11. SAYANG

71 48 20
                                    

RUMAH SAKIT

Empat hari setelah dirawat... kabar baik datang dari Bella yang berhasil melewati masa kritisnya dan saat ini sudah siuman. Kini di ruangannya, Bella tengah berkomunikasi dengan orang di sekitarnya dengan keadaan berbaring di atas ranjang. Dokter hanya memperbolehkan orang-orang untuk mengajaknya mengobrol saja, tanpa harus membuatnya berdiri ataupun berjalan-jalan keluar. Dikarenakan dokter masih sangat takut dan rawan dengan bekas benturan di kepala Bella yang belum sepenuhnya sembuh total.

Bersama Zhura dan Vony yang sudah menginap di Rumah Sakit selama empat hari itu juga.. Bella merasa sangat bersyukur karna telah dikaruniai sahabat yang selalu ada di sisinya dan membantunya kapanpun dengan tulus. Kini Zhura tengah menyuapi Bella dengan telaten. Sementara Vony membantu menyiapkan barang-barang apa saja yang akan dibawa pulang.

Zhura mengumpulkan nasi-nasi yang masih tersisa dipiring sebagai suapan terakhir Bella.

"Yeyyy ... Bella pinter!" Seru Zhura kegirangan seperti memuji anak kecil yang tengah disuapi oleh ibunya.

Bella tersenyum, dan memegang kedua tangan Zhura, "Ra ... makasih yaa, lo sama Vony udah bantu ngurusin gw disini."

"Bel ... gaada kata makasih diantara persahabatan," jawab Zhura sambil menyodorkan gelas berisi air putih kepada Bella.

"Dan ngeliat kondisi lo yang mendingan aja gw bersyukur banget ..." sambung Zhura bernada pelan dengan senyuman tulus.

Bella membalas senyuman Zhura, dan tanpa di sadari matanya berkaca-kaca terharu.

"E-eh jangan nangis dong, ntar gw dimarahin dokternya," kata Zhura sambil tertawa.

Vony yang sudah selesai dengan urusannya, segera menghampiri Zhura dan Bella di ranjang. Vony terkejut ketika melihat mata Bella yang berkaca-kaca...

"Ra ... lo apain si Bella??" Tanya Vony dengan nada kesal.

Zhura terkejut dengan kedatangan Vony tiba-tiba di belakangnya, "Lhoo, udah selesai Von? Gatau tuh si Bella cengeng banget," kata Zhura meledek Bella.

"Bukannya lo yang cengeng, Ra?" Ucap Vony membalasa ledekan Zhura.

"Mana ada woi! Lo mah ngarang."

Bella hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua sahabatnya itu

"Iya, gw serius Bel. Waktu lo blom siuman, si Zhura nangis terus tuh Hahaha ...."

"Gw nangis karna mikirin Bella, lo gaada tuh nangisin si Bella," balas Zhura dengan smirk.

Vony mengerutkan dahinya, "Dih, gw mah mikirin Bella, tapi ga cengeng kayak lo!" Jelas Vony dengan teriak kemenangan batinnya.

Mata mereka berdua saling beradu dan menatap sinis seperti bocah yang sedang berebutan mainan.

"Kalian lucu banget deh, mending gw sakit lagi aja ahh ..." Bella pura-pura masuk kedalam selimut nya dan mengabaikan mereka berdua.

"E-eh engga kok, kita cuma becanda doang ..." dengan cengiran kedua, "Ya ngga Von?"

"Hehe iya nih, Bel ...."

Bella terkekeh pelan di dalam selimut melihat tingkah Zhura dan Vony. Walaupun dirinya tau jika mereka berdua hanya sedang bergurau di depannya. 

3 HARI KEMUDIAN

"Wah ga kerasa besok udah masuk sekolah aja nih," gumam Zhura sambil melihat whatsapp group yang saat ini sedang ramai membahas persiapan MPLS.

Namun tiba-tiba sedetik kemudian hatinya terasa keluh. Mengingat sudah 3 hari ini dirinya tak bertemu bahkan tak saling mengirim pesan kepada pak Irawan. Hanya ada satu kata yaitu Rindu. Ya... rasa rindu telah mengusik hati dan perasaannya saat ini. Dirinya menanti waktu untuk cepat-cepat masuk ke sekolah, agar dapat melihat wajah pak guru yang memenuhi pikirannya saat ini.

Tsundere But Care [ HIATUS ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora