40

21.3K 2.1K 171
                                    

HAVE A NICE DAY GUYS

***
Meli mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Dirinya baru sampai di rumah larut malam, karena tadi mobil taksi yang ia tumpangi harus mogok di tengah jalan.

Sudah mood nya buruk karena perkataan Dewa, dia juga harus menunggu untuk mencari taksi baru lagi. Benar-benar menyebalkan.

"Non Meli kok lama pulangnya?" Ucap asisten rumah tangga Meli.

Meli menegakkan tubuhnya, "Mogok tadi bi taksinya, jadi yah gitu lah."

"O... Gitu, mau bibi siapin makanan non?"

"Gausah bi."

Asisten rumah tangga Meli menganggukkan kepalanya, kemudian dia teringat sesuatu.
"Oiya non, tadi temen nya non Meli dateng kesini cari non Meli. Tapi dari mukanya kaya emosi gitu."

"Siapa bi?"

"Non Abel seinget bibi, bareng cowo juga tadi."

Meli mengernyitkan keningnya bingung, mau apa Abel malam-malam datang kerumahnya? Dan bareng cowo? Mungkinkah cowo yang dimaksud asisten nya itu Bayu?

"Tadi maksud bibi mukanya emosi, maksudnya apa?"

"Soalnya tadi waktu bibi balik dari Alfamart, non Abel uda didepan rumah manggilin non Meli teriak-teriak gitu. Terus bibi liat banget tadi, kalo mukanya non Abel emosi gitu. Lagi berantem yah non?"

Meli menggelengkan kepalanya ragu, apa terjadi sesuatu disaat dia meninggalkan kafe tadi?

"Meli juga gatau bi, tapi besok Meli tanya deh sama Abel disekolah."
"Kalo gitu Meli naik ke atas ya bi, capek banget soalnya mau istirahat."

"Iya non."

Meli bangkit lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Tapi ketika menginjakkan kakinya di tangga, langkahnya berhenti. Mungkinkah Abel tau? Pikirnya.

°°°

Dewa dan Raka melangkahkan kakinya masuk di kediaman rumah orang tua Dewa. Seperti perkataan Dewa tadi sewaktu di kafe, papa nya ingin bertemu dengan Raka.

Raka terus melihat ke arah Dewa. Setelah mengetahui fakta tadi, dirinya jadi menghawatirkan pria itu.

"Lo yakin baik-baik aja Wa?"

Dewa menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah Raka. "Bohong kalau gue bilang gue baik-baik aja. Tapi lo tenang aja, gue bisa ngontrol diri gue."

"Setidaknya kita uda tau kebusukan Meli dan penyebab Keysya meninggal, gue sedikit lega untuk itu."

"Andai waktu bisa di ulang, gue pasti gaakan termakan ucapan Meli waktu itu." Lanjut Dewa tersenyum masam. Dia yang dulu dekat dengan Keysya sewaktu SMP, bahkan dia juga menyukai Keysya. Tapi karena ucapan Meli waktu itu yang ia tau bahwa itu hanya fitnah, dirinya jadi membenci Keysya.

Mengapa dulu dia percaya ucapan perempuan seperti Meli? Rasanya ucapan maaf pun, belum bisa mengobati rasa penyesalannya.

"Keysya pasti uda maafin lo. Dia itu baik, cuman ketutup aja sama sifat trouble nya, tapi malah itu yang buat gue cinta sama dia," ujar Raka teringat pertama kali dirinya bertemu dengan Keysya.

Dewa menatap tak suka Raka ketika pria itu mengatakan cinta pada Keysya.
"Gue juga cinta sama dia, malahan gue cinta sama dia dari SMP." Kesal Dewa lalu melangkahkan kakinya masuk.

Raka tersenyum kecil, dia tau Dewa kesal dengan ucapannya. Kemudian dia ikut menyusul langkah kaki Dewa.

"Ma, papa mana?" Ucap Dewa yang bertemu mama nya di ruang tamu.

I'M KEYSYA NOT ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang