Who him?!

39 3 0
                                    

Sepulang sekolah.

Dikarenakan aku sudah menjadi manager, sepulang sekolah kali ini aku tak langsung pulang. Tentu kalian tahu bukan tugas seorang manajer? Jadi sepertinya aku tak harus lagi menjelaskan.

"Nakagawa-san".

Ketika aku akan melangkah masuk kedalam Gym, tiba-tiba saja Ichibana memanggil ku. Dia adalah teman sekelas ku.

"Ada apa Ichi-kun?

"Ada yang mencarimu. Dia berada di gerbang"

Aku terdiam sesaat, sebelum akhirnya sadar.

"Ichi-kun bisakah kau bawakan ini kedalam? Tolong ya"

"Baik"

Aku langsung berlari menuju gerbang sekolah. Ini gawat, gawat, sangat gawat. Jangan sampai banyak orang yang mengenalinya.

Aku berlari sekencang mungkin dan benar saja, orang itu sedang mematung disana, menjadi tontonan beberapa siswa-siswi. Lebih parahnya lagi, dia malah mengenakan jaket klub sekolah. Astaga, Kami-sama apa kau tengah mengujiku sekarang?!.

Apa dia bodoh?!

Tidakkah dia tahu jika jaketnya itu sangat mencolok?!.

"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!". Sentak ku.

Dia terkejut. Berbalik dengan alis bertaut dan tatapan yang entah hanya perasaanku saja atau memang benar, sedikit menggelap. Seperti sedang marah

Ah! Peduli apapun itu. Aku langsung menarik kerah jaketnya dan menyeret pria bodoh ini keluar wilayah Shiratorizawa. Terlalu bahaya jika banyak yang melihat interaksi kami berdua. Semuanya bisa terbongkar dengan cepat dan aku tak mau itu.

Setelah dirasa cukup jauh, aku langsung melepaskan cengkraman padanya. Untung ini sepulang sekolah, jadi tidak dihitung bolos. Jika iya, pria bodoh ini yang akan menanggung nya.

"Jadi kenapa kau kemari? Bukankah kita sepakat untuk tak saling bertemu?".

"Hey sopan kah berkata begitu padaku? Aku ini setahun lebih tua".

"Cukup! Katakan saja apa mau mu?".

Dia melepaskan maksernya. Sekarang aku bisa melihat seringai licik pria menyebalkan ini. Heh, tak-tiknya boleh juga. Mencoba mengendalikan pilihan ketika aku berada di zona rapuh. Cerdik juga.

"Pulanglah, kembali ke rumah dan sekolah lama".

BUAGH....

okeh. Kali ini tidak ada lagi penahanan diri. Aku sudah terlalu sering menahan keinginan untuk meninju wajah menyebalkan itu dan sepertinya kali ini waktunya tepat.

"Sekarang lebih baik jika kau kembali ke rumah bibi Semi sebelum ku buat lebih parah".

Setelah memberinya sedikit peringatan, aku langsung berlari kembali ke sekolah. Tapi sepertinya beberapa dewa sedang tidak menyukaiku hari ini.

"Siapa dia?".

Ah. Fine.

Aku rasa kebenaran ini akan lebih cepat terbongkar dari dugaanku.

TBC.

Shiratorizawa managerWhere stories live. Discover now