03 - Accident

1.9K 203 14
                                    

Hari sebelumnya,

[Y/N] terduduk lemas di pinggir kasurnya. Ia sudah terdiam selama 20 menit dengan ponselnya yang ia pegang di atas pangkuannya. Tatapan matanya terlihat kosong. Ia hanya berkedip di saat matanya mulai kering. Dari tadi ia sama sekali tidak bergerak sedikit pun, bahkan ia juga mengabaikan telepon dari Jocelyn, sahabatnya sejak di bangku SMA.

Gadis berparas anggun itu membiarkan rambut basahnya yang sehabis keramas jatuh di pinggir wajahnya, merelakan tangan dan seprai kasurnya yang basah akibat tetesan dari rambutnya yang belum kering. Tidak hanya itu, ia juga menggigit bibir bawahnya hingga tanpa sadar ia melukainya, sehingga cairan merah mulai mengalir dari situ.

Sekonyol itukah aku?

Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya. Ia kini merasa dirinya adalah gadis paling menyedihkan di muka bumi. Jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya, serta kedua tangannya merasakan gemetar yang hebat. Tetesan keringat juga berpacu di kening dan telapak tangannya, menandakan bahwa si pemilik mata berwarna [E/C] itu sedang dalam fase terbawah dan juga terpuruknya.

Ran Takahashi, salah satu atlet voli timnas Jepang di Olimpiade, merespon seluruh pesannya dengan sebuah perkataan yang seakan menganggap isi direct message [Y/N] adalah sebuah lelucon.

Notifikasi pesan tersebut awalnya membuat si [Y/N] kegirangan karena idolanya akhirnya merespon puluhan pesan yang ia kirimkan sejak debut pertama Ran di Olimpiade. Namun kesenangan tersebut luntur saat ia membaca isinya.

[Y/N] harusnya bangga karena pesannya telah direspon. Perkataan Ran di direct message sebenarnya tidak terlalu menusuk hati, namun [Y/N] merasa pesan balasan Ran tersebut seperti mempermalukan dirinya. Bagaimanapun juga, gadis berparas cantik itu merasa jatuh sejatuh-jatuhnya.

Seperti ingin menghilang dari muka bumi, batinnya kesal.

Tetesan air mata lolos dari mata kirinya. Pertanda sebuah kesedihan yang dialami [Y/N]. Ia sudah tidak dapat membendungnya. Genangan air matanya akhirnya jebol seketika, berpacu di pipi mulus [Y/N]. Ia menggenggam erat ponselnya, tidak berani membuka Instagram-nya. Ia masih syok dengan apa yang ia baca dari Ran Takahashi.

Karena terlalu bingung dan sedih dengan keadaan yang ia rasakan sekarang, [Y/N] memutuskan untuk log out dari akunnya tanpa membalas pesan Ran barusan. Ia yakin ia pasti akan merasa lebih malu lagi jika Ran membaca balasan pesannya.

Padahal sejak pertama kali mengirim pesan kepada Ran Takahashi, ia sudah mengatur kata-kata yang sekiranya dapat Ran pahami dalam Bahasa Jepang. Sebagai seorang gadis yang minim berbahasa Jepang, ia terpaksa menggunakan bantuan penerjemah di internet agar Ran dapat memahaminya.

Tapi? Yang ia dapat malah sebuah pernyataan bahwa seluruh pesan yang selama ini ia kirimkan adalah hal konyol, diketik dari jari tangan seorang Ran Takahashi.

Sembari mengatur napas dan menyeka air matanya, ia beranjak dari kasur dan segera berkaca di depan sebuah cermin yang memantulkan pantulan tubuhnya yang dibalut piyama. Kalau kalian bingung mengapa [Y/N] mengenakan piyama di siang hari, itu karena ia berencana untuk tidur seharian setelah kelelahan di perjalanan dinas instansinya.

Idenya untuk log out sementara dari Instagram membuat dirinya sedikit tenang, tidak sepanik dan sesedih tadi. Ia tidak tahu maksud dari Ran membalas pesannya seperti itu, dan ia rasa sangat tidak mungkin baginya untuk bertanya alasan di balik itu.

[Y/N] akhirnya meletakkan ponselnya di atas nakas samping kasurnya, lalu ia rebahkan dirinya di atas kasur empuk dengan seprai dan selimut berwarna abu-abu.

Untuk melepaskan emosinya, ia meraih bantal dan menutupi wajahnya sehingga ia dapat berteriak kencang tanpa ada yang mendengarnya. Poor girl, She doesn't know the truth.

***

[Y/N] terbangun saat jam di ponselnya menunjukkan pukul 10 malam. Ia tidur lama sekali dan ia mulai merasakan tubuhnya yang kelelahan karena perjalanan panjang yang menguras tenaganya baik di kantor maupun di perjalanan dinasnya. Di beberapa bagian tubuhnya terpaksa diolesi salep anti nyeri dan dipasang koyo.

Bisa jadi kelelahan yang dirasakan [Y/N] juga bersumber dari kesedihannya tadi siang. Namanya juga sakit hati, sakitnya bisa menjalar ke mana-mana.

Gadis itu terbangun dengan kantong mata yang bengkak dan setengah lingkaran hitam yang menghiasinya. Wajahnya juga terlihat menyedihkan dan luka di bibirnya berbekas begitu saja. Orang yang melihat kondisi [Y/N] bisa menyangka gadis ini baru saja putus dari pacarnya.

Berhubung keesokan harinya ia mengambil cuti untuk beristirahat, ia akhirnya bangun dan mengambil beberapa makanan ringan dan juga minuman soda yang akan menemani dirinya menonton sebuah serial di layanan streaming. Senyum kembali terukir di ujung bibirnya saat [Y/N] telah masuk ke dunianya, mengobati rasa sakit hati yang ia dapati dari atlet pujaannya.

***

Pria berparas tampan itu sudah tiba di ruang tunggu keberangkatan penerbangannya menuju Osaka, lalu dijemput Anry dan langsung ke Kyoto (bandara terdekat dari Kyoto adalah Itami Airport yang berlokasi di Osaka).

Ada banyak sekali wanita yang berusaha untuk meminta foto dengan dirinya, namun terhalang oleh petugas keamanan yang melindunginya. Ran merasa sangat terbantu dengan mereka. Lagipula, pria ini sedang tidak dalam mood yang bagus untuk menyapa penggemarnya.

Ia sendiri tidak menyangka para penggemarnya masih bisa menyadari kehadirannya walaupun ia sudah mengenakan hoodie, topi, dan masker. Keberadaannya saat ini benar-benar membuat seluruh kaum hawa di seluruh dunia merasa tertantang untuk dapat bertemu secara langsung dengan dirinya.

Ran melangkah cepat menuju sebuah kursi yang menghadap langsung ke landasan pesawat. Ia mengembuskan napas lega saat sudah lepas dari kejaran para penggemarnya di gerbang masuk keberangkatan. Setidaknya di ruang tunggu ini tidak ada yang menyadari kehadirannya.

Sembari menunggu pesawat yang akan membawanya ke Kyoto, Ran membuka aplikasi Instagram untuk memeriksa apakah ada pesan masuk dari teman atau rekan timnya. Nihil, hanya postingan story dari para penggemar yang menandai dirinya serta ratusan pesan lainnya yang tidak ia baca.

Berhubung sedang dalam masa cuti, grup yang berisikan anggota timnas sama sekali tidak menunjukkan adanya informasi baru. Pelatih mereka meminta semuanya untuk beristirahat total sebelum memulai latihan rutin lagi.

Saat membuka direct message, ia sedikit curiga dengan salah satu penggemarnya yang menerima pesan yang seharusnya ia kirimkan ke Anry, ternyata tidak mengirimkan pesan lagi padanya. Padahal sebelum ia salah mengirimkan pesan tersebut, si pemilik akun tersebut sudah sangat sering muncul di notifikasinya walaupun hanya Ran baca di panel notifikasi tanpa meresponnya.

Apa mungkin ia merasa tersinggung? Ayolah Ran Takahashi, kau harus menyusun kata-kata untuk permintaan maaf padanya.

Lelaki blasteran itu hanya bisa berucap di dalam hati. Kesalahannya tersebut merupakan kesalahan pertama yang ia perbuat terhadap penggemarnya.

Dopamine | Ran Takahashi x ReaderWhere stories live. Discover now