WSIG | 24 - Because I Like U

2.1K 383 26
                                    

Happy reading jangan lupa vote comen nya yaa ...

•••

Sejak tiga jam lalu Lisa masih senantiasa berkutat dengan semua buku di meja belajarnya di temani alunan musik yang mengalun lewat earphone di telinganya. Sembari bersenandung kecil tangan mungilnya menulis beberapa materi yang ia butuhkan untuk ujiannya Minggu depan.

Waktu menunjukkan pukul 01.30 dini hari, tapi gadis itu bahkan sudah kehilangan rasa kantuknya, semuanya begitu rumit dan menyebalkan hingga membuat Lisa muak sendiri ketika memikirkannya.

Ia pikir dirinya sudah benar-benar insomnia sekarang, jarang sekali tertidur membuat ia cepat sekali kehilangan konsentrasi nya Lisa bahkan harus menenggak beberapa butir obat tidur demi mendapatkan tidur yang nyenyak setiap malam.

Sebuah lampu sorot berwarna putih kebiruan menembus tirai jendela kamarnya, bukan lampu sorot lebih tepatnya lampu mobil yang baru saja memasuki pekarangan rumah, gadis berponi itu menaikan satu alisnya, mungkinkah itu Taeyong?

Akhir-akhir ini Taeyong memang jarang sekali pulang Seojun bilang pemuda itu sudah membeli sebuah apartemen sendiri. Dan tanpa semua orang sadari pemuda itu dengan perlahan-lahan tengah membuat sebuah jarak antara dirinya dan keluarga Lee.

Di Korea memang lumrah terjadi jika sudah bekerja dan berpenghasilan sendiri maka setiap remaja sudah boleh meninggalkan rumah tapi Taeyong berbeda, sejak Lisa pertama datang ke mansion ini pun pemuda itu benar-benar terlihat dingin, entah sikapnya ataupun nada bicaranya Taeyong terlihat tak akrab dengan Seojun namun mereka berdua sama-sama menutupi hal itu. 

Lisa  mendengus melihat susu di mug bebeknya yang sudah tandas tak bersisa, dengan terpaksa ia membawa mug itu kebawah untuk mengisinya kembali.

Setelah keluar dari lift yang membawanya menuju dapur samar-samar Lisa melihat presensi Taeyong yang tengah meneguk wine yang langsung dari botolnya.

Tubuh jangkung itu terduduk lemas di kursi pantry dengan tangan yang memegang sebuah botol wine.

Tak berniat berlama-lama Lisa langsung membuka lemari pendingin dan mengambil satu kotak susu coklat lalu menuangkannya dengan terburu-buru. Niat hati ingin segera pergi namun suara berat dan dalam milik pemuda Lee itu lebih dulu mengintruksi nya.

"Annyeong," sapanya lirih sembari memainkan botol wine ditangannya.

Lisa tak menjawab gadis itu lebih memilih pergi namun lagi lagi perkataan Taeyong kembali membuat nya terdiam.

"Tawaran ku masih berlaku Lisa, aku meminta mu secara baik-baik. Pergi dari sini dan kita lanjutkan kehidupan baru kita, kau harus percaya aku bisa membahagiakanmu lebih dari siapapun di dunia ini." Lisa menoleh dengan sisa keterkejutan. Sangat amat tak percaya dengan apa yang baru saja Taeyong katakan. Hey! Mereka bahkan tak sedekat itu!!

"Kau sadar dengan apa yang baru saja kau katakan!?" tanya Lisa, Taeyong tak menjawab pemuda itu malah beranjak dari duduknya dan mendekat kearahnya dengan langkah gontai.

"Aku mabuk, tapi aku selalu sadar dengan setiap hal yang menyangkut dirimu, adikku." Bulu kuduknya seketika meremang takala Taeyong menekankan kata terakhir dari kalimat nya.

Lisa memundurkan langkahnya saat Taeyong semakin mendekat dan berusaha keras untuk menyembunyikan ketakutannya.

Sial! Kenapa tak ada satupun orang yang lewat sih? Ah benar ini sudah sangat larut.

"Berhenti disana Taeyong-Ssi!" Gertak Lisa takut.

Pemuda itu menyunggingkan smirk kecil di sudut bibirnya, "Kenapa hem? Kau takut? Aku hanya ingin lebih dekat dengan adikku hanya itu," ujar Taeyong dalam.

"Dasar gila!" maki Lisa saat Taeyong sudah benar-benar ada dihadapannya.

"Kau yang membuat ku gila Lalis. Kenapa kau tak membiarkan pemuda itu pergi hem? Kenapa kau malah menahannya? Kau bahkan menangis untuk pemuda sepertinya, dan itu sangat amat membuat ku marah!!"

Lisa sama sekali tak mengerti kemana arah dari pembicaraan pemuda ini, Taeyong benar-benar mabuk dan alkohol sudah sepenuhnya menguasai akal sehat pemuda itu.

"KU TANYA KENAPA KAU MELAKUKANNYA?!!!" Lisa terperanjat kaget saat dengan tiba-tiba Taeyong menaikan nada suaranya, gadis itu semakin di buat ketakutan.

Bibirnya mendadak kelu Lisa menatap manik sayu didepannya takut, "Tak bisakah kau mengerti bahwa aku tak menyukai hal itu? Tak bisakah kau ikut dengan ku pergi? Lihat aku! Lihat aku Lisa!!" Pemuda itu meremas pergelangan tangannya erat membuat Lisa merintih kesakitan.

"Sakit hem?"

"KAU BENAR-BENAR SUDAH GILA!! KENAPA AKU HARUS MENGIKUTI SEMUA YANG KAU KATAKAN HAH?! SAMPAI KAPANPUN ITU TAKKAN PERNAH TERJADI!!" Ia sudah benar-benar tersudut kan sekarang, Lisa menatap tegas manik Taeyong dengan satu tangan nya yang bebas menekan tombol lift acak.

Mug dan botol wine itu sudah pecah menjadi kepingan tak berbentuk saat dengan tiba-tiba nya Taeyong menggenggam erat pergelangan tangannya.

"Kenapa? KARENA AKU MENCINTAIMU LALISA!! AKU MENCINTAIMU KAU DENGAR?!!" Taeyong  berteriak murka dan bertepatan dengan itu pintu lift terbuka. Dengan cepat Lisa mendorong tubuh limbung Taeyong hingga terjatuh.

Di dalam lift ia meremas dadanya kuat jantungnya berdegup tak karuan, rasa takut benar-benar memenuhi perasaan nya kini. Katakan ini hanya sebuah mimpi belaka! Lisa tak mau  tak ingin ini menjadi nyata, kenapa? Kenapa harus dirinya?

Bayang bayang wajah Taeyong yang begitu menyeramkan terus terbayang, hingga ketika ia sudah sampai di kamar dengan cepat Lisa langsung menutup dan mengunci pintunya rapat.

Kenapa semuanya menjadi begitu rumit dan tak terkendali seperti ini? Lisa baru saja melihat kebahagiaannya, tapi kini Tuhan memberikan cobaan lain yang rasanya sangat amat berat.

•••

"Lisa-ya wae geurae?" tanya Rosé pada adiknya itu. Sejak kejadian tadi malam Lisa memikirkan banyak hal yang membuatnya benar-benar tak bisa memejamkan mata.

Apa jika ia bercerita pada Rosé gadis itu akan mempercayainya? Apa jika ia mengadu pada Seojun dan Minyoung mereka akan menindak lanjuti hal ini? Rasanya sangat tidak mungkin.

"Lisa-ya!"

"Oh, ya wae?"

"Ada apa nak? Apa ada yang mengganggu pikiran mu?" tanya Seojun, Lisa hanya tersenyum kecil lalu menggeleng sebagai jawaban.

"Aniya gwenchana,"

"Jinja?" tanya Rosé memastikan. Lagi lagi gadis itu hanya mengangguk.

Mereka pun kembali melanjutkan sarapan pagi dengan khidmat sebelum presensi seseorang muncul dan menarik kursi kosong di hadapannya.

Taeyong ya itu Taeyong mereka sempat beradu tatap namun dengan cepat Lisa segera mengalihkannya.

Kenapa pemuda itu bersikap seolah-olah tidak terjadi sesuatu yang ganjal di antara mereka? Kenapa Taeyong bisa bersikap begitu biasa? Sedangkan Lisa sangat ketakutan.

"Kapan kau kembali?" tanya Seojun pada putra sulungnya.

"Tadi malam," jawab nya acuh.

"Baru saja kembali kau sudah membuat kekacauan. Maid bilang kau pulang dalam keadaan mabuk dan memecahkan gelas di depan pintu lift."

Mendengar hal itu Lisa menelan salivanya susah payah, tangannya yang ada di bawah meja bergetar tak karuan.

"Aku? Tidak, itu Lisa."

Jleb

Seperti ada ribuan pisau yang menusuk dadanya, Lisa mengepalkan tangannya erat mencoba tetap tenang walau nyatanya tidak bisa! Taeyong pemuda itu benar-benar brengsek.

Semua mata menatap kearahnya, rasanya Lisa lebih baik menghilang saja saat ini.

📌 Min, 12 September 2021
📝 Kalian jangan lupa streaming terus ya guys jangan sampe kendor pokoknya!! Mangat!! And enjoy this chapter see you♥️

Where Should I Go? [✓] | Taelice Where stories live. Discover now