Dating Went Wrong (BriWoon, YugJae)

906 92 38
                                    

GS
.
.
.

Younghyun mendapat undangan makan malam dari Choi Youngjae, gadis manis yang pernah menjadi partner-nya siaran radio selama satu musim. Pria tersebut tentu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan seorang sahabat setelah beberapa bulan terakhir ini mereka tak lagi menjadi partner sesama penyiar dan lebih utama lagi, Younghyun juga tak mau melepas tawaran makan malam gratis.

Karena Youngjae adalah wanita, lelaki lebih tua merasa tidak enak jika harus datang sendiri lalu makan hanya berdua. Dia takut hal itu akan berakhir canggung dan kemungkinan terparahnya, memunculkan cerita kurang sedap yang bisa jadi bahan pergunjingan. Maka kemudian, Younghyun memutuskan mengajak istrinya--Dowoon--untuk datang menghadiri jamuan. Sekalian juga, supaya Youngjae nanti ada teman sesama wanita yang dapat ia ajak bicara. Namun di luar dugaan, ternyata Youngjae kepikiran hal yang sama dan berakhir dengan membawa kekasihnya yang berusia setahun lebih muda, Yugyeom. Jadilah mereka berempat seperti sedang double date.

"Apa kesibukanmu sekarang?" tanya Younghyun sembari membolak-balik irisan daging di alat pemanggang menggunakan sumpit. Dipisahkan oleh sebuah meja persegi panjang, dia duduk berhadapan dengan Youngjae sementara Dowoon di sampingnya mengobrol dengan Yugyeom.

"Aku dapat tawaran jadi pemain figuran sitkom web. Lumayan sih, daripada diam saja," jawab Youngjae dengan tangan juga sibuk menggerakkan gunting untuk memotong lembaran daging menjadi ukuran sekali makan. "Aku dengar Oppa dapat tawaran jadi DJ lagi."

"Eum. Jadwalnya setiap hari, dari jam sepuluh sampai dua belas malam. Ah, aku bisa gila..." keluh pria lebih tua sembari meniriskan daging yang telah matang ke piring lalu mengisi spot kosong panggangan dengan daging yang masih mentah.

"Malah bagus 'kan, kau jadi bisa mengumpulkan banyak uang," gadis bermata sipit terkekeh.

"Bukan masalah uangnya, tapi capeknya," desis Younghyun. "Mana seharian aku juga harus bekerja di studio."

"Tidak mau mengorbankan salah satu?" Youngjae heran. "Mengurangi jadwal di studio supaya bisa lebih fit waktu siaran, misalnya?"

"Sudah. Sekarang aku mengambil libur 2 hari Sabtu dan Minggu di studio untuk istirahat. Karena jadwal DJ-nya sama sekali tak boleh libur," ujar lelaki yang melanjutkan kesibukan memanggang daging.

"Ambil saja sisi positifnya, penghasilanmu semakin stabil," hibur gadis lebih muda.

"Sudah ku bilang ini bukan perkara uang. Rasa-rasanya aku jadi seperti bukan manusia karena tiap bangun tidur yang ada di pikiran cuma kerjaan-kerjaan-kerjaan. Haah...lama-lama aku bisa gila," Younghyun mengulang keluhan sebelumnya membuat wanita lebih muda kembali terkekeh.

"'Kan ada Eonnie yang senantiasa mendukungmu, kau akan baik-baik saja Oppa," ujar Youngjae kemudian menoleh ke samping Younghyun diikuti pria tersebut. Pandangan mata kedua orang itu jatuh pada Dowoon yang duduk berhadapan dengan Yugyeom dan nampak sedang asyik membahas sesuatu melebihi percakapan Younghyun serta Youngjae barusan.

"Aku baru tahu ada cara seperti itu," Dowoon bicara dengan mata bulat berbinar cemerlang mengkiaskan rasa gembira. "Karena drum adalah instrumen, ku pikir fungsinya akan kurang-lebih tetap begitu. Aku tidak pernah tahu ketukan temponya bisa berguna untuk membuat koreografi."

"Eii, kau hanya belum pernah melihatnya langsung saja, Noona," Yugyeom mengibaskan tangan. "Teman-temanku banyak yang pakai teknik begitu selain aku. Lagipula, menyusun koreografi berdasarkan tempo gebukan drum di sebuah lagu itu jauh lebih mudah daripada mengambil tempo dari irama instrumen lain." Pemuda tinggi yang sehari-hari bekerja sebagai koreografer sebuah agensi entertaiment tersebut mencoba menjelaskan.

Writing Prompt by Myka #2Onde histórias criam vida. Descubra agora