[1.7] Wafi

78 13 0
                                    

Fadhel Wafi Alfaridis.


Johan definisi abang ga ada akhlak yang main lempar gitu aja sendal shallow dia yang udah kotor kearah gue yang baru datang ke ruang kerjanya. Nih gue kalau ga ada kaitannya sama kerjaan ga bakal mau kesini kenapa? Karena gue terlalu males buat jalan kaki, ya gue tau jaraknya mah ga seberapa, tapi namanya udah mager mah ga bisa diganggu gugat kan? Eh sekalinya gue udah niat malah di jamu dengan tidak baik kan kesal jadinya.

"Nih" Gue melemparkan sebuah dokumen ke arah Johan dan pas banget kena mukanya, gue sih dalam hati langsung ngomong mampus.

"Anjir Wafi main lempar-lempar aja gimana kalau muka gue kegores terus mata gue ke colok?" Orangnya memang gitu, ga mau diperlakukan sama seperti dia memperlakukan orang lain.

"Bodo amat" Jawab gue singkat sambil duduk di sofa kecil yang ada di ruangan ini dan langsung menutup mata. Sumpah gue capek banget hari ini, numpang tidur bentar ga apa-apa kali ya.

"Kasihan banget dokter Wafi kecapekan," Yang ngejek gue bukan Johan, tapi musuh kedua gue setelah Johan yaitu Rendra. Gue ga tau fungsinya dia ada disini tuh buat apa awalnya mau nanya, tapi ga jadi takut Rendra kegeeran ditanya gue.

"Padahal kerjaannya di lab terus ga keluar-keluar nih kalau capek ya capekan gue," Nah ini musuh utama gue ikut-ikutan, mana bawa-bawa pekerjaan lagi. Kan gue merasa tersindir karena, ga punya teman yang bisa diajak ngebalas ucapannya.

Ngomongin pekerjaan gue sekarang jadi ahli toksologi, nah loh pada tau ga? Asing ya? Tenang gue juga awal-awal gitu merasa asing sama falkutas yang gue ambil waktu zaman kuliah. Tapi, setelah masuk dan beradaptasi gue malah dibikin jatuh hati sama toksologi. Walaupun sebelum itu gue harus belajar mati-matian diantara gempuran teman-teman yang pintarnya masyaallah banget, gue sampai-sampai overthinking tiap kali ujian. Tapi, semuanya terbalaskan setelah gue kerja.

Nah ahli toksologi tuh kerjaannya ngapain sih? Jadi pekerjaan gue berkaitan dengan dektesi, yaitu indetifikasi pengukuran obat-obatan dan senyawa asing lainnya yang dapat berupa bahan kimia, pestisida, obat-obatan, penyalahgunaan obat-obatan serta racun alami. Seorang ahli toksologi juga dapat membantu dalam diagnosis dan dalam beberapa kasus pencegahan keracunan. Percayalah jadi ahli toksologi kalian harus siap punya koneksi yang luas karena, tiap hari dan tiap jam seengaknya ketemu sama 1 sampai 7 orang yang berbeda. Bisa dari ahli patologi, pemadam kebakaran, polisi, bahkan dokter forensik. Capek? Jujur iya. Tapi, gue harus tanggung jawab sama apa yang gue pilih. Sia-sia dong kuliah gue beberapa tahun kebelakang kalau ujungnya gue nyerah gitu aja.

Tadi gue dapat sampel dari instalasi forensik buat dianalisis dan setelah dapat hasilnya gue langsung berangkat menuju salah satu ruangan dokter disana yang sebenarnya males banget buat gue temeuin. Nah Benar aja kan baru aja gue sampai di ruangan kerjanya gue malah di semprot sama si Johan katanya gue lama banget. Lah doi pikir menganalisis suatu zat kayak bikin teh gitu? Cukup cuman 2 sampai 3 menit doang? Yakali, udah mah ditambah sama teknologi di Indonesia yang masih minim ya nambah lagi lah waktunya.

Dichlorvos dan phenthoat? Pestisida maksudnya?" Johan bertanya ke gue setelah di baca laporan yang tadi gue lempar kearahnya.

"Benar, hasil pengujian tadi menunjukkan kalau korban telah terpapar dichlorvos dengan konsrentrasi yang cukup untuk menimbulkan kematian dan phenthoat yang di cerna".

"Bentar apa tadi dichlorvos phenthoat thoat? Itu apaan?" Tanya Rendra bingung.

"Pestisida golongan organofosfat yang bisa nimbulin keracunan karena menghambat enzim kolinesterase, timbul 6 sampai 12 jam setelah paparan."

"Kenapa lo yakin kalau korban terpapar dichlorvos phenthoat?" Tanya Johan.

"Dalam pemeriksaan secara internal darah jantung korban bewarna merah kehitaman, mukosa esofagus didenaturasi berubah warna menjadi kecoklatan dan kehilangan elastisitas, dalam lambungnya juga ditemukan cairan berlumpur coklat dengan bau yang mudah menguap" Jawab gue yang menunjukkan ciri-ciri tubuh terpapar dichlorvos dan phenthoat.

BAKADUNG Vol 1 [SVT]Where stories live. Discover now