WSIG | 15 - I Will Go

2.7K 468 12
                                    

Bacanya Pelan-pelan aja yaa ... Slowly mode. Jangan lupa Votment nya LuV U♥️

•••

Hari ini adalah hari kepulangan Seojun setelah melakukan perjalanan bisnis ke Jepang hampir dua bulan lamanya.

Pria berumur itu terus menyunggingkan senyum manis takala rasa rindu yang sudah tak bisa ia tahan lagi untuk ketiga anak juga istrinya. Berbagai macam oleh-oleh ia bawa entah itu hal kecil sekalipun, ah rasanya sudah tidak sabar untuk melihat bagaimana mereka kembali berkumpul bersama.

Seojun sengaja tak memberitahu tentang kepulangannya ini, biarlah hadirnya menjadi sebuah kejutan untuk keluarga kecilnya itu.

Mobil berwarna silver mulai memasuki kawasan mansion. "Sudah sampai tuan," kata si supir. "Tolong bawa semuanya masuk."

Dengan langkah lebar, setelan kasual tak lupa paras yang rupawan Seojun membuktikan bahwa umur takkan mempengaruhi kadar ketampanan nya.

"Minyoung-ah," sapa pria itu saat matanya menangkap presensi sang istri yang tengah berkutat dengan peralatan dapur, rambut yang di cepol asal, apron hitam yang memeluk pinggang ramping itu tak lupa paras rupawan yang begitu Seojun rindukan.

Minyoung terkejut bukan main, manik matanya berbinar cerah saat ia melihat Seojun tengah berdiri menatapnya dengan senyum hangat, pria itu terlihat merentangkan tangannya.

"Kau kembali," wanita itu langsung menubrukkan tubuhnya dan memeluk pria yang berstatus sebagai suaminya itu hangat.

"Dimana anak-anak?" tanya Seojun. "Mereka ada di kamarnya masing-masing."

Seojun mengangguk paham melepas pelukan itu, lalu menyuruh salah satu maid untuk memanggil putra dan putrinya.

"APPA!!!" tak sampai satu menit Rosé sudah menunjukan presensi nya. Gadis itu berlari dengan senyum lebar dan langsung memeluk tubuh sang ayah erat.  "Kenapa lama sekali di sana huh? Apa kau tidak merindukan ku?" rengeknya manja.

Taeyong menatap interaksi adik dan ayahnya itu dengan datar, ia tak biasa melakukan hal manis seperti di peluk atau kecupan di kening. Sedari kecil yang pemuda itu dapat hanya sebuah tekanan, tekanan dan tekanan.

Pernah sekali Seojun memeluknya hangat ketika ia berhasil memenangkan sebuah tender besar itupun dihadapan publik dengan kilatan blitz yang menyilaukan mata. Oh yang pertama mungkin saat ia lahir ke dunia ini.

"Oppa kemarilah! lihat apa yang appa bawa untuk kita," seru Rosé senang dengan tangan yang sudah penuh dengan berbagai macam oleh-oleh yang Seojun bawa.

"Kau tau apa oleh-oleh mu kali ini Taeyong?" kata Seojun pada putranya.

Pemuda itu hanya diam tanpa minat ia sudah tau apa oleh-oleh yang di maksud ayahnya.

"Lihatlah appa berhasil membeli sebuah perusahaan kecil yang akan menjadi sangat menguntungkan jika kita berhasil menanganinya, lihat ini! Sangat bagus bukan? Appa ingin kau yang mengurusnya," damn it jerit Taeyong dalam hati kecilnya.

Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa selain hanya tersenyum miris.

"Kenapa appa selalu memberikan Taeyong oppa perusahaan, saham, dan setumpuk dokumen yang sangat membebani? Tidak adakah hal-hal yang lebih menarik dari itu?" tanya Rosé.

Mendengar hal itu Seojun hanya tersenyum. "Kau akan mengerti ketika sudah besar nanti, omong-omong dimana putri bungsuku?" semuanya kembali bungkam.

"Seojun-ah, tak adakah oleh-oleh untukku juga?" alibinya. Minyoung hanya berusaha mengalihkan topik.

"Tentu saja ada, aku membelikan sesuatu yang spesial untuk mu yeobo." Minyoung tersenyum.

Where Should I Go? [✓] | Taelice Where stories live. Discover now