WSIG | 19 - Slowly Getting Away

2.2K 431 18
                                    


Happy reading jangan lupa vote comen nya ...

•••

Gadis berponi itu menghentikan langkahnya di tengah trotoar dengan kondisi jalanan yang masih ramai dan rasa lapar yang sudah tak bisa Lisa tahan. Oh jangan lupakan kakinya yang terluka akibat heels yang ia kenakan, menghela nafasnya berat dengan perlahan ia mencopot heels yang sedari tadi membungkus kakinya.

"Akh! Haruskah aku bertelanjang kaki sampai mansion?" monolognya tak percaya, tas, baju seragam juga handphone nya tertinggal di butik tadi, awalnya ia berniat mengambil semua barang nya ketika acara makan malam selesai, itu niat awal sebelum semuanya menjadi berantakan.

Karena tak kuat menahan perih di perutnya dan gadis itu sama sekali tak memiliki uang, Lisa terpaksa mendatangi sebuah gerobak sol sepatu yang berlapak di pinggir jalan, tak lain dan tak bukan niatnya ingin menjual heels bermerk Gucci pemberian Taehyung, sebenarnya tidak di berikan juga sih pemuda itu hanya berniat meminjamkannya mungkin.

Ah ngomong-ngomong soal Taehyung ia jadi teringat kembali perdebatan mereka beberapa saat lalu, apa yang Taehyung katakan memang benar adanya Lisa tak memiliki keluarga dan hubungannya dengan kedua kakaknya pun sangat tidak baik, mereka bahkan tak menganggap dirinya ada dan ia dengan sok tahunya mencoba menasehati Taehyung, tapi bagaimana janjinya pada Seokjin? Entahlah Lisa tak yakin setelah ini mereka akan kembali dekat.

"Jeogiyo, ahjussi aku berniat menjual sepatu. Tapi ini bukan sepatu sembarangan kau tau merk terkenal seperti Gucci? Aku membelinya seharga kurang lebih 164.900 Won .. apa kau berniat membelinya?" tanya Lisa dengan manik berbinar nya, pria paruh baya itu mengeyit heran.

"Aku ingin melihat barangnya terlebih dahulu." kata pria itu. Dengan senang hati Lisa menunjukkan sepatu berwarna putih bercorak bunga kehadapan pria itu.

"Eotte?" pria itu berfikir cukup lama, "Bagaimana cara aku mengetahui ini sepatu asli atau bukan?" tanyanya ragu.

"Aku bersumpah ini asli, tapi aku tak peduli kau percaya atau tidak yang jelas aku memaksamu untuk membelinya, atau kau bisa tanyakan pada butik yang ada di sebrang jalan sana, aku membelinya di tempat itu! Tapi ayolah beli sepatu ini seharga satu botol air mineral dan satu porsi kimbab," ujar Lisa memelas, persetan jika nanti Taehyung menanyakan sepatu ini yang jelas ia harus mengisi perutnya sekarang juga.

"Cih, kau terlalu memikirkan egomu nona bagaimana bisa kau membeli sepatu mahal hanya untuk pamer sedangkan kau sendiri kelaparan." Lisa memutar bola matanya malas.

"Bilang saja jika kau tidak ingin membelinya!" ketus si poni berniat pergi namun pria itu segera menghentikan langkahnya. "Baiklah, 32,902.4 won bagaimana?"

"Mwo?! Kenapa murah sekali aku membelinya seharga 164.900 won kau ingat!"

"Mau atau tidak, terserah padamu saja! Ini sudah malam aku ingin tutup." ketus pria tua itu.

"Aish,  32,902.4 won deal!"

•••

Disinilah Lisa berada sebuah kedai kaki lima di pinggir jalan dengan gaun cantik dan kaki telanjangnya. Mulut gadis itu sudah penuh dengan beberapa potongan kimbab, pipi chubby nya naik turun beraturan. Siapapun yang melihatnya pasti merasa gemas sendiri.

"Aigoo, kau terlihat sangat kelaparan nona," ujar ahjumma penjual kimbab sembari menaruh satu porsi kimbab lagi yang baru saja Lisa pesan.

Gadis itu hanya tersenyum canggung, tak lama Lisa kembali sibuk dengan makanannya lalu seseorang tiba-tiba saja datang dan duduk tepat di hadapan gadis itu. Lisa segera menyadarinya ia mengangkat kepalanya dan terkejut bukan main takala melihat sosok Taeyong yang  dengan santai duduk tegak sembari mencomot satu kimbab di piringnya, dan langsung memakannya.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!!" Lisa terbatuk dengan sisa keterkejutannya, tangan mungil itu segera mengambil sebotol air mineral lalu menenggaknya hingga setengah.

"Apa aku terlihat seperti monster bagimu?" tanya Taeyong datar, manik sipit pemuda itu meneliti penampilan adiknya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Apa saja yang sudah kau lakukan bersama pemuda brengsek itu?" tanyanya lagi penuh intimidasi.

"Apa maksudmu? Kau pikir aku gadis seperti apa huh?!" seru Lisa tak terima, saat jelas jelas Taeyong sedang meremehkannya.

"Kau terlihat murahan sama seperti ibumu."

"Tolong jaga bicaramu Taeyong-Ssi!" Lisa berseru cukup kuat, menampilkan raut wajah  kesalnya.

Taeyong tak menanggapi. "Ahjumma! Tolong 6 botol Soju!!" pintanya lantang.

Lisa kembali menghela nafasnya, "Duduk," titah Taeyong datar, tapi Lisa tak menggubris nya. "Ku bilang duduk Lalisa!"

"Katakan apa maumu hah?! Kau baru saja menghinaku tapi sekarang kau .. malah menyuruh ku duduk!!"

"Apa aku meminta hal yang sulit? Aku hanya ingin kau duduk dan temani aku minum soju. Hanya itu." Taeyong menekan kan setiap kata dalam kalimat nya. Dengan terpaksa Lisa kembali duduk sembari memalingkan wajahnya kesamping.

"Mianhae," ujar Taeyong tiba-tiba.

"Cih, kau mabuk bodoh!"

"Tak baik mengumpat pada orang yang lebih tua terlebih kakak mu sendiri," katanya melembut.

"Aku sungguh minta maaf Lisa." Gadis yang di sebut namanya itu pun sontak terdiam membisu, ia tahu Taeyong belum sepenuhnya mabuk tiga botol Soju tak cukup untuk membuat pria itu kehilangan kesadarannya.

"Untuk apa meminta maaf jika kau akan mengulangi kesalahan yang sama." Taeyong tersenyum mendengarnya.

"Itulah alasan kenapa aku meminta maaf, aku takut mengulangi kesalahan yang sama sebelum aku meminta maaf atas kesalahan yang sudah aku lakukan sebelumnya."

"Ck! Kau terlalu berbelit-belit," decakan ketus keluar dari bibir tebal itu.

Keduanya sama sama terdiam dengan pikiran mereka masing-masing, gadis itu menatap kedua kakinya yang memucat dengan luka di sekelilingnya. Ia kembali teringat akan sosok Taehyung, apa pemuda itu baik-baik saja? Lisa tak merasa Taehyung salah pemuda itu berhak melakukan apapun yang dia suka itu hak nya, hanya saja ia merasa sedikit kecewa ketika Taehyung menatapnya dengan sorot tajam penuh luka itu.

"Gwenchana?" tanya Taeyong memecah keheningan.

"Seharusnya aku yang bertanya begitu, sudah cukup minum nya mari kita pulang." ujar si poni, ia tahu Taeyong sudah hampir kehilangan kewarasannya sekarang.

"Lisa-ya ... " lirihnya tertahan.

"Jika kau tak ingin pulang maka jangan. Apa kau tak merasa lelah terus hidup seperti ini? Kau selalu berusaha menjadi seorang putri yang baik tapi bagaimana dengan ibumu .. apa dia pernah melihat semua usaha mu itu? Apa pernah dia berusaha menanyakan bagaimana keadaan mu saat kau jauh dari jangkauannya?" tanya Taeyong dengan raut seriusnya.

"Aku tak mengerti apa maksud dari perkataan mu itu dan mari kita bersikap seperti saat pertama kali kita bertemu, layaknya orang asing sebaiknya kita urus saja urusan masing-masing." Gadis itu melenggang pergi meninggalkan Taeyong dengan sejuta bisu menemaninya.

"Mari kita hidup bersama dan tinggalkan kehidupan gila ini! Jujur saja aku lelah." batin Taeyong, gelisah.

📌 Sel, 17 Ags 2021
📝 happy Independence Day 🇮🇩 Oh ya guys kalo ada typo atau kesalahan dalam penulisan aku benar-benar minta maaf kita saling koreksi aja ya .. bantu aku buat koreksi biar kedepannya aku bisa lebih baik lagi, aku berharap banget kalian bisa menikmati cerita ini.

Where Should I Go? [✓] | Taelice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang