Problem

98 16 6
                                    

"Kenapa lo diem aja?" Jake memukul meja kencang saat Harua menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa lo diem aja?" Jake memukul meja kencang saat Harua menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dia juga kesal setelah membaca surat yang tak senonoh itu.

"Harua? Masalah lo cuma satu, itu diem. Kalau lo gak salah, bilang! Jelasin. Jangan terlihat lemah begitu."

"Gak bisa Jake, setiap kali mau ngelawan malah nangis duluan," ucap Harua dengan nada getir.

"Ada apa ini?" Jay yang baru tiba di kelas Harua terkejut melihat betapa lembab dan merahnya wajah Harua.

Melihat sosok Jay yang sangat ia butuhkan, Harua memecahkan tangisnya. "Aku dibilang botiiii."

Melihat Jay menahan tawa segera Jake mencubit lengannya. Temannya itu juga menganggap Harua seperti yang Nicholas katakan.

Namun, tidak tahu saja Jay malah keterusan sampai menganggap jika Harua adalah perempuan. Memperlakukannya juga seperti layaknya perempuan.

Tidak ada yang curiga, karena Jay terkenal baik dan ramah kepada semua orang. Meskipun dia melebihkan perhatiannya pada tiga orang, Harua, Sunoo, dan Jungwon.

Tetap tidak ada satupun kecurigaan. Hanya dirinya yang tahu niat sebenarnya.

🍚🍚🍚

"Ini tiketnya, sorry gue gak bisa berperan banyak kali ini," ucap Jay memberikan dua buah kertas berwarna ungu. Itu adalah tiket masuk bazar sekolah sebelah.

Jake dan Harua akan mencari wanita yang seharusnya bertanggung jawab atas semua kekacauan di hidup Harua.

"Sana berangkat duluan, kalau udah selesai lomba gue susul ke sana," terlihat Jay membukakan pintu taksi yang sudah ia pesan beberapa menit lalu.

Harua mendekapkan badannya pada Jay. "Break a leg kak, makasih udah mau bantu."

Jantung Jay berdegup kencang, dan Harua mendengarnya. Namun, jantung Harua tetap normal. Tidak seperti saat Jo mencium-

Harua menggeleng kencang, berusaha tersadar pada realita. Kakak kelasnya itu membuat pikiran Harua teracak-acak.

Setelah sampai di sekolah yang identik dengan warna biru. Jake dan Harua memasuki bazar dengan tiket yang sebelumnya Jay berikan.

Di dalam sana banyak stan yang menyediakan makanan manis. Namun, baru kali ini Harua tidak bergairah memborong semuanya. Padahal Jake sudah membawa dompet tebal untuk mentraktir Harua.

"Itu kayaknya stan serba lemon, lo mau nyoba?" Tawar Jake usai 1 jam berkeliling, tapi tidak berhasil menemukan wanita yang Harua cari.

Atensinya menuju pada stan kuning biru yang Jake tunjuk. Meskipun fresh dan terlihat manis, Harua menggeleng. Karena di area bazar tidak menemukan tanda-tanda keberadaan wanita pemilik barang haram yang mengusik hidup Harua.

Pria kecil itupun mengajak Jake untuk memasuki area sekolah lebih dalam. Menelusuri lorong yang hanya segelintir murid mengisi, sekedar lewat untuk menuju kelas atau menuju lapang bazar.

Kebanyakan anak cowo yang nongkrong di depan kelas membuat jalan Jake dan Harua susah karena dihalangi. Hingga sampailah mereka pada kelas IPS 8, ruangan terakhir dari urutan kelas.

Harua mematung menatap Jo yang sedang berciuman dengan seorang gadis di dalam ruang kelas terakhir tersebut. Gadis itu adalah wanita yang meminta tolong padanya kala itu.

Sekaligus pemilik k*ndom dan surat ini.

Dilihat jelas dari luar jendela, tangan wanita itu terlihat nakal. Mengelus paha milik Jo yang bahkan pria itu sama sekali tidak bergerak. Membalas ciumannya pun tidak.

Jake terkejut saat pertama kali melihat hal tersebut. Ia lantas segera menarik Harua untuk menunduk dan bersembunyi. Agar mereka tidak dikira mengintip.

"Woi! Kalian ngapain?"

tbc...

samidare eranya jorua kah?
ini gemes bgt kayak prewed

Favorite Crime | JoRuaWhere stories live. Discover now