The Contract 2 (BriWoon)

392 76 23
                                    

G-G-G-GUMIHO!? 

Wajah Dowoon memucat pias dengan sepasang mata membelalak sukar berkedip, ketika menyadari makhluk macam apa yang sedang ada di hadapannya saat ini. 

Siapa yang tidak mengenal gumiho? Siapa yang tidak tahu mitos tentangnya? Makhluk yang dalam legenda digambarkan selalu menampakkan wujud sebagai seekor serigala atau rubah dengan sembilan ekor berkibas bagai kipas bulu direntangkan. 

Bahkan di jaman modern seperti sekarang, cerita serta pembicaraan mengenai gumiho yang konon masuk dalam deretan makhluk astral terkuat dan tersakti itu masih dapat menjadi topik hangat baik di kalangan muda maupun tua. Meski mungkin tak banyak yang pernah melihat atau bertemu langsung dengannya, namun kepercayaan akan keberadaannya masih sangat kental di tengah masyarakat seperti sebuah tradisi yang diwariskan turun-temurun.

Dalam keluarga Dowoon juga, materi mengenai gumiho merupakan pembahasan penting yang tak boleh dilewatkan jika tidak ingin menghadapi situasi sulit ketika bertemu makhluk itu. Walau sudah disebutkan di beberapa kitab bahwa gumiho tidak tinggal di sembarang tempat--mereka hanya akan menetap di lokasi-lokasi yang memiliki sumber energi alam besar dan stabil untuk menjaga kekuatannya supaya tidak memudar--namun tetap saja, pengetahuan bisa menjadi tameng supaya tidak terjerumus dalam masalah besar jika nasib kurang beruntung membawa diri bertemu dengan makhluk astral yang kesaktiannya menyamai para arwah suci tersebut.

Aku pasti benar-benar sudah melakukan dosa sangat besar di masa lalu sampai harus menghadapi karma seperti ini! Batin Dowoon dengan sekujur badan kaku ditatap lurus oleh sepasang netra emas gumiho berbulu hitam pekat.

Eomma...hiks... gadis bermata bulat mulai merasakan sepasang matanya panas berkaca-kaca.

"Aku sudah membalas budi--" sebuah suara mendadak bergema di dalam kepala Dowoon, menyentak wanita muda tersebut.

Membalas budi...?

"--karena kau sudah melepas segelku."

Dowoon terdiam. Dengan cepat mengingat-ingat kapan ia telah melakukan sesuatu yang dapat membuat sebuah segel terlepas atau rusak. Lagipula setaunya, dibutuhkan segel yang tidak biasa untuk mengekang seekor gumiho yang sakti. Cenayang yang melakukannya haruslah memiliki kemampuan lebih tinggi dari gumiho itu sendiri dan segel yang diterapkan juga pasti sangat kuat. 

Menurut cerita serta pengalaman nyata yang Dowoon baca di buku-buku kuno dalam perpustakaan kuil keluarganya, dibutuhkan setidaknya seluruh energi jiwa seorang cenayang untuk dapat mengalahkan dan menyegel makhluk berilmu tinggi. Dalam arti lain, untuk melakukan satu segel tidak menutup kemungkinan taruhannya adalah nyawa. Dengan kata lain pula, Dowoon baru saja membuat nyawa seorang cenayang hilang sia-sia karena segel yang ia terapkan pada gumiho telah dirusak.

MAAFKAN AKUUU! Air mata Dowoon tumpah keluar, bukan akibat rasa takutnya pada sosok gumiho melainkan karena memikirkan perasaan cenayang yang telah menyegel makhluk tersebut di masa lalu. Pastilah nenek moyangnya itu akan mengutuk dia jika tahu segel buatannya sudah dirusak tanpa sengaja.

AKU BENAR-BENAR MINTA MAAF, NENEK MOYANG! KAKEK MOYANG! AKU SAMA SEKALI TIDAK TAHU ADA SEGEL GUMIHO DI TEMPAT INI! HUWEEE...! Air mata Dowoon makin bercucuran.

SEKARANG AKU HARUS BAGAIMANA!? BAGAIMANA CARAKU BISA SELAMAT DARI GUMIHO INI!? EOMMAAA...!

Keempat kaki berbulu hitam yang kokoh, bergerak melangkah maju mendekati Dowoon yang masih terduduk kaku di tempatnya berada. Tak hanya karena dikuasai rasa takut, gadis tersebut sejatinya susah bergerak juga akibat tekanan energi besar dari gumiho bermata emas yang terasa terlalu mendominasi hingga seperti menelan aura Dowoon, membuatnya tak berkutik serta tak mampu melawan.

Writing Prompt by Myka #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang