𝐜𝐡 18

829 78 8
                                    

𝓮𝓷𝓳𝓸𝔂

.

🌻

.

Warning for typos, OOC, hash words, kissing detail, drug usages, underage drinking, smoking, etc.

.

Suara angin yang berhembus kencang membuat Hinata enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Langit masih terlihat sedikit gelap, mungkin sekarang masih jam 5 pagi.

Melihat sekelilingnya, Hinata beranjak perlahan dari tempat tidur. Tenggorokannya terasa kering, air minum di kamar yang ia tiduri bersama Sakura dan Temari itu sudah habis. Hinata bisa melihat suasana villa juga sangat sepi. Gadis itu berpikir untuk berjalan-jalan sebentar nanti.

Tenggorokannya terasa sangat segar setelah meminum air putih, walaupun kemarin hari yang melelahkan Hinata tidak sabar untuk kembali bermain di pantai nanti.

Mengingat kegiatan kemarin ia jadi teringat dengan hal yang bersejarah untuknya. Ia melepas keperawanannya kemarin, hal itu cukup gila kalau ia ucapkan sendiri, tapi nyatanya memang begitu.

Kegiatan panas itu membuat Hinata berdebar, ia menyukainya. Seluruh kegiatan itu membuka seluruh pikirannya. Bagaimana ia merasakan sensasi luar biasa bercinta, sensasi unik yang baru ia ketahui sungguh candu yang membuatnya menembak apakah bisa ia mencapai kenikmatan itu sekali lagi.

Tak lama ia melamun Hinata ingat akan ponselnya yang sempat tertukar dengan milik Sasuke. Ia belum melihat isinya sejak tadi malam.

"Eh? Neji-niisan?"

Hinata tak tahu kalau Neji sempat menghubunginya. Ia lekas mengirim pesan.

Me:
Niisan maaf aku baru membuka ponsel ku :(

Setahu Hinata kakaknya tengah sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai seorang anggota hakim agung termuda yang pernah ada sekarang Neji jarang berada di rumah. Kakak laki-lakinya itu bahkan sudah membeli rumah yang lebih dekat dengan kantornya dibandingkan kediaman Hyuuga.

Neji-niisan is calling

"Moshi Moshi niisan"

"Ohayou Hinata" suara Neji terdengar tak serak menandakan lelaki itu pasti sudah bangun sejak tadi.

"Niisan membaca pesan ku kan?"

Hinata membuka pintu belakang villa, angin sejuk menerpa dirinya langsung.

"Ya, baru saja... Hinata, aku ingin bertanya sebentar"

"Bertanya?"

"Hmm, kau liburan bersama Sakura?"

Hinata mengernyitkan dahinya, "Ya... kami sesang di Okinawa"

"Yang aku tahu orang tua Sakura tengah sibuk dengan urusan makan malam penyambutan kesembuhan kepala keluarga Haruno... Hinata, apa kau berbohong?"

Hinata terdiam sebentar, tangannya bermain-main pada rambutnya yang sama sekali tak berantakan.

"Hinata? Kemarin malam aku menelpon dan seorang laki-laki mengangkatnya... apa kau liburan dengan seorang laki-laki?"

Hinata masih terdiam, ia sekarang harus memutar otak untuk mencari seribu satu alasan paling logis kenapa telepon kakaknya kemarin diangkat laki-laki yang kemungkinan besar adalah Sasuke.

Rebel ☾︎ 𝐒𝐚𝐬𝐮𝐇𝐢𝐧𝐚Where stories live. Discover now