13. SIAPA?

39 18 31
                                    

Hari ini adalah hari yang paling dihindari oleh para siswa, yaitu hari senin. Semua siswa sudah siap berbaris rapi di lapangan dengan menggunakan atribut yang lengkap. Terkecuali untuk siswa langganan yang dihukum karena rambutnya panjang, ataupun tidak memakai atribut lengkap. Dan hari ini, giliran petugas upacara adalah para osis sekolahan. Tentu saja Zhura ikut andil menjadi petugas. Biasanya Zhura akan ditunjuk untuk memainkan alat musik kibor, namun dirinya menolak dan mengajukan diri untuk membaca teks Undang-Undang Dasar saja. Dikarenakan libur sekolah yang panjang, Zhura banyak lupa dengan nada juga not dari lagu-lagu.

"Anak-anak, lima menit lagi Bapak minta kalian sudah selesai bersiap ya," kata pembina osis menghampiri mereka yang sedang bersiap-siap di ruangan.

"Baik, Pak!" Jawab mereka serempak.

"Ayo Ra! Pada nungguin tuh di lapangan," ajak teman osis Zhura sambil menggenggam tangan nya.

"E-eh bentar ... topi gw kemana ya." Zhura kebingungan mencari topi miliknya di tas.

"Coba cari bener-bener, Ra."

Zhura terus merogoh isi tas, namun tak ia temukan topi miliknya. Wajah nya sudah cemas, tiga menit lagi pembina meminta mereka untuk sudah siap di lapangan.

"Lo ga bawa kali."

"Ngga kok, gw taro dis--" Zhura menepuk jidatnya.

"ASTAGA! Gw ninggalin topi di kamar." Keringat dingin sudah, dengan siapa lagi dirinya meminjam topi.

Tak ada siswa yang memiliki topi lebih untuknya, terlebih lagi di saat upacara bendera, sudah banyak siswa yang saling meminjami topi.

"Duh ... gimana nih? Mampus banget kalo harus baris di depan lapangan," kata Zhura sambil menggigiti kuku jarinya.

"Lo bawa topi lebih ga?" Tanya Zhura yang dibalas gelengan kepala.

"Gw coba tanya anak-anak dulu ya, lo tunggu disini Ra." Dibalas anggukkan oleh Zhura, temannya langsung keluar dari ruangan untuk mencarikan topi untuk dirinya.

Tok Tok Tok

"Zhura ..." Zhura pun menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

"B-bapak??" Zhura terkejut dengan keberadaan pak Irawan di ruangan osis.

Pak Irawan masuk kedalam, lalu mengunci pintu dari dalam agar tak terlihat oleh orang lain.

Zhura mengerutkan dahinya, "Bapak ngapain disini?"

"Ini, cepet kamu pake!" Pak Irawan menyodorkan topi yang tak diketahui pemiliknya siapa.

"Lhoo ... k-kok Bapak tau saya nyari topi?"

Pak Irawan tersenyum lalu memakaikan topi itu ke kepala sang pacar.

"Saya ga sengaja denger pas lagi lewat. Saya baru inget kalo ada topi sitaan di ruang TU," kata pak Irawan dengan senyum manis miliknya.

Zhura tersenyum lebar kepada guru yang berstatus pacar nya itu.

"Makasih ya Pak ... saya seneng banget Bapak peduli ke saya."

"Emang gaboleh?"

Zhura memukul pundak pak Irawan pelan.

"Aww! Saya baik lho ke kamu, kok kamu pukul?" Tanya pak Irawan pura-pura kesakitan.

"Siapa suruh nanya gitu hftt ...." Zhura memasang wajah cemberutnya.

"Yaudah, siniin topinya," kata pak Irawan sambil menjulurkan tangannya.

"E-eh jangan dong Pak." Tahan Zhura memelas.

Pak Irawan terkekeh, "Saya ga mau pacar saya dihukum panas-panasan cuma karna lupa bawa topi." Pak Irawan mengusap pundak Zhura.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tsundere But Care [ HIATUS ]Where stories live. Discover now