2. "365; End of Cinderella Parallel Universe."

6.1K 1.8K 687
                                    

KATA AUTHOR:

Pertama, aku mau bilang baca elite klass ini per season. Season 1 (bab 1-10), Season 2 (bab 11-20), dst.

Kenapa?

Setiap season vibes-nya beda drastis, tingkat ketegangan, dan informasi materi.

Kalian bakal pusing beberapa bab awal, tapi semuanya bakal terjelaskan sejalan alur.


[] [] []

"𝐏𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐧𝐲𝐚."

[] [] []

Epilogue: "The Day Like In 19th Century."

"Dengan ini diputuskan Heraquen Eilaria Yovanka dihukum mati atas pembunuhan berencana Presiden Indonesia, Duta Besar Amerika, juga dibalik kegaduhan dunia mengenai tuduhan tak berdasar atas 2AITO."

Tidak!

Bukan Aku pelakunya!

Kualihkan atensiku pada Caithlin, kembaran tiri yang kini tengah duduk dikursi penonton diantara beberapa temanku. Dia pasti tengah menangis sesegukan.

"Caithlin... " Lirihku pelan yang kini sudah memberanikan diri menatap wajahnya. Saat itu pikiranku kosong. Dahiku berkerut tak mengerti saat bertukar pandang dengannya. Caithlin tersenyum. Amat lebar.

"Bodoh." Dengan gerakan bibir tanpa suara itu aku dapat menangkap artinya.

Dari rasa dilema berkepanjangan, aku baru menyadari bahwa segala tuduhan dan bukti palsu itu Caithlin lah dalangnya.

Sejak kapan?

"... Sidang selesai. Ananda Heraquen segera dibawa ke ruang eksekusi."

Tubuhku tak berdaya menuruti para petugas sedang pikiranku berkecamuk. Amarahku meluap dalam batin. Air mataku mencuat, terjebak dalam rasa perih dan sesak.

"Tunggu Pak! Tunggu sebentar! Saya ingin mengatakan sesuatu terakhir kalinya! Heraaa!"

Dari antara itu sontak aku menoleh mendapati Caithlin dengan raut piasnya--yang kini kutahu hanyalah ekspresi palsu. Ia berlari dan menyingkirkan para petugas yang menghalangi.

Setibanya dihadapanku, Caithlin menunduk berbisik. "Sampah harus dibuang ditempatnya. Beban harus disingkirkan sebagaimana mestinya."

"Coba saja kalahkan aku di kehidupan selanjutnya." Selepasnya Caithlin tersenyum samar dan berbalik, mendadak menangis sesegukkan. Sebagai aktor remaja yang naik daun, jelas aktingnya sangat hebat dan berpengalaman sejak kecil. Mataku tak berkedip. Dari sudut yang memburam, kudapati cowok bertubuh jangkung yang sedari tadi berdiri di belakang seorang petugas.

Dia Taran. Cinta yang selama ini kupendam bertahun-tahun lamanya. Rasa yang tak ingin kuakui. Hati yang terus bergejolak akan suka.

"Maaf."

Itu kata terakhirnya.

Pintu cokelat ruang sidang ditutup. Para petugas menyeretku bagai manusia hina tak berakal ke balik pintu jeruji besi berlapis-lapis. Haruskah aku menyatakan perasaan saja ya, sebelumnya?

ELITE KLASS [END]Where stories live. Discover now