WSIG | 23 - A right

2.1K 401 9
                                    

Happy reading jangan lupa vote comen nya yaa ... Enjoy


•••

Sepasang sepatu mendekat kearahnya perlahan demi perlahan kaki itu semakin mendekat hingga benar-benar tepat di depannya.

Lisa hanya mampu menundukkan kepalanya dalam tak berniat mendongak untuk mencari tahu siapa pemilik kaki jenjang itu. 

Hingga sebuah suara berat yang dalam  masuk kedalam rongga pendengarannya. "Bangun," titah suara berat itu.

Masih dalam keterkejutannya Lisa tetap diam tak mendongak ataupun tak merespon suara itu, ia pikir ini hanya halusinasinya saja, siapa yang tak kenal akan suara berat itu? Taehyung. Ya dia Taehyung tapi Lisa tak yakin.

"Aku ingin mendengar suara itu sekali lagi? Sekali lagi kumohon .. " lirihnya dalam hati.

"Kau tuli hah? Kubilang bangun!" Tepat setelah itu Lisa mendongak, rasa keterkejutannya bertambah beribu kali lipat saat matanya benar-benar melihat sosok Taehyung di hadapannya, berdiri tegak menatap kearahnya dengan kedua sorot tajam yang mengintimidasi itu.

Tak tunggu waktu lama Lisa segera bangkit dari posisinya menerjang tubuh jangkung itu dengan perasaan teramat bahagia. Taehyung yang tak siap pun sedikit terhuyung dengan tingkah gadis yang kini berada di gendongan nya.

Tapi ia pun tak bisa memungkiri perasaannya kini, senang, sangat senang setelah sekian lama kini ia memiliki alasan untuk menetap, memiliki sebuah alasan untuk pulang, memiliki seseorang yang senantiasa menunggunya kembali.

"Kenapa pergi?" tanya Lisa parau menahan tangis, gadis itu semakin mengeratkan pelukannya.

Taehyung diam tak menjawab ia masih sibuk menikmati pelukan hangat ini, pelukan yang tak pernah ia dapat lagi setelah sekian lama.

"Kenapa harus pergi?" tanyanya tapi Taehyung masih bungkam.

"Kenapa---" Lisa belum sempat melanjutkan kalimatnya karena Taehyung lebih dulu menyela.

"Kenapa kau disini?" Lisa melepaskan pelukannya dan menatap manik hitam milik pemuda itu dalam.

"Tadinya aku berniat mencegah mu pergi tapi .. aku terlambat," ujarnya sendu.

"Tidak, kau tidak terlambat dan kau berhasil mencegah ku pergi," bisik Taehyung dalam tepat di telinganya membuat Lisa merinding seketika.

"Kau ... Apa mak---"

"Kau ingin aku tetap disini? Atau kau menginginkan ku pergi?" tanyanya lagi.

Lisa tertegun cukup lama, kenapa situasinya  mendadak awkard seperti ini? Dan .. tubuhnya masih didekap hangat oleh pemuda itu, Lisa tak yakin tapi mengapa pipinya terasa begitu panas dan menyebabkan munculnya semburat kemerahan disana.

"Aku .. aku .."

"Jawaban mu menentukan pilihan ku selanjutnya, Lalisa." Oh ya Tuhan tak bisakah Taehyung tetap diam selama ia masih di lingkupi rasa malu? Dan bisakah pemuda itu berhenti mengunakan suara serak dan dalamnya? Sungguh Lisa merinding, sangat merinding.

"Jangan pergi." cicit nya kecil tapi masih mampu didengar oleh si Kim, dan berhasil membuat pemuda itu tersenyum amat bahagia.

Brengsek kenapa pemuda ini malah tersenyum sih?

"Nyaman kan?"

"Huh?"

"Sudah ku duga pelukan ku memang senyaman itu,"

Blush! Pipinya semakin memerah seperti kepiting rebus dan si Kim brengsek Taehyung itu malah tersenyum puas melihatnya.

•••

Setelah kejadian dramatis di bandara tadi kini keduanya tengah menikmati secangkir coklat hangat di sebuah cafetaria yang terletak di pinggir jalan kota Seoul.

Lisa sibuk memandangi jalanan dari balik jendela besar di depannya, orang yang berlalu-lalang, mobil dan motor yang hilir mudik silih berganti. Lisa selalu menyukai moment ini, momen dimana ia duduk di sebuah cafetaria dengan secangkir coklat hangat di temani suasana sore hari dan langit jingga itu.

"Apa pemandangan di luar sana lebih menarik dari pada aku?" tanya Taehyung kesal, tak disangka sangka Lisa justru malah mengangguk mengiyakan.

"Sungguh?!" tanyanya lagi tak percaya.

"Bisa diam tidak? Kau berisik!"

Taehyung bercedih, dengan paksa ia menarik dagu gadis itu hingga kini mereka saling bertatapan, Lisa mengangkat satu alisnya bingung.

"Aku serius Lisa, apa itu lebih menarik di bandingkan diriku?" Dengan sedikit rengekan pemuda itu kembali bertanya untuk pertanyaan yang sama pula.

Lisa tertawa puas mendengar nya. "Itu memang lebih menarik, tapi pandangan ku akan selalu tertuju pada mu," balas gadis itu yang mampu membuat Taehyung merona malu.

"Geurae. Jangan pernah berniat mengalihkan nya." Lisa tersenyum hangat dan dengan perlahan Taehyung menggenggam tangannya.

"Kau tau? Tak ada yang namanya persahabatan antara pria dan wanita, pasti salah satunya akan memiliki rasa yang lebih dari sekadar sahabat. Kau, Mingyu, Ten dan Bambam kau mungkin hanya menganggap mereka sahabat tapi apa mereka sependapat dengan mu?" Lisa terdiam mengigit bibir bawahnya gugup, ya ia sadar akan hal itu.

"Ini bukan salah mu atau siapapun tapi ini hanya soal rasa, kau boleh memilih satu diantara ketiganya tapi kau harus siap kehilangan. Lisa .. tak ada orang yang benar-benar ingin terus berada di samping mu tanpa status yang jelas." Jelas Taehyung tanpa melepaskan tautan tangan keduanya.

"Mingyu, pemuda itu sangat menyukai mu kau tau? Sebelum pergi aku sempat mendengar perdebatan nya dengan Ten dia bilang dia tidak akan pernah melepaskan mu, tidak akan pernah. Aku sempat marah saat mendengarnya tapi setelah diingat ingat aku bahkan tak memiliki hak untuk itu."

"Tapi aku memberikan mu hak sekarang." Taehyung tersenyum penuh kemenangan.

"Sudah kuduga kau akan memilih ku!" serunya girang sembari mengacak rambutnya gadisnya gemas.

"Aku tidak mengatakan nya!"

"Kau baru saja mengatakan nya!"

"Aniya!"

"Eum Lisaku yang manis!"

"Lisaku? Cih!"


📌 Rab, 8 September 2021
📝 Maaf baru update lagi guys, semoga kalian suka ya sama chap ini. Ini full moment taelice kalo ada yang ga nyaman boleh skip jangan salah lapak yaa

Where Should I Go? [✓] | Taelice Место, где живут истории. Откройте их для себя