Yang aku takutkan

85 4 0
                                    

Oke.

Sekarang rasanya mati adalah pilihan terbaik daripada harus merasa gugup sampai rasanya tercekik begini. Kemeja sekolah dan vest ku sudah banjir keringat dingin. Tapi yang paling menyiksa adalah degup jantungku yang makin menggila di dalam tubuh. Ugh... Rasanya seperti mau meledak.

Ku lirik lagi kedua Senpaiku yang berjalan beriringan didepan. Jika saja tak sedang berada disekolah, rasa hormatku pada yang lebih senior dan yang lebih tua. Maka akan ku pastika keduanya menerima lebam banyak di sekujur badan.

"Ayo berjalan lah lebih cepat. Kau tak mau mereka menunggu kita kan?".

Aku mengganguk, lalu berjalan sedikit   lebih cepat. Jantungku semakin ber-disko ria disana. Aku gugup dan takut setengah mati.

Kami-sama bisakah aku yang tak berharga ini jangan sampai mati di sana?!. Jerit batinku.

Tanpa sadar kami sudah berdiri didepan pintu Gymisum. Dari luar sini saja aku bisa mendengar banyak suara decitan sepatu, suara sesuatu yang dihantamkan dan suara sorakan. Gugupku kian menjadi.

"Nah, Hana-chan. Kau hanya perlu memperkenalkan diri saja. Jangan gugup seperti orang mati begitu! Hey!".

"Ya aku mati. Shimatta"

"Ayolah Hana-chan. Tidakkah kau ingin mengubah hidup monotonmu itu? Sayang juga lho kemampuan analisis berharga mu itu jika tidak digunakan".

Kedua Senpai sialan ku tak akan tahu apa yang aku takutkan sebenarnya. Oh ayolah Hana-chan ini bukan takut akan tugas dan permintaan Coach untuk menggunakan analisis ekspensis yang aku miliki ini. Ada yang jauh lebih menakutkan dari itu.

"Ja, Hora~. Ohayou!".

Dan inilah yang aku takutkan. Sayonara yo Sekai.

TBC.

Pendek banget ya?. Ya begitulah, tapi santai. Kedepannya mungkin akan lebih panjang. Gimana dapat gak feel Hanabu nya?

Shiratorizawa managerWhere stories live. Discover now