Panick

128 23 8
                                    

"Dek!" Harua menoleh saat gadis dari sekolah sebelah memanggilnya kala dia ada di depan gerbang untuk masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek!" Harua menoleh saat gadis dari sekolah sebelah memanggilnya kala dia ada di depan gerbang untuk masuk.

Pria berkacamata tebal itu mendekat.

"Tau Jo gak? Katanya dia terkenal di sekolah ini, emang iya?" Mendengar hal tersebut Harua mengerutkan keningnya. "Loh gak kenal? Haish! Nicholas nipu gue!"

Gelengan kepala segera dilakukan saat lawan bicaranya tampak kesal. "Kenal kok."

"Bisa kasih ini ke dia?" Gadis itu menyodorkan sebuah mini bag.

"Tapi, aku gak deket sama dia kak."

"Cuma kasih aja, dia tau kok kalau ini dari gue," sebelum pergi dari sana gadis tersebut menyelipkan uang sekitar 50 ribu ke saku Harua. Tentunya tidak jadi menolak karena dapet ongkos.

Harua tersenyum lebar dan menyelusuri lorong sambil berlari senang. Padahal baru kemarin kesandung bola basket sampe dahinya terbalut perban. Tapi, masih belum kapok juga.

Tanpa menuju ke kelasnya terlebih dahulu, Harua langsung menuju kelas Jo untuk memberikan mini bag tersebut kepadanya.

Sesampainya, dia mengintip kedalam kelas melalui jendela. Terlihat sosok Jo duduk di samping jendela yang menghadap lapangan. Pria itu sedang memejamkan mata dengan headphone terpasang di telinga.

Harua menghela nafas, semoga saja kakak kelasnya itu tidak melemparkan tatapan sinis seperti saat dirinya bertanya tentang seksualitasnya kemarin.

Pria mungil itu memasuki kelas dengan jantung nya yang ingin melompat. Jo yang menyadari keberadaan orang lain di depan mejanya segera membuka mata.

Tanpa basa-basi juga Harua meletakan mini bag berwarna pink itu ke atas mejanya. "Aku gak tau harus ngomong apa, ini buat kakak."

Ucapnya langsung pergi setelahnya. Jo memandang punggung Harua dan melihat pria itu bertemu Jay di depan kelas sebelum akhirnya pergi dari sana bersama.

Jo membuka mini bag pemberian Harua. Otaknya berfikir saat ia melihat benda aneh di dalam sana. Jika dalam komik akan muncul tanda loading di dahinya. Hingga Jo segera menyembunyikan mini bag tersebut ke bawah laci saat tahu benda apa tersebut.

Membuka sebuah surat yang juga ada di sana dengan hati-hati. Melihat sekitar secara waspada karena takut jika ada yang mengintipnya.

Dear Jo.

You're so hot waktu pake black shirt kemarin. Tadi malem gue gak bisa tidur karena mikirin lo terus.

I have some big deal with you. Can you help me in the bed? Dan gue bisa kasih apapun yang lo mau, bahkan ducati sekalipun.

Jantung Jo sekarang sudah ingin lepas dari tempatnya. Ia segera menyembunyikan mini bag dan surat tersebut kedalam tasnya. Pria itu memijat pelipisnya. Memikirkan banyak hal.

🍚🍚🍚

Dari kejauhan Jo memperhatikan Harua yang heboh sendiri di tribun untuk menonton pertandingan futsal. Jarak dirinya dengan dia hanya sekitar dua tingkat. Jadi, dapat mendengar jelas pria itu meneriaki nama Jungwon sebagai dukungan.

"Hoon?"

Sunghoon menoleh saat soibnya itu memanggil. "Apa?"

"Gimana pendapat lo tentang homo?"

"Nicholas! Jo tanya pendapat lo tentang homo!" Sunghoon malah melemparkan pertanyaan.

"Lo homo, hoon? Jijik banget, jangan deket-deket!" Keadaan tribun yang berisik membuat Nicholas jadi budeg dikit.

"See?" Tutur Sunghoon memberi pemahaman pada Jo.

"Ada cowo yang ngasih gue k*ndom."

tbc...

much love, sun.

Favorite Crime | JoRuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang