana."ucapnya sendu.

Dulu, waktu pertama kali Zara mengunjungi rumah Barra, karena Barra mengundang nya. Hana marah besar dan bertengkar dengan Barra.

"Gak bakal, Lagian ini rumah gue dan gue yang ngundang kalian semua disini."ucap Barra berusah menenangkan Zara.

Zara hanya bisa pasrah dan kembali mengerjakan tugasnya. Nevan yang melihat itu tersenyum lembut dan mengusap-usap rambut Zara.

Hana mendesah kasar, ia melempar tas nya kesembarang arah. Kemudian ia berjalan menuju lemari pakaian nya.

"Kayak aku harus beli baju yang lebih sopan lagi deh."gumam Hana.

- Hello Autumn -

Hello AutumnWhere stories live. Discover now