2

57K 5K 206
                                    

'Saat ini hatiku masih kuat tidak tau besok atau lusa.'

***
"Hai Arinn... Gimana jalan sama Dewa? Enak ga? Pasti enak la ya, secara Dewa itu kan ganteng, kaya lagi." Keysya memainkan gunting ditangannya menatap lurus kearah Arin.

"K-kak Keysya? Ng-ggak gitu kak, k-kak Dewa kemarin yang maksa aku ikut," gugup Arin.

Suaranya bergetar, menandakan dia gugup berhadapan dengan Keysya. Ia sungguh tidak ingin dibully lagi oleh kakak kelas nya ini, tapi gimana caranya ia melarikan diri dari seorang Keysya saat ini?

"Hm... a-aku ada ulangan habis ini kak, j-jadi aku mohon sama kakak, lepasin aku k-kak."

"Lo kira gue peduli bitch! Lo uda ngusik hidup gue, dan lo harus tau akibatnya mengusik kehidupan seorang Keysya Aleenzea."

Keysya mencengkram dagu Arin kuat. Tatapan nya menajam, ia tidak akan membiarkan sih cupu ini lolos dengan mudah, bermain-main dulu tidak apakan?

Keysya melepas cengkraman tangannya dari dagu Arin, kemudian ia menjambak rambut Arin begitu kuat. Tangannya yang satu lagi ia gunakan untuk menggunting rambut Arin acak.

Arin hanya meringis diam, matanya sudah memerah dan dia tidak bisa melakukan sesuatu. Bukan tidak bisa, tapi ia sama sekali tidak punya keberanian untuk melawan Keysya.

"Le-ppass..sin aku kak, a-aku sama kak Dewa ga ada hubungan apa pun," ucap Arin disela-sela tangisannya.

Keysya menatap Arin tajam, lalu berkata "Sampai lo berani ngedeketin Dewa lagi, gue ga segan-segan untuk bunuh lo!  lo harus jauhin Dewa, awas aja kalo gue liat lo sama Dewa."

Keysya menghentikan kegiatannya, ia tersenyum puas melihat hasil karyanya. Tapi sepertinya ada yang kurang , ia mengambil tong berisi air bekas cucian pel, lalu ia siram ke badan Arin.

Byurrrr

Arin hanya menangis, ia hanya diam melihat semua perlakuan Keysya padanya. Kepalanya terasa sangat pusing, pandanganya mengabur  lalu ia kehilangan kesadarannya.

"Arinnnn!"

Itu suara Dewa yang datang tepat setelah Arin pingsan. Ia menghampiri Arin mengecek kondisi gadis itu, dan kondisinya begitu sangat mengenaskan.

"Dewa kamu ngapain sih nyamperin dia! Jauh-jauh dari dia Dewa, dia bau gitu ga pantes deket-deket kamu." Keysya menatap kesal bercampur emosi melihat Dewa yang tiba-datang, tapi malah nyamperin Arin dan bukan dirinya.

Dewa mengalihkan pandangannya menatap Keysya tajam, raut emosi benar-benar terlihat sekarang diwajahnya.

Keysya sudah keterlaluan, Dewa benar-benar tidak habis pikir dengan gadis itu yang bisa-bisanya membully Arin lagi. Padahal ia sudah memberikan peringatan  kepadanya.

"LO GILA KEYSYA! UDAH GUE BILANG GAUSAH GANGGU ARIN LAGI!" Ucap Dewa begitu keras.

"IYA GUE GILA! DAN SEMUA ITU KARNA LO DEWA KARNA LO!" Ucap Keysya sama kerasnya dengan Dewa.

Dewa menatap Keysya tajam, kemudian berkata, "Lo itu hanya terobsesi sama gue, bukan cinta! Karena kalau lo beneran cinta sama gue, lo ga akan nyakitin orang lain demi hasrat lo sendiri."

Setelah itu Dewa mengangkat Arin membawanya keluar dari toilet menuju uks sekolah.

Keysya hanya memandang dua orang itu dengan tatapan yang sulit diartikan, emosi diwajahnya masih sangat begitu terlihat. Melihat raut khawatir diwajah Dewa saat melihat kondisi Arin, semakin membuat dirinya membenci Arin.

Keysya mencoba mengatur emosinya dan hanya mengeluarkan tatapan datarnya.

Kemudian ia kembali ke kelas  untuk mengambil tas nya. Sewaktu ia dan Dewa berdebat, seperti nya bel pulang sudah berbunyi terlihat anak-anak kelas lain pada berhamburan keluar kelas untuk kembali kerumah. Ia hanya diam dan terus berjalan ketika mereka memperhatikannya.  Sepertinya mereka tau insiden Keysya yang membully Arin.

Ah iya, dia tau, pasti mereka melihat Arin yg digendong oleh Dewa tadi.

Tapi ia sama sekali tidak peduli dengan keadaan gadis itu, menurut nya ia sudah melakukan hal yang benar dan Arin memang pantas mendapatkan itu.

°°°

Plakkk

Suara tamparan itu datang dari tangan pria paruh baya dihadapan Keysya. Keysya hanya diam memandang pria itu, ia mengusap wajahnya yang terasa perih.

Ia terlalu lelah untuk menghadapi ayahnya sekarang, baru saja sampai dirumah sudah disuguhi tamparan oleh ayahnya.

"Anak tidak berguna! Kamu saya sekolahkan untuk belajar yang benar! bukan malah bolos pelajaran! Untuk apa saya mengeluarkan biaya banyak untuk kamu, kalau kamu tidak berguna untuk saya?"  Ucap pria paru bayah itu marah sekaligus ayah dari seorang Keysya, Rudi Harniawan nama pria itu.

Keysya hanya menatap ayahnya datar,  moodnya benar-benar hancur hari ini. Entah sampai kapan ia harus menerima semua kekasaran ayahnya itu, ia lelah selalu berpura-pura tenang padahal banyak seribu luka dihatinya.

"Kapan papa bisa bersikap lembut sama aku? Aku anak papa kan? Tapi kenapa sikap papa selalu kasar sama aku?" Ucap Keysya bertanya pada Rudi.

"Kamu tanya kenapa ha? Kamu hanya membuat saya sial! Karena kamu istri saya meninggalkan saya, karena kamu saya juga harus merasakan kehilangan orang yang saya sayangi," Ucap Rudi menatap Keysya tajam.

"Lalu apa papa ga pernah sayang sama aku? Sedikit aja rasa sayang papa apa gaada buat aku?"

Keysya hanya melihat Rudi terdiam menatap emosi padanya. Ia selalu berpikir, mungkinkah dia bukan anak kandung ayahnya? Kenapa ayahnya selalu saja memandang nya buruk? Ia juga ingin mendapat kasih sayang dari sosok ayah, tapi kapan dia akan mendapatkan itu?

"Aku capek mau istirahat, aku kekamar dulu pa. Papa jangan lupa makan." Keysya berusaha tersenyum, lalu meninggalkan Rudi menuju kekamarnya, mengusap air mata yang mengalir begitu saja.

"Ma... Eca kangen banget sama mama, papa ga pernah sayang sama Eca ma." Ucap Keysya memandang figur foto yang ia pegang.

Kamarnya inilah yang menjadi saksi betapa rapuhnya Keysya selama ini. Ia terlalu lelah berpura-pura menjadi sosok yang kuat dihadapan orang lain. Padahal faktanya, ia hanya sosok gadis yang rapuh.

***

YUHU JUMPA LAGI SAMA AKU🙌❤️
SALAM CINTA UNTUK KALIAN SEMUANYA 😗

Kata-kata untuk keysya ada?

Terimakasih yang uda vote and komen
Pantengin terus ceritanya yaa

Next gaa?

I'M KEYSYA NOT ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang