-4-

491 68 1
                                    

Hyunjin yang ditinggal oleh Bangchan hanya menangis di mejanya sendirian. Ia sedih karena melihat bagaimana kekasih dari crush nya itu datang dan memarahi kekasihnya, iya dia dan Bangchan barusan habis jadian sebelum Seungmin datang dan melabrak Bangchan.

Sebenarnya Hyunjin tak tega pada Seungmin yang merupakan teman satu sekolahnya ini. Ia malah berfikir kalau ia sudah menjadi pelakor dalam hubungan Bangchan dan Seungmin. Tapi mau bagaimana lagi? Ia lebih dulu naksir Bangchan namun sialnya malah Seungmin yang duluan jadian dengan Bangchan.

Minho melihat semuanya, namun ia hanya diam di tempat sampai Bangchan dan Seungmin pergi. Juga saat ini ia melihat bagaimana kekasihnya itu menangis. Ia tak tega, dan langsung menghampiri Hyunjin yang menangis sesegukan sendirian di mejanya. Minho pun memutuskan untuk berjalan mendekati kekasihnya tersebut.

"Hyunjin" Panggil Minho lembut.

Dan Hyunjin yang menangis langsung saja berdiri dan memeluk Minho. Ia langsung peka dengan suara Minho makanya gadis itu tanpa fikir panjang langsung memeluk orang yang berdiri di belakangnya ini.

"Hiks I am so glad you're here! Hiks anterin aku pulang ya kak" Ujar Hyunjin sesegukan.

"Oke"

Dan Minho menggandeng tangan kekasihnya keluar dari kafe setelah membayar tagihan makanan Hyunjin dan Bangchan. Minho baik sekali bukan? Iyalah, ia menginginkan pahala yang berlipat ganda dari Tuhan dan pas mati nanti bisa masuk surga. Haha.

Setiba dimana motornya terparkir, Minho menatap wajah kekasihnya yang saat ini dipenuhi oleh air mata. Ia menghapus air mata Hyunjin menggunakan ibu jarinya.

"Kamu kenapa bisa berada disini dan gak ngabarin kakak kemarin, hm?"

Tanya Minho pada kekasihnya. Walau tadi ia telah mengetahui alasannya, namun Ia hanya ingin mengetes, apakah kekasihnya ini mau menjawab dengan jujur padanya atau tidak.

"Hiks maaf kak" Hyunjin menangis lagi.

"Kamu kenapa minta maaf sayang? Kamu kan gak salah? Kakak kan  tadi cuma nanya. Dan juga kamu kenapa bisa ada disini dan dengan keadaan seperti ini? Apa yang membuatmu menangis?" Tanya Minho yang masih setia menghapus air mata kekasihnya.

"A-aku,, aku hanya ingin bermain di sekitar sini kak. Dan alasan aku menangis,,, karena aku,, aku,," Ujar Hyunjin terbata-bata. Ia takut mengatakan yang sebenarnya dan memilih untuk menangis lagi.

Minho segera memeluk Hyunjin yang malah menangis dan kekasihnya itu membalas pelukannya. Padahal kemarin-kemarin ini kekasihnya itu tak mau membalas pelukannya.

"Kakak tau" Ujar Minho sambil masih memeluk Hyunjin dan mengelus rambut kekasihnya lembut. Minho memilih untuk memberitahu semua apa yang ia lihat dan dengar tadi karena Hyunjin tak kunjung menjawabnya dengan jujur.

"M-maksud kakak?" Hyunjin segera melepas pelukan dan menatap Minho dengan matanya yang memerah serta hidungnya kembang-kempis menahan ingusnya. Hampir saja membuat Minho jatuh lagi pada pesona sang kekasih, namun ia menggeleng.

"Iya kakak tau kok semuanya. Bahkan kakak juga dengar kok semua curhatanmu sama laki-laki itu, yang sialnya orang itu adalah senior kakak di kampus"

Hyunjin menunduk takut. Ia bahkan tak mampu menatap mata Minho dan masih saja setia menunduk. Minho yang gemas meletakkan kedua tangannya pada masing-masing pipi Hyunjin dan ia angkat wajah Hyunjin agar kekasihnya itu dapat menatap matanya.

"Maafin kakak ya sayang,,, maaf kalau kakak hanya bisa memberimu gelang murahan buatan kakak sebagai hadiah, maaf kalau kakak belum bisa bawa kamu ke tempat yang kamu suka, maaf kalau kakak belum bisa menuhin kebutuhan kamu, maaf kakak belum bisa kayak Bangchan yang setiap saat bisa menghibur kamu, memberimu cincin emas, memberimu bunga, membawamu ke tempat yang kamu suka,

[4] UNTITLED | Lee Know & Kim Seungmin | 2MINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora