CHAPTER - 27

8.7K 1.2K 192
                                    


Hana berjalan sendirian si koridor sekolah. Tadi Sesampai nya di sekolah, Sekar tiba-tiba pergi dengan cepat, raut nya terlihat panik walau masih tenang. Hana tak terlalu memikirkan nya sih, tapi, tumben saja gitu seorang Sekar tiba-tiba jadi seperti tadi. Bahkan ketika diperjalanan menuju sekolah, Sekar memutar motor nya ke jalan yang bukan menuju sekolah.

Hana memeluk badannya sendiri, udara pagi ini sangat dingin dan juga berembun. Murid-murid yang berlalu lalang pun memakai jaket sama seperti nya.

Saat sudah dekat dengan kelas nya, Hana melihat Dua orang yang berdiri di dekat pintu.

"Minggir, ngalangin jalan." Ucap Hana dengan datar.

Kedua nya menoleh. Zara dan Nevan lah dua orang itu. Zara terlihat kaget dan Nevan masih dengan wajah cool nya. Tapi, ada hal menarik yang hampir membuat Hana tertawa kencang, untung nya Hana dapat menahan nya.

"Anjir, itu muka apa topeng monyet?" Ledek Hana ketika melihat wajah Nevan yang babak belur.

Tak kuasa menahan tawa, akhir nya Hana tertawa melihat itu.

"Ini gara-gara lo bangsat!" Gertak Nevan tak terima ditertawai.

Hana berdehem, mencoba menahan tawa nya yang akan kembali meledak saat melihat wajah tampan Nevan yang di gemari oleh siswi-siswi itu menjadi seperti topeng monyet, upss.

"Gara-gara gue? Gak salah tuh?" Hana mendelik sambil melipat kedua tangan nya, bersidekap.

"Salah lo anying! si Barra mukul gue cuma ngebela elo!"

"Loh? Jadi Dia yang mukul lo? Bagus dong, biar dia sadar kalo sahabat nya itu punya mulut busuk!"

"Itu fakta. Semua orang juga tau lo itu dari dulu kurang kasih sayang."

Tatapan Hana menajam, si Nevan sialan! Pagi-pagi sudah membuat nya emosi! Namun Hana mencoba biasa nya walau tangan nya mengepal menahan emosi.

"Gue gak peduli lo mau ngomong apa, noh terus ledek gue! Ayo!" Tantang Hana dengan dagu naik keatas.

Nevan yang melihat itu mendecih,
"Bahkan Barra gak pernah ngaku kalau lo itu adik nya." Ujar nya tersenyum sinis.

Hana terdiam sejenak. Tangan nya yang mengepal terlepas begitu saja. Hati nya mencelos, walaupun Dia pernah mendengar nya langsung dari Barra tapi tetap saja rasa nya sesak.

"Mau dia anggap gue apa kek, gue gak peduli!"

"Lo mending urus hidup lo aja deh, jangan sok seakan lo tau semua tentang gue. Lagian lo harus lebih waspada sama orang disekitar lo." Ujar Hana mendorong bahu Nevan, diakhir kalimat nya dia sempatkan melirik Zara.

"Sekarang, lo minggir." Usir Hana dingin.

Entah kenapa, setelah mengatakan hal itu Hana jadi teringat dengan ucapan Gio. Tak ingin terbawa suasana, Hana mendorong kedua orang itu yang menghalangi jalan masuk kelas.

"Lo apa-apain sih! Zara jadi jatoh sialan!?" Teriak Nevan saat Hana mendorong kedua nya, dan Zara terjatuh kebelakang. Untung Nevan dengan sigap menahan nya.

Hana yang mendengar teriakan itu hanya acuh dan menutup telinga nya dan menatap sekitar dengan pura-pura tak dengar.

"Bim, tadi kayak nya gue ngedenger suara setan deh. Ihh serem banget."

Bima yang kebetulan sendari tadi melihat kedua nya adu mulut pun langsung terbahak ditempat. Hana sekarang lebih berani dan lucu!

"Udah woyy!! Pergi sana! Nganggu kelas orang aja huss hus." Ujar Bima pada Nevan yang mencak-mencak tak jelas.

Hello AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang