CHAPTER - 38

8K 781 146
                                    

38. Ternyata...


Hana di bawa ke rumah sakit oleh Sekar dan Rizal.

Sesampainya di sana, kebetulan ada dokter muda yang pernah menangani Hana saat itu. Masih ingat kah?

"Astaghfirullah ini kenapa??" Tanya panik dokter Riko saat melihat keadaan dan kedua lelaki di hadapannya.

"Dok jangan banyak tanya! Langsung periksa!!" Ujar Rizal sembari ngos-ngosan.

Dengan panik dokter Riko mengangguk. Dan mengambil alih tubuh Hana yang sudah tak sadar kan diri.

"Kalian serahkan pada kami." Ucap Dokter Riko menyakini. Lalu memasuki ruang operasi.

Sekar dan Rizal langsung tepar di lantai. Pakaian mereka berantakan, cairan berwarna merah darah menempel di bagian tertentu.

Setelah meraup udara dengan rakus akhirnya mereka bisa bernafas dengan baik. Sekar meraup wajah nya dengan frustasi. Tangan nya mengelap kasar darah yang berada di wajahnya, itu darah Raka, ketika Rizal menembak Raka, tanpa sengaja darah itu muncrat ke wajah nya.

Sekar mengelap jijik darah itu ke lantai. Demi apapun di sangat jijik pada darah itu.

Pandangan Sekar teralih pada Rizal yang sudah terbaring tak berdaya di lantai. Sesekali, Sekar mendengar ringisan yang keluar dari mulut sang empu.

Sekar menepuk Rizal pelan.
"Lo obatin dulu sana."

Namun Rizal menggeleng tak mau.
Dengan lirih dia berkata, "Gue mau liat keadaan Hana dulu." Gumam nya.

Sekar kembali menunduk dan melirik ruang operasi, di atas pintu, sebuah lampu berwarna merah terlihat menyala, yang artinya, operasi sedang  berlangsung.

"Lo mau kaki Lo ngebusuk nanti?" Sekar menakut-nakuti Rizal yang bersikeras.

"Lo mah! Shh sakit anj!" Rizal hendak marah namun Sekar malah menendang kaki Rizal yang terluka.

"Obatin, ato gue tendang lagi?" Sekar tajam.

"Ahh iya iya! Sus! Suster yuhuu bantu saya! Kaki saya luka sus." Rizal pasrah mengangguk dan memanggil suster yang kebetulan lewat.

Suster itu menoleh dan membelalak ketika melihat dua lelaki tampan yang sedang terluka, dengan cairan merah di tubuh mereka. buru suster itu menghampiri ke dua nya.

Naas nya, suster itu malah menghampiri Sekar, dan menghiraukan Rizal yang sudah butuh pertolongan.

Sekar berdehem, "Ekhem. Maaf dia yang terluka." Tunjuk Sekar.

Suster itu meringis malu lantas berbalik dan membantu Rizal dengan memapah nya. Dan pergi menjauh menuju ruang perawatan.

Sekar akhirnya bernafas lega, setidaknya kini Rizal sudah mendapat  penanganan. Yang Sekar khawatirkan saat ini adalah kondisi Hana dan Gio.

Suara langkah derap kaki terdengar di telinga Sekar. Lalu Sekar menoleh dan melihat seorang pria paruh baya yang berlarian dengan pakaian jas hitam di tubuh nya dan seorang wanita paruh baya yang terlihat ngos-ngosan di sela lari nya.

"Hana? Hana? Gimana keadaan nya?!"

Pria paruh baya yang bernama Danu, tiba-tiba langsung menarik kerah baju  Sekar membuat sang empu bangkit dari leha-leha nya.

Hello AutumnWhere stories live. Discover now