𝐜𝐡 4

916 170 36
                                    

𝓮𝓷𝓳𝓸𝔂

.

🌻
.

Warning for typos, adult theme, hash words, kissing detail, drug usage, OOC

.

"Sasuke."

Langkah lelaki yang mendengar namanya di panggil itu terhenti, ia bisa melihat seseorang tengah duduk di sofa dengan segelas scotch di atas meja. Jarang sekali Sasuke melihat orang itu di rumah. 

"Kapan kau pulang?" 

"Sopan lah sedikit dengan orang tua," jawab lelaki itu mengambil gelas scotch miliknya, "Bagaimana sekolah mu?"

Sasuke tampak acuh, "Baik-baik saja."

"Stasiun barat Oya di tutup lagi bukan? Bagus lah, kau memang berguna sebagai anak ku."

"Tck, aku tidak melakukannya untuk mu. Sekolah lain yang memulai lebih dulu menyerang di stasiun."

"Tapi berkat mu anak buah ku sempat menghancurkan pabrik di daerah barat."

"Aku benar-benar tidak perduli," jawabnya pendek, "Apa itu saja yang ingin kau bicarakan? Aku lelah."

"Aku hanya ingin memastikan kesetian mu pada Uchiha."

Sasuke ingin tertawa, kesetiaan katanya. "Apa yang bisa ku lakukan saat orang tua ku seorang pemimpin yakuza dan akan menghancurkan hidup anaknya kalau ia tak mau mengikuti jejak orang tuanya?"

Ayahnya itu menarik nafas dalam, "Kau bersekolah di Oya untuk ini Sasuke... Menjadi pemimpin Oya juga membuat mu terlihat layak untuk memimpin kelompok ku nantinya."

Sasuke menjauh dari tempatnya saat mendengar ocehan ayahnya tentang dirinya dan kelompok yakuza ayahnya itu. 

"Sasuke, kau tau kau tidak bisa melepaskan diri mu dari dunia yang kejam ini. Jadilah lebih kejam!" seru ayahnya yang masih terdengar dari tangga yang Sasuke naiki. 

"Berisik." bisik Sasuke. 

●○●○

Perpustakaan biasanya menjadi salah satu tempat sepi, namun di Seijo perpustakaan menjadi salah satu tempat favorit para muridnya. Seperti sekarang, Hinata tengah membantu Tenten dengan tugas sekolahnya, ia harus mengejar materi yang tertinggal karena pertandingan voli sekolahnya yang mulai mengikuti babak penyisihan untuk pertandingan Nasional.

"Ah, aku mengerti sekarang..." gumam Tenten menulis jawaban di bukunya.Hinata tersenyum tipis, senang bisa membantu temannya itu.

Ia menatap sekeliling, beberapa orang memang membaca buku pelajaran, tapi tak banyak juga yang dengan terang-terangan membaca novel di sana. Seijo tak melarang muridnya untuk membaca novel, bahkan perpustakaan mereka memiliki koleksi buku novel yang cukup lengkap. Mulai dari misteri, horor, fantasi hinggga romansa.

"Akhirnya mereka berciuman juga!" seru salah satu gadis yang duduk tak jauh dari Tenten dan Hinata, tentu saja dengan menahan suaranya dengan berbisik.

"Eeeeh? Setelah setengah alur cerita daei 2 buku sebelumnya akhirnya mereka berciuman? Aku mungkin harus membaca buku yang baru." sahut temannya.

Hinata menatap 2 gadis yang tengah membaca buku yang berbeda itu, satunya membaca novel dan satunya membaca buku referensi tugas.

'Berciuman ya...'

Hinata menyentuh bibirnya, kejadian kemarin terulang kembali di kepalanya, bagaimana Sasuke menuntunnya dan bagaimana lidah lelaki itu bermain dengan hati-hati. Hinata menggelengkan kepalanya cepat, mengusir pikirannya, rasanya tidak pantas mengingat kegiatannya itu di perpustakaan sekolahnya.

Rebel ☾︎ 𝐒𝐚𝐬𝐮𝐇𝐢𝐧𝐚Where stories live. Discover now