part : 11

21.4K 1.4K 14
                                    

Apapun yang menjadi takdirmu, akan mencari jalannya sendiri untuk menemukanmu.

-happy reading-


"Assalamualaikum, ada apa ini?"

Semua santri langsung diam dan menunduk ketika Gus Tahfiz datang menghampiri perdebatan dan keributan yang terjadi.

"Saya tanya sekali lagi, ada apa ini?" Tanya Tahfiz semakin geram karena tidak ada yang mau menjawabnya.

"Maaf, Gus. Temen saya tadi ada yang menghinanya secara terang-terangan ketika kami mau menuju ndalem, sebelum kami sampai menuju ndalem temen saya sudah tersulut emosi." Terangkan Erlin menunduk takut-takut.

Tahfiz menganggukkan kepalanya. "na'am, Sekarang kalian yang telah menghina santri baru cepet minta maaf."

"Perawakannya seperti pak haji, bisa-bisanya Jihan mengagumi, apalagi seperti om-om." Batin Anindya tak menyangka.

"Aku minta maaf ya Anindya..." Ucap serentak santri yang menghinanya tadi. Kecuali Rachel.

"Ya, gue juga." Balas Anindya masih dengan kata-kata singkatnya sedikit melirik sinis Rachel yang didepannya.

Tahfiz menggelengkan kepalanya tersenyum tipis. "yaudah, sekarang kalian semua bubar, kerjakan tugasnya masing-masing." Ucap tegas Tahfiz membubarkan.

Semua santri langsung bubar seketika. kecuali Anindya, Erlin dan Jihan yang mengikuti Gus Tahfiz dari belakangnya.

Tahfiz yang merasa diikuti pun berbalik badan. Mengerutkan keningnya bingung. "kalian bertiga kenapa ngikutin saya dari belakang?"

"Afwan ustadz, kami disuruh ustadzah Alif menemui ustadz untuk meminta takziran karena kami masbuk sholat." Ujar Erlin menundukkan pandangannya.

Begitu juga dengan Jihan yang menundukkan pandangannya ketika Gus Tahfiz berbalik badan, kecuali Anindya yang sedang memainkan kuku-kuku cantiknya.

"Mari ikuti saya."

Tak sedikit dari santri-santri yang melirik ke arah Anindya, Erlin dan Jihan yang mengikuti Gus Tahfiz dari belakang.

Walaupun begitu kali ini Anindya hanya diam aja, malas sekali meladeni orang-orang yang kepo sekali dengan urusannya.

Kini mereka bertiga sampai di ndalem. Erlin dan Jihan berhenti mengikuti Gus Tahfiz di pintu depan ndalem, terkecuali Anindya yang  langsung masuk tanpa malunya.

"Assalamualaikum..." Salam Erlin dan Jihan serempak.

"Waalaikumsalam." Jawab Tahfiz dan Anindya serempak juga.

"Masuk." Ucap Tahfiz mempersilakan.

Tahfiz geleng-geleng melihat kelakuan santri barunya ini. Sangat tidak mencerminkan bahwa santri dan tidak sopan.

Namun berbicara tentang santri, santri merupakan murid yang dibimbing di pondok atau di manapun itu oleh gurunya hingga bisa menjadi putra dan putri yang Sholeh dan Sholihah. Oleh karena itulah pondok pesantren bagus untuk Anindya.

"Saya tinggal sebentar." Ujar Tahfiz meninggalkan ruang tamu.

"Anindya." Panggil Jihan pada Anindya yang langsung duduk.

"Apa?"

"Berdiri, gak sopan duduk duluan sebelum di persilakan." Tegur Jihan menyenggol lengan Anindya pelan.

"Gapapa, rumah ini rumahku juga." Ucap Anindya dengan pedenya.

"Ah masa? Kamu aja bukan siapa-siapa keluarga ndalem, kalau kamu istrinya Gus Tahfiz mah gapapa bilang gitu."

"Ngga akan, gue ngga mau punya suami kaya om-om, apalagi perawakannya seperti pak haji, Bukan tipe gue banget." Anindya memutar bola matanya.

"Kalau kamu sampai jatuh cinta sama Gus Tahfiz gimana?"

"Ngga akan terjadi."

"Kalau terjadi gimana? Mau aku apakan kamu."

"Udah lah, ngga akan terjadi sampai kapan pun."

"Assalamualaikum." Salam Tahfiz datang sembari menyibakkan rambutnya dan memakai kopiah.

Jihan tersenyum dengan mata yang berbinar. "Ma sya Allah tampannya ciptaan engkau ya Allah..." Gumam Jihan.

"Ekhem." Dehem Tahfiz mencairkan suasana.

"Duduk." Lanjutnya.

Erlin dan Jihan duduk disebelah Anindya, bersiap menunggu hukuman yang akan dijalaninya.

"Hukuman kalian bersih-bersih dibelakang masjid, kecuali santri baru akan saya berikan hukuman yang berbeda."

Erlin menutup matanya lega, merasa senang hukuman yang diberikan tidak terlalu berat untuknya.

"Kok beda?" Tanya Anindya menuntut.

"Khusus buat santri baru, besok hari Senin setor hafalan surah ar-rahman sama saya."

TBC

Segini aja ya, ide lagi ngga mendukung.

Assalamualaikum ✋

Dijodohin With Gus | End Where stories live. Discover now