Epilog

62 12 2
                                    

"Tae-aaa" Teriak gadis kecil yang berlari ke arah temannya yang berada di ayunan.

"Hati-hati Sohyun! Banyak lubang nanti kau jatuh!" Lubang yang ia maksud adalah genangan air hujan.

Belum satu menit setelah anak laki-laki itu berbicara, gadis kecil itu pun jatuh terpeleset menginjak rumput yang licin.

"Aish! Kan sudah ku bilang hati-hati" Anak laki-laki itu terlihat kesal, karena temannya ini menghiraukan ucapannya.

Bukannya kesakitan ataupun sedih karena dimarahi oleh orang yang didepannya ini. Gadis itu malah tersenyum lebar dan tertawa.

"Taeee!! Ayo main tanah-tanahann" Jeritnya kegirangan. Anak laki-laki yang bernama Taehyung itu sedikit menatap jijik tanah yang ia injak.

"Tidak!" Tehyung memalingkan wajah nya, menegaskan jika ia tidak akan melakukan hal tersebut.

"Kuku ku nanti kotor, aku tidak mau dimarahi ibu" Lanjutnya. Walaupun dirinya dicap sebagai anak nakal dan keras kepala dia tetap anak kecil yang takut tak diberi uang jajan oleh ibunya yang marah.

"Bilang saja jika Sohyun yang mengajakmu" ujarnya, sembari memoleskan tanah ke pipi Taehyung.

Anak laki-laki itu terlihat marah, dia tidak terima dengan tindakan yang dilakukan oleh temannya tersebut. Taehyung lantas menatapnya tajam dan balik memoles wajah Sohyun dengan tanah yang ada di pipinya.

"Bodoh! Aku tetap akan dimarahi tahu!" Ucap Taehyung di ikuti hentakan kakinya yang terlihat lucu. Sepertinya Taehyung benar-benar mengkhawatirkan uang jajannya yang akan dipotong.

Sohyun hanya diam, sambil menatap polos temannya yang sedang uring-uringan. Tak lama, Sohyun menepuk jidatnya, gadis kecil itu hampir lupa dengan tujuannya datang menemui Taehyung. Ya, gadis itu juga lupa dengan keberadaan tanah yang sudah menutupi seluruh telapak tangannya. Alhasil tanpa dirinya sadari jidat gadis itu sudah penuh dengan tanah.

"Taee"

"APA?!" Dari nada bicaranya saja, Sudah dipastikan jika Taehyung sedang kesal dengannya. Tapi itu percuma. Sohyun yang polos tidak mengerti dan tidak akan memperdulikannya.

"Kata eomma aku akan pindah rumah lagi" Rasa kesal Taehyung tiba-tiba menghilang setelah mendengar perkataan Sohyun.

"Pindah?" Ulang Taehyung.

"Hm!" Sohyun mengangguk, sembari memberi sebuah permen coklat kesukaan Taehyung, sebagai ucapan perpisahan darinya. Yang bungkusnya sudah kotor karena sudah terlapisi oleh tanah.

"Aku akan merindukanmu" Sohyun memeluknya erat, sedang Taehyung hanya menunduk menatap permen yang berada di telapak tangannya. Sepertinya Taehyung sudah tidak peduli lagi dengan bungkus permen yang sudah kotor.

Sohyun melepas pelukannya dia tersenyum menatap Taehyung yang masih diam mematung.

"Sohyun, apa kau akan benar-benar pergi?" Tanya Taehyung.

"Apa kau tidak capek terus menerus pergi seperti ini?" Kali ini Taehyung lebih menekankan kembali suaranya.

Sohyun melepas pelukan sepihaknya, dia menatap polos wajah Taehyung yang terlihat marah dan sedih.

"Aku tidak akan pergi, aku hanya pindah rumah. Kau bisa menemuiku di busan" Sohyun terlihat bersemangat ketika mengatakannya.

"Apa?! Busan?!" Taehyung tahu dirinya masih kecil tapi anak sekecil iapun pasti tahu jika jarak tempuh dari Seoul ke busan itu jauh.

My Soulmate is a Annoying Neighbor ||Where stories live. Discover now