Weekend Crash (BriWoon)

457 63 11
                                    

GS
.
.
.
.
.

Dowoon bosan.

Hari-hari cuma diisinya dengan bangun pagi, pergi ke kantor untuk bekerja sebagai direktur pelaksana membantu kakaknya yang seorang direktur utama dalam mengurus perusahaan warisan orang tua mereka. Lalu gadis tersebut baru pulang ke rumah menjelang malam dan langsung tepar sehabis makan serta mandi.

Dowoon merasa kehidupannya yang seperti itu terlalu wajar, terlalu baik-baik saja, dan kurang hiburan. Dia tak perlu tantangan karena politik bisnis sudah cukup membuatnya pusing dan memacu jantung setiap saat. Yang diinginkan gadis itu hanyalah hiburan sesaat yang dapat mengalihkan perhatiannya dari rutinitas dunia yang selama ini mengekang dia dengan stress berkepanjangan dan kejenuhan.

Maka di satu kesempatan akhir pekan, Dowoon sengaja mengatur supaya dia tidak punya jadwal kegiatan sejak Jumat sore. Wanita tersebut pergi ke klub tanpa sepengetahuan kakaknya yang cukup protektif jika itu menyangkut soal keamanan dan pergaulan Dowoon.

Dengan ditemani asisten kepercayaan, Dowoon menghabiskan malam dengan bahagia. Alkohol, musik, dan kelap-kelip lampu berbagai warna seolah sukses membantunya melarikan diri sejenak dari beban hidup yang bernama 'jabatan sebagai Direktur Pelaksana dan putri seorang konglomerat'. Dowoon memanfaatkan kesempatan langka itu untuk membebaskan diri, sepenuhnya menjadi diri sendiri yang sejati meski kemudian asistennya menghentikan dia sebelum makin bertingkah.

Dowoon belum mabuk, kesadarannya masih sangat bagus ketika sepasang mata bulatnya menangkap ada seorang pria tampan yang sedang menatap dan memperhatikan dia dari salah satu sofa yang dipenuhi oleh wanita berpakaian seksi. Menyadari jika Dowoon membalas tatap mata runcingnya, lelaki tampan dengan badan tegap itu bangkit dari sofa meninggalkan para wanita yang kemudian merengek dan berusaha untuk menahan kepergiannya.

Mata bulat Dowoon mengerjab saat pria berpipi chubby tersebut memberinya segelas alkohol sembari menyunggingkan senyum simpatik yang menggoda.

"Wajahmu tidak asing," ia berbasa-basi. "Apa kau pernah muncul di majalah atau TV?"

"Sepertinya kau salah orang," jawab Dowoon meminum habis alkohol yang diberikan lelaki yang tidak ia kenal itu lalu mengembalikan gelas padanya. Pria bermata runcing hanya tersenyum memandang gelas kosong yang ia terima.

"Bisa jadi," desis bibir tipis lelaki yang memperlihatkan rasa tertarik pada gadis ramping berkulit susu yang malah balik mengernyitkan kening memandangnya.

"Tapi biasanya aku tidak pernah salah mengenali wanita cantik."

Dowoon mengesah paham. Baru dia mengerti kenapa tiba-tiba pria tampan tersebut mendekatinya padahal mereka tidak saling kenal. Menilik cara bicaranya yang manis dan kenyataan dia tadi dikerubungi begitu banyak gadis, Dowoon dapat menyimpulkan jika kemungkinan lelaki itu adalah salah satu host di klub. Dengan kata lain, Gigolo.

"Ku perhatikan kau selalu sendirian sejak tadi. Mau ku temani?" pria bermata runcing menawarkan diri. "Klub ini punya banyak koridor dan ruangan, kalau kau berjalan-jalan sendirian nanti bisa nyasar."

Ah, manis sekali cara bicaranya. Speaking skill para Host memang tak bisa diremehkan, batin Dowoon. Diam-diam ia juga memperhatikan penampilan lelaki di depannya.

Berwajah (sangat) tampan, berbadan tegap, kulitnya agak kekuningan entah karena sengatan matahari atau memang sudah genetik namun yang pasti warna tan-nya itu seksi, ditambah caranya bicara juga sangat menyenangkan.

Boleh juga. Dowoon mengulum seringai kecil. Dia kelihatan manis, apa ku ajak tidur saja? Kebetulan sudah lama aku tidak tidur dengan seseorang.

"Apa kau sedang ada tamu?" tanya Dowoon.

"Tidak," lelaki di depannya menjawab cepat dengan sepasang mata menyalakan binar, nampak sekali ia merasa senang tawarannya tidak mendapat penolakan.

Writing Prompt by Myka #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang