22. Senja yang salah

87 18 0
                                    

Ketika senja berakhir, maka cerita lo dan gue juga berakhir.

"Kemana aja sih kamu?!" Teriakan seseorang di sebrang membuat Giandra refleks menjauhkan ponsel dari telinganya, ia menghela nafas lelah.

"Maaf ak--"

"Nanti malem ke rumah ya? Mama papa aku mau ketemu kamu, aku ada sesuatu juga buat kamu."

"Tapi aku capek.."

"Kamu gak akan ngapa-ngapain di sini Ndra, dateng ya? Aku udah masak banyak buat kamu, sebentar aja, gak akan lama."

"Ta--"

"Pake baju yang aku kasih ke kamu 2 hari yang lalu ya? Yaudah aku tutup dulu, see you beib, i love you."

Tut

"Sial!" Decak Giandara memijat pelipisnya.

"Kenapa?" Tanya Genta memutar badannya.

Giandra tak menjawab, rencana dirinya akan menghabiskan waktu semalaman dengan kasur diganggu oleh kekasihnya yang sayangnya Giandra tidak bisa untuk menolak.

Mobil berhenti tepat di depan gerbang rumah Giandra, ia langsung turun tanpa mengucapkan sepatah katapun, bahkan membiarkan kepala Lintang yang tadinya bersandar di pundaknya terjun bebas membentur jendela mobil hingga sang empunya terbangun dan meringis. Mood Giandra sedang memburuk.

"GIANDRA OON BANGET SIH!"

......

"Mau kemana nak?" Tanya Dewi--mamanya Giandra berjalan ke arah anaknya sembari memberikan segelas susu pada putra nya.

"Mau kerumah Liza ma.." jawabnya dengan wajah sayu, menerima susu lalu menegaknya setengah, "kamu gak cape Ndra?" Tanya Dewi kini mengelus rambut tebal putranya.

"Siapa coba yang gak cape, aku bukan robot mah."

"Istirahat aja jangan maksain diri kalau Liza marah biar mama yang bilang,"

"Gak perlu mah ini aku udah siap mau berangkat kok! Pamit ya ma.." ujar Giandra mencium punggung tangan Dewi tak lupa mengecup kedua pipi Dewi yang tirus.

Dilain tempat Lintang maupun Kanaya tepar diruang tv dengan pakaian yang masih sama saat pulang, lelah, letih, lesu, rasanya ingin terus bergelud dengan alam bawah sadarnya, padahal posisi mereka tidur terbilang tidak nyaman.

Lintang yang tertidur tengkurap diatas sofa panjang dan Kanaya yang tertidur di lantai dengan beralaskan karpet berbulu tebal. Sandra yang melihat keduanya terkekeh dan geleng-geleng kepala.

"Bi, bantu Sandra angkat koper mereka ya?" Ujar Sandra.

"Siap non."

Sudah waktunya makan malam namun mereka masih berkutat dengan alam bawah sadarnya sampai sampai Sarah dan zakat yang baru pulang merasa kasian.

"Mereka habis ngapain sih mah? Sampai peler gitu tidurnya?" Tanya zakat kepada Sarah.

"Piknik pah biasa anak mud--"

"Halah! Sandra dulu pas masih muda gak kek mereka kali! Pelernya sampe malem!" Ujar Sandra turun dari arah tangga dengan menggendong Nana dan Reza menggendong Nona.

"Diem kakak jangan bikin ribut, udah sana makan dulu sama papa, mama mau bangunin mereka dulu." Zakar mengangguk lalu menuju ruang makan.

"Kanaya.. Lintang.. bangun nak.. udah malem waktunya makan malam kalian emang gak laper?" Ujar Sarah menggoyang-goyangkan tubuh Kanaya dan Lintang secara bergantian.

STARMOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang