The Contract 4

408 73 21
                                    

Saat bekapan pada mulutnya terlepas, dengan segera Dowoon langsung beranjak menjauhkan diri dari pria bertubuh tegap yang hanya mengikuti gerakannya dengan tatap diam di sepasang mata beriris emas. Lelaki tersebut mendudukkan diri di kasur sementara gadis berambut hitam sudah meringkuk memeluk lutut dan menempelkan punggung pada sisi dinding kamar terjauh dari tempat jelmaan gumiho berada.

"Kenapa kau takut padaku?" tanya pria bermata runcing dengan nada heran yang tak bisa dipahami Dowoon.

'Kenapa' KAU BILANG!? MENURUTMU BAGAIMANA!? KAU GUMIHO, JELAS AKU TAK BISA BIASA SAJA! Dalam hati gadis itu mencak-mencak.

"Kau yang mengikatku dengan kontrak," lanjut sang gumiho. "Dengan begitu kau adalah majikanku dan harusnya aku yang takut padamu."

HENTIKAN! Dowoon menyahut berang. B-bagaimana aku bisa tidak takut kalau...kalau... sepasang mata bulat gadis berkulit susu menatap nanar pada tekanan energi serta warna aura yang membentuk wujud sembilan ekor terkibas-kibas di belakang punggung pria berpipi chubby yang balik menyeringai padanya.

...melihat perbedaan kekuatannya saja aku sudah merasa kau akan bisa menarik ususku keluar dan menggunakannya untuk lompat tali... ratap Dowoon menangisi takdir yang sudah menempatkan dia pada situasi dan kondisi yang tak pernah ia bayangkan seperti ini.

Selama hidupnya yang telah melebihi dua dekade, Dowoon sudah berpengalaman bertemu dan berhadapan dengan berbagai macam roh serta perwujudan makhluk astral. Dari yang sosoknya masih utuh, sudah hancur-lebur, berkeliaran, menetap di satu tempat, masih punya hutang yang belum terselesaikan, memiliki dendam yang ingin dibalaskan, dan bahkan beberapa kali gadis itu juga tidak sengaja bertemu dengan arwah suci yang melindungi serta memberkati sebuah tempat atau benda tertentu. Mereka adalah para arwah yang biasanya merupakan perwujudan dari jiwa-jiwa murni para binatang atau manusia yang mendedikasikan hidup hanya untuk berbakti pada kebaikan.

Gumiho termasuk dalam golongan arwah suci. Mereka individu yang bebas, tidak terikat pada satu benda atau tempat meski kadang ada pula gumiho yang kemudian memutuskan untuk menetap di sebuah kuil dan menjadi pelindungnya.

Terlepas dari gumiho adalah makhluk astral yang tidak semua manusia dapat melihat sosoknya secara kasat mata, serigala berekor sembilan itu juga punya kemampuan unik yang tidak setiap arwah suci memilikinya. Mereka dapat mengubah wujud dan menampakkan diri pada manusia tanpa harus merasuki tubuh manusia lain. Keahlian tersebut selain memerlukan ilmu yang tinggi, juga membutuhkan banyak energi jiwa untuk melakukannya. Maka tak heran jika kemudian gumiho dikenal sebagai makhluk yang derajatnya hampir setara dengan dewa, bahkan di beberapa tempat mereka disembah sebagai dewa.

Selama hidup, baru pertama kali ini Dowoon melihat dan bertemu langsung dengan arwah suci bertekanan energi sebesar gumiho bermata emas di hadapannya sekarang. Dilihat dari kemampuannya yang bahkan dapat mengubah wujud sempurna menjadi manusia, pastilah makhluk itu bukan baru satu atau dua ratus tahun hidup di dunia. Sebab semakin lama arwah suci menyerap energi alam, maka akan semakin kuat dan mendekati sempurna kemampuan spiritualnya.

"Jadi, apa tidak ada yang ingin kau jelaskan padaku?" celetuk gumiho setelah beberapa lama ia dan Dowoon saling diam. "Kau siapa? Dan bagaimana bisa kau menguasai teknik pengikatan kontrak sekuat itu?"

"I-i-itu teknik yang diajarkan d-di keluargaku," jawab Dowoon gugup. Suaranya bergetar. Seluruh tubuh serta jiwanya terpengaruh tekanan besar energi yang menyebar dari tiap jengkal pancaran aura lelaki jelmaan gumiho yang mana memang terasa sangat mengintimidasi.

"Keluargamu...?" iris runcing berwarna emas menyipit. "Tidak banyak keluarga yang mewariskan teknik setinggi itu, tapi--" sang gumiho menatap sosok ramping gadis berkulit susu dengan pandangan mata menyelidik.

Writing Prompt by Myka #2Where stories live. Discover now